Normalnya saat perempuan menikah, ia akan merasa bahagia. Karena pernikahan tak ubahnya seperti metamorfosis seorang perempuan, untuk menjadi lebih dewasa. Namun, berbeda dengan aku, yang menganggap pernikahanku sebagai nerakanya dunia.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrxXYtRjGEB
Berlebihan? Tidak menurutku. Awalnya memang, alasanku terkesan kekanak-kanakan karena aku ingin pasangan yang setara. Bahkan aku sempat memandang pasangan yang baik itu dari segi fisik juga. Namun, setelah aku mengetahui lebih dalam buruknya calon pasanganku dan keluarganya. Aku jadi semakin membencinya. Apalagi yang aku rasakan tidak hanya kebencian mendalam, melainkan perasaan cemburu karena mamaku menjadi miliknya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVkVybPepgT
Bukannya aku iri karena Mama yang menyokong Akbar untuk mendapatkan posisi CEO. Lebih dari itu, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku. Perasaan yang tak bisa aku jelaskan.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡViCyv4s7Wb
Disisi lain, aku merasa terjatuh sampai perasaanku menjadi lumpuh saat Mama memandangku sebagai musuh. Entah perasaan apa yang aku rasakan. Mengingat Akbar dan keluarganya, sama seperti aku mengingat Mama.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGD8RnaDWfC
Jantungku terasa diiris-iris, nafasku pun tersendat-sendat, sangat sesak. Dadaku ingin meledak, karena rasa nyeri yang seakan-akan timbul lenyap saat perasaan itu kembali terngiang di dalam memoriku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkYD6wR9Gw
Namun, apa yang aku mampu? Aku tak mampu lari dari kenyataan. Keinginan untuk menghilang, hanya menghasilkan luka yang tanpa bekas. Bahkan luka itu sama sekali tak menggores sampai darahku mengucur. Bukan berarti rasa sakit itu tak nyata. Nyata, hanya saja tak meninggalkan jejak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFKo7rv1Sgg
Berkali-kali kugeleng-gelengkan kepalaku. Aku tak boleh larut sampai aku menjadi rapuh. Karena sebentar lagi aku menikah. Yang kubutuhkan bukan lagi terjebak ke dalam lumpur hisap yang menggerogoti perasaanku. Namun, ketegaran... hanya itulah yang menjadikanku bisa menghadapi kenyataan di depanku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVArKNLRfeD
Saat ini aku sedang duduk di kamarku, ditemani MUA dan pegawainya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhhH73f7Iz
"Cantik, Ci..."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6WyhBHDgMR
"Terima kasih," kataku dengan tersenyum.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmj5SDxJ7W
Sekarang aku memakai gaun putih lengan panjang, dengan stelan hijab dan cadar. Setelah wajahku selesei dirias, aku diiringi Papa, Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Dengan gaun yang panjang aku berjalan menuju mobil menuju KUA.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡicIii06PrU
"Tenangin hatimu, Fa!" kata Papa di sampingku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcIpGuaaK0P
Kuhela nafasku dalam, lalu kuembuskan nafas panjang. Meski Papa menenangkanku, namun perasaan cemas membuat jantungku semakin tak terkendali. Dengan sedikit menggigil, aku duduk di dalam mobil.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5p7Gp1uWFr
"Kita udah sampai," kata Pak Sukri yang berada di depan. Menjadi sopir.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLXlRADMv5y
Mobil pun di parkirkan di depan pelataran KUA. Kuremas-remas telapak tanganku, yang kini mulai keluar keringat dingin. Tak hanya membasahi telapak tangan, tubuhku pun basah oleh keringat dingin dari cemas yang membayangiku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWU6jqxFRp
Papa berada di sampingku, menggamit lenganku. Di dalam ruang KUA, sudah hadir banyak orang. Tak hanya orang perusahaan, namun juga orang-orang yang mengiringi Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh9bXl2EdPp
Sekarang aku duduk di samping Akbar, di depan penghulu. Sedangkan Papa sebagai wali dan Pak Sukri dan Dirman sebagai saksi duduk di sampingku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3RfjChJB4y
Tubuhku benar-benar membeku, apalagi sekarang aku berada di samping Akbar. Bau harum yang menyentuh syaraf-syaraf hidungku bereaksi. Di dalam pikiranku bertebaran kata-kata ejekan, namun daya tarik maskulin Akbar meruntuhkan egoku yang telah lama kubangun.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHlk6X52x1x
Yang awalnya aku hanya menunduk, kuedarkan pandanganku. Kulihat Aldo, Doni, Riswan dan Aris. Ekspresi wajah mereka sendu. Lalu aku kembali menunduk dengan kueratkan jari-jariku pada kedua tanganku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSXs1BlgJLd
Sesekali kuangkat wajahku, kulihat Mama duduk dengan wajah muram. Perasaan yang sejak tadi sudah mampu kuatasi, kini mulai menyeruak. Kegelisahan yang sudah tenggelam, mulai muncul kembali.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtyUD7KCZE
Dari sorot mata Mama, terpancar kebencian yang mendalam. Berkali-kali, kucoba menenangkan hatiku. Saat aku menoleh ke arah Papa, Papa memberiku isyarat agar aku tetap kuat. 2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV17HYrMR0i
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG6gF3MKAwg
"Mari kita mulai! Udah siap?" tanya Pak Penghulu sambil menjabat tangan Akbar. Akbar pun mengangguk sebagai tanda ia sudah siap.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwaiBvhhzRk
Saat ijab qobul akan dimulai, Akbar melirikku dengan ujung matanya. Ada sorot mata aneh, tak seperti stigma yang aku bangun di dalam pikiranku. Melainkan pancaran dominasi yang menyeruak. Tubuhku berkali-kali menggigil yang membuatku benar-benar takut apa yang akan aku hadapi setelah ini.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4k42dscZlV
Sebelum ijab qobul dimulai, Penghulu meminta izin pada Papa sebagai wali untuk mewakilinya, Papa pun mengangguk tanda setuju. Ijab qobul pun dimulai, "Saya nikahkan, Akbar Nurul Huda bin Aziz Amirul Ghozi dengan Farisha Aisyah Putri binti Johan Mahendra Putra dengan mas kawin... yang sudah diwakilkan kepada saya dibayar tunai."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKwtxp0qo2z
"Saya terima nikahnya, Farisha Aisyah Putri binti Johan Mahendra Putra dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," kata Akbar menyauti.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuoDYSPssVv
"Gimana sah?" tanya Pak Penghulu.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTQ9jZJcHZt
"Sah!" Semua orang yang berada di dalam ruangan berteriak bersama-sama.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRoAd0PfPD3
Acara ijab qobul pun selesei, sekarang mobil pengantin melaju menuju villa. Dalam hati, aku bertanya-tanya. Bukankah ini villa Papa? Aku takut jika villa Papa pun juga akan menjadi milik Akbar atau pun keluarga Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2WpMVVkHt
Perjalanan menuju villa cukup jauh, dengan keringat dingin yang terus mengucur, kuremas-remas telapak tanganku. Apalagi sekarang aku harus duduk disamping orang yang aku benci. Yang saat ini justru menggodaku dengan aroma kejantanannya. Kusangkal berkali-kali agar aku tak tunduk ke dalam pelukannya. Meski insting primordialku berkata lain, karena feromon kejantanan yang mulai menggelitik cuping hidungku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt92tKMKx5m
"Kita udah sampai," kata Pak Sukri.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJiuW7GJgM
Dengan laju yang lambat, Pak Sukri membawa masuk mobil ke dalam pelataran villa. Di dalam pikiranku, setelah ijab qobul akan diadakan pesta pernikahan secara adat atau pun modern. Namun bayanganku buyar seketika, saat aku masuk ke dalam villa.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21bCX2A3HW
"Apa ini?" kataku dalam hati.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvMN0cM0rn
Rasanya tawaku ingin meledak. Bagaimana tidak? Ini bukan pesta pernikahan yang sesuai ekspektasiku. Hanya sekedar walimatul ursy, dengan undangan yang duduk lesehan di atas karpet.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0MGCcVyzos
Kulirik Akbar yang berada di sampingku, dengan pandangan sinis penuh penghinaan. Sekarang bukan Akbar yang menang, melainkan aku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZBIVIