Kejadian kemarin tentang bayangan hitam masih menghantui pikiranku, belum lagi perkataan ayah yang membuatku penasaran setengah mati oh iya dan satu lagi kesialan yang ku alami akibat memikirkan si bayangan hitam di samping lemari, yah begitulah aku menamainya.
"Hayooo lagi ngelamunin apa kamu Ra?" tanya Bastian yang tiba-tiba sudah duduk dengan tidak tahu dirinya di sampingku.379Please respect copyright.PENANAhYK4bt9K9m
"Penyakit Kepomu kambuh?"
"Astaga Ra kamu tuh tega yah." katanya sambil mengerucutkan bibir sok imut yang malah membuat aku jijik melihat kelakuannya itu.379Please respect copyright.PENANAzdR2MHM3fv
"Sumpah otak kamu butuh dokter ahli, sekarang juga jika bisa Bas."
"Kamu itu benci banget sama aku yah Ra?"
"Bukan benci lagi Bas tapi udah akut, kalau penyakit aku udah sekarat sekarang."
"hahahahahah lucu kamu Ra."
Nah manusia satu ini memang aneh, di katai malah ketawa sungguh seorang Bastian dengan otak dangkal. Tapi aku sangat bersyukur punya teman seperti dia yang tak pernah menjauhiku walaupun aku bersifat kasar padanya.379Please respect copyright.PENANA2noh5LaueL
"Jadi kamu kenapa?, cerita biar aku bisa bantu Ra, aku tuh tidak tega lihat kamu setiap habis kuliah duduk di bawa pohon ini sambil melamun kasian tau penunggunya terganggu melihat wajahmu yang jeleknya kebangetan."
"Eh kampret kamu itu mau dengar aku curhat apa mau menghina?" tanyaku dengan wajah datar yang membuat Bastian diam menahan tawa.
Akhirnya aku menceritakan tentang apa yang kulihat kemarin di rumah, aku percaya pada Bastian karena dia adalah orang yang selalu ada ketika aku kesusahan tidak seperti mereka yang hanya akan baik kepadaku ketika ada tugas selebihnya cuek bebek.
"Sampai sekarang kamu tidak tau siapa yang berdiri di samping lemari itu?"
"Iya Bas, sampai aku takut untuk keluar kamar ketika masih gelap." kataku sambil memeluk erat kedua lututku.379Please respect copyright.PENANACqWiDa7Zif
"Tak apa Ra jangan takut, mungkin kamu cuma salah lihat buktinya bayangan itu tidak pernah muncul lagi kan?"
Aku mengangguk membenarkan perkataan Bastian. Karena sudah hampir gelap aku dan Bastian memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.
Sesampainya di rumah aku diam membeku di depan rumah yang masih gelap gulita seolah tak ada yang menghuni rumah ini. Akupun dengan langkah pelan memasuki rumah sambil meraba dinding untuk mencari saklar.
tek
bunyi saklar namun lampu tak menyala di ruang tamu akhirnya aku mencoba beberapa kali sampai akhinya menyala tapi..
blusssssss
sreeett
kriettt
"itu suara apa?" gumamku sambil gemetaran
"Ibuu.. ayaahhhh." teriakku sekencang mungkin berharap yang melintas dan membuat suara barusan adalah ibu atau ayahku.
Namun tak ada sahutan dari mereka berdua dengan keberanian yang masih tersisa aku menguatkan kaki berlari menuju kamar dan sesaat mataku menangkap bayangan yang sama persis dengan apa yang ku lihat kemarin di samping lemari.
sampai kamar kakiku lemas seperti jeli yang ada di kulkas ibu bukan hanya itu suara nafasku yang tak terkontrol itu bisa membuat tetangga terbangun tapi tak ada satupun suara yang bisa terdengar olehku.
Akupun berlari naik ke ranjang lalu membungkus diri dengan selimut tebal. Masa bodo dengan suara perutku yang memberontak minta diisi serta bau keringat yang menganggu penciumanku. Kedua mata ini aku paksakan untuk terpejam dan itu berhasil aku terlelap.379Please respect copyright.PENANAmbfP2hFSky
Aku terbangun di sebuah ruangan yang sangat megah dan asing bagiku.
"Tunggu bukannya tadi aku tertidur di kamar?" gumamku seakan tak percaya di mana aku berada sekarang.
Setelah memperhatikan sekeliling tempatku terbangun ini, aku baru sadar ternyata banyak manusia di sekitarku bukan tunggu siapa mereka?, aku menatap mereka semua dengan tatapan bingung dan tiba-tiba saja mereka berbalik menatapku dengan wajah yang..
