
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
2534Please respect copyright.PENANAlNrdvCQvLe
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
2534Please respect copyright.PENANADpr6AvxX9Q
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
2534Please respect copyright.PENANAzJFRVSZa2Q
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
2534Please respect copyright.PENANAVa1zYZBZxw
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
2534Please respect copyright.PENANAooZXg5VSJV
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
2534Please respect copyright.PENANAJjsQ10bmFB
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
2534Please respect copyright.PENANAAcEGTyl3Bd
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
2534Please respect copyright.PENANAZTYjQl2nuB
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
2534Please respect copyright.PENANA44XnbLQmS1
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
2534Please respect copyright.PENANA9zfifZIPcp
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
2534Please respect copyright.PENANAKljIdJqeE0
"Ngadep sana, kambing!"
2534Please respect copyright.PENANAA23cn7QaLs
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
2534Please respect copyright.PENANAGxJu7CXhGg
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
2534Please respect copyright.PENANADzFwNIMYce
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
2534Please respect copyright.PENANAV5LBquf2TL
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
2534Please respect copyright.PENANAy6ohINSB5L
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
2534Please respect copyright.PENANA6v56R8IzsU
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
2534Please respect copyright.PENANAIECdDdj04d
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
2534Please respect copyright.PENANAIxWPB4OFbL
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
2534Please respect copyright.PENANAaZQgQDdhfY
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
2534Please respect copyright.PENANAumTo5bQvdh
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
2534Please respect copyright.PENANAwqZ7jIBxhZ
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
2534Please respect copyright.PENANAV8hPFXNSek
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
2534Please respect copyright.PENANAt1OPUJz4Yh
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
2534Please respect copyright.PENANAItbV1UBjcr
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
2534Please respect copyright.PENANAAcx6rnobx6
*******
2534Please respect copyright.PENANAMPFRY3OfG4
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
2534Please respect copyright.PENANA0pZmgEyBa9
"Cantik..." kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAV8jYZETCaB
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
2534Please respect copyright.PENANAT6kbC4xcE4
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
2534Please respect copyright.PENANAFHFhztEanM
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
2534Please respect copyright.PENANALhaeDMl9r4
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
2534Please respect copyright.PENANAk81PZlCNTk
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
2534Please respect copyright.PENANA2wwWBBCXPx
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
2534Please respect copyright.PENANAX9jaHgAGiF
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAb1YSNrfDnK
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
2534Please respect copyright.PENANA5KBWNlV66T
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
2534Please respect copyright.PENANAkG41mIvQyp
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
2534Please respect copyright.PENANAvhGOEJ5l4G
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
2534Please respect copyright.PENANAfASnwV9uiC
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
2534Please respect copyright.PENANAJ1wSN0FBFf
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
2534Please respect copyright.PENANAS0iARjkc8P
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
2534Please respect copyright.PENANAhqDr0TtYCU
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
2534Please respect copyright.PENANA74wSYFPe5h
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
2534Please respect copyright.PENANAf3ApWjfdpA
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
2534Please respect copyright.PENANAUXhvZYbmbR
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
2534Please respect copyright.PENANAHSITL322FD
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
2534Please respect copyright.PENANA06hsWl4CSm
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANA8p0nmE7yCE
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
2534Please respect copyright.PENANAGhOZUlymN7
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
2534Please respect copyright.PENANACkXqPuICJk
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
2534Please respect copyright.PENANAipkMDFagKR
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
2534Please respect copyright.PENANALiPuHIZEUm
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
2534Please respect copyright.PENANAYn6Vg3jSaW
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
2534Please respect copyright.PENANAYHAufETrRy
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
2534Please respect copyright.PENANAz3zih0xakd
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
2534Please respect copyright.PENANAl4FBokKjDA
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAeQSDNOstzp
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
2534Please respect copyright.PENANAniMyQXcKNR
*****
2534Please respect copyright.PENANAaE3yaPvtBj
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
2534Please respect copyright.PENANAfiNBbKIzAj
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
2534Please respect copyright.PENANAs7fITcuK7w
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
2534Please respect copyright.PENANAFH7f6gVkPZ
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
2534Please respect copyright.PENANA2M5xjGEEQE
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
2534Please respect copyright.PENANACh3MnkDI7j
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
2534Please respect copyright.PENANAugw3zNt1hb
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
2534Please respect copyright.PENANAGkvaz7fMFa
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
2534Please respect copyright.PENANAUGWGW0tVIl
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
2534Please respect copyright.PENANALYKK8N4EEQ
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
2534Please respect copyright.PENANA3udWtx3YYU
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
2534Please respect copyright.PENANA74FJPTyCU2
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
2534Please respect copyright.PENANANHEj8BAVHa
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
2534Please respect copyright.PENANAx1ybhuuPPa
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
2534Please respect copyright.PENANAU4lG3ugnAi
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
2534Please respect copyright.PENANAFenFwM0mmO
"Ci..." kata Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAXLYn8htIus
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
2534Please respect copyright.PENANAYPcyA0XfT8
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAKz7UDhqV8A
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANASaIMvhUczV
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
2534Please respect copyright.PENANAjuZVQiCL5t
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAXMhmhZi1er
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
2534Please respect copyright.PENANAVc6WNsGSPq
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
2534Please respect copyright.PENANAcVtw0RZI5C
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
2534Please respect copyright.PENANARCBXlPDECE
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
2534Please respect copyright.PENANAenPvmbS42Y
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
2534Please respect copyright.PENANAMRdle0J4SO
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANALfIP1uCvxY
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
2534Please respect copyright.PENANA8kq90HLxZ3
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
2534Please respect copyright.PENANA37sKWTioCu
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
2534Please respect copyright.PENANApqykeC5Sdt
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
2534Please respect copyright.PENANAlInBtUOfXf
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANA9gbXKYdIiY
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
2534Please respect copyright.PENANAWda1DMSHhI
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
2534Please respect copyright.PENANAQXQ2CC2CYn
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
2534Please respect copyright.PENANA0fJRdNxjE9
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
2534Please respect copyright.PENANAfHZPQBLsNZ
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
2534Please respect copyright.PENANAByySyU5ox4
*********
2534Please respect copyright.PENANArXtJiqVZXk
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
2534Please respect copyright.PENANANblxBxy5xo
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
2534Please respect copyright.PENANAWDes3aHNLP
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
2534Please respect copyright.PENANA1wKJj1kUqL
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
2534Please respect copyright.PENANAAlLKFYTMoh
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
2534Please respect copyright.PENANAGMAf4s6jH2
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
2534Please respect copyright.PENANAhx70uOmKPV
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
2534Please respect copyright.PENANALcdak4RdXK
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
2534Please respect copyright.PENANAv2R2BjbNmF
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
2534Please respect copyright.PENANAjSQ6HWQQm0
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAgmlTkGw0bj
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
2534Please respect copyright.PENANAMMUQNSiX81
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
2534Please respect copyright.PENANA8m6v1KhlbQ
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAX3hlMRpiMW
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
2534Please respect copyright.PENANA5QKUHWwkft
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
2534Please respect copyright.PENANAcBarVyRjpN
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
2534Please respect copyright.PENANAu0hrjvMMKE
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAfm3QQp05C7
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
2534Please respect copyright.PENANAeXKI8xCoXa
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
2534Please respect copyright.PENANAz4bOXRvyEj
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
2534Please respect copyright.PENANAK9p4eSanuB
"A... aku... "
2534Please respect copyright.PENANAsOahJrxWAv
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
2534Please respect copyright.PENANA81CpPZ8anV
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
2534Please respect copyright.PENANAglD67tgq0q
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
2534Please respect copyright.PENANARp0uHXDD1N
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAsq1wwUAnBb
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
2534Please respect copyright.PENANASXciS9aKWG
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
2534Please respect copyright.PENANAN2X4CnoW20
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
2534Please respect copyright.PENANAHTOZI14jPD
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
2534Please respect copyright.PENANAwFlFkVffms
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAZnspPwMw5h
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
2534Please respect copyright.PENANAK6GQI8Eyxv
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
2534Please respect copyright.PENANAA05R9hJI2N
Plak!
2534Please respect copyright.PENANAsP1TxY2squ
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
2534Please respect copyright.PENANA69nQZX1q8s
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
2534Please respect copyright.PENANA4Hu4MNnfKu
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
2534Please respect copyright.PENANAEuMwIh40R1
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
2534Please respect copyright.PENANA2nwJzCuT9Z
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
2534Please respect copyright.PENANA9wkQeDUnBg
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
2534Please respect copyright.PENANAlF3wxGvJTt
"Aku tau..." kataku terisak.
2534Please respect copyright.PENANAJL2V1k2fqA
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
2534Please respect copyright.PENANAXU8YFJvcGf
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANA90jG1awhmL
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
2534Please respect copyright.PENANAqMOqb70C01
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
2534Please respect copyright.PENANABJ4p4qEqeF
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
2534Please respect copyright.PENANAcJAx4pC076
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAyTIkrN1496
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
2534Please respect copyright.PENANAOT34KOlXhC
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
2534Please respect copyright.PENANAttafaOa8WD
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANAJafmLA9ZhR
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
2534Please respect copyright.PENANA753SJG7fUx
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANA2Ebdlm4TpO
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
2534Please respect copyright.PENANA8tMqihYvmJ
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
2534Please respect copyright.PENANANwLsdJjXTs
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
2534Please respect copyright.PENANATV8XxEBxVG
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
2534Please respect copyright.PENANAMoV1wvDBzs
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
2534Please respect copyright.PENANAjw1KgUFgJK
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
2534Please respect copyright.PENANAVmwu3WlYTc
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
2534Please respect copyright.PENANAZH0GMU5TnP
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
2534Please respect copyright.PENANAc2NKmPbfjf
"Aduh..."
2534Please respect copyright.PENANAt2dQo8nkgU
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
2534Please respect copyright.PENANA7iLpjAxnu3
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
2534Please respect copyright.PENANAwYImIzgCUW
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAYkVO9yl79q
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
2534Please respect copyright.PENANABGmY9yIs3L
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
2534Please respect copyright.PENANALD7puNZxq4
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAyS2SwziE05
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
2534Please respect copyright.PENANAItqecOJcZn
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
2534Please respect copyright.PENANAoJMNa2Qb5P
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
2534Please respect copyright.PENANASnHqsVloef
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
2534Please respect copyright.PENANASN75kBXT8C
"Sama-sama," kata mereka lirih.
2534Please respect copyright.PENANAh5IJnQBkxM
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
2534Please respect copyright.PENANAkOdJRPFYbk
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
2534Please respect copyright.PENANAVJg0XU1GYg
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAZ0hiLHopKD
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
2534Please respect copyright.PENANAzc3kYO68G0
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.2534Please respect copyright.PENANAjVXIYSoumv
2534Please respect copyright.PENANAybAIBrTTqm
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
2534Please respect copyright.PENANAid8TYa1TXH
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
2534Please respect copyright.PENANAEXSFOTtY2t
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
2534Please respect copyright.PENANAV901xNCQVx
"Ejakulasi dini?"
2534Please respect copyright.PENANAAHb5EQufvZ
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
2534Please respect copyright.PENANAkQwoJYgs0e
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
2534Please respect copyright.PENANA9oOLJdWWoV
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
2534Please respect copyright.PENANAO9qNbAoCIk
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
2534Please respect copyright.PENANAn9ydtdFdtX
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
2534Please respect copyright.PENANAuJs741Bh10
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
2534Please respect copyright.PENANAQqdQHdxeEj
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
2534Please respect copyright.PENANAMCORssRSDw
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
2534Please respect copyright.PENANAKISXslJPSf
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
2534Please respect copyright.PENANAtPqmlRXcUr
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
2534Please respect copyright.PENANAoBxBJ7ZliN
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
2534Please respect copyright.PENANATLLahEMbPF
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
2534Please respect copyright.PENANAOa7dEp2yGW
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
2534Please respect copyright.PENANARUpXQUnl4J
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan, dengan cara bangkit dari mimpi burukku. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah itu, aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci pada Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
2534Please respect copyright.PENANAhzya5vcOcA
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Dengan memanggil-manggil nama papaku, karena aku sangat merindukannya.
2534Please respect copyright.PENANAK5tH1pmuoQ