"Aaakhhhh setaaaaannn, ibuuuuuu tolong." aku berlari tak tentu arah tapi semakin aku berlari sekuat tenaga mereka tetap berada dekat di belakangku .379Please respect copyright.PENANAzSX7CqJPsM
Dengan langkah yang begitu cepat serta keringat yang mengucur dengan tidak indahnya di wajahku membuatku kesusahan untuk melihat kedepan.
Bayangan hitam serta setan yang kulihat tadi berada di depan dan belakangku seolah tak mengizinkanku untuk pergi kemana-mana.
"Ibuuu,, ayaaahh Rara takut huhh huu huuhh."
hiks hiks hiks
Aku menutup mata sambil menangis saking takutnya, sampai tubuh terasa tergoncang dengan hebatnya.
"Ra bangun sayang, kamu kenapa?" suara ibu yang khawatir membuatku membuka mata dan kulihat ibu yang panik sedang berada di sampingku sambil mengelus lembut rambutku.
"Ibuu hikkss ibuu.. Rara takut hikss.."
Tangisanku membuat ayah yang menikmati sarapan bergegas berlari kedalam kamarku.
"Bu, Rara kenapa?" tanya ayah yang sama paniknya dengan ibu.379Please respect copyright.PENANAjD2YbfaPkV
"Rara mi..m..pii bu..ur..uk yah." kataku terbata-bata yang masih berada di pelukan ibu, oh jangan lupakan air mata yang masih mengalir dan ingus yang tak hentinya keluar dari hidungku. Ayahpun ikut memeluk dan menenangkanku.
Hari ini aku tak masuk kuliah, mimpi sialan itu membuatku terkena demam cukup tinggi belum lagi hidungku memerah akibat menangis seharian.
tok tok tok
"Ra ada teman kamu mau jenguk tuh."
"Pasti Bastian yah bu?"
"Loh memangnya kamu punya teman lain selain si Bastian yah?"
Sungguh ibu yang baik mengejek anaknya yang sedang sakit seperti ini
"Tidak bu tidak punya, yasudah suruh masuk saja nanti dia ngomel kalau nunggu lama di suruh masuk."
"Sebentar ibu panggilkan." kata ibu yang senyam-senyum tidak jelas sambil menutup pintu kamar.
setelah beberapa menit ibu meninggalkan kamarku Bastian tak kunjung datang. Kemana perginya manusia menyebalkan itu.
tok tok tok
"Masuk."
"Eh Rara, ternyata kamu bisa sakit juga?" tanyanya dengan tawa yang di tahan
"Tumben sebelum masuk ketok pintu?, biasanya juga tidak tahu diri kamu masuk begitu saja."
"Kan kamu lagi sakit, takutnya kamu tidur terus ileran, terus ngalir kemana-mana terus kamu mau bersihin dulu, gitu Ra."
"Teroooss hina aja terooos Bas."
heheheheh
Suara cengengesan dari Bastian membuatku ingin melemparkan hp ke kepalanya yang keras itu.
"Bukannya kamu datang dari tadi, kenapa masuknya baru sekarang?" tanyaku heran.
"Ohhh ituu aku lagi bantu calon mertua nyicipin kue buatannya tapi karena enak aku makan dulu kuenya sebanyak mungkin Ra, hehehehe."
"Dasaaar kamu yah manusia tidak tahuuu diri,, gitu yah niatnya mau jengukin aku tapi liat yang manis-manis dikit langsung belok niatnya."
"Eeehhhh omongan kamu kok ambigu gitu yah Ra?"
"Masa bodo Bas, sana pulang aku mau tidur percuma di jengukin kamu."
Dengan kesal aku menarik selimut menutupi seluruh badanku hingga tak terlihat sedikitpun. Awalnya aku ingin menceritakan mimpiku kepada Bastian, tapi karena moodku di hancurkan dalam waktu sepersekian detik oleh manusia laknat yang dengan kurang ajarnya masih duduk dan tertawa terpingkal-pingkal seolah yang ku lakukan melawak untuknya, niat itupun hilang dan lebih memilih berdiam diri di balik selimut.
"Kok suara Bastian hilang?" tanyaku dalam hati sampai suara lembut dan sentuhan membuatku sadar bahwa manusia laknat itu berada tepat di samping kiriku.
"Cepat sembuh Ra." bisiknya sambil mengelus kepalaku lembut setelah itu aku mendengar langkah kaki menjauh dari kamarku dan suara pintu yang ditutup sangat pelan yang mengisyaratkan bahwa Bastian benar-benar sudah tidak berada di kamar ini.379Please respect copyright.PENANAjI5FYjBo7l
Mimpi apa sebenarnya itu kenapa sangat nyata bagiku?
ns18.221.40.13da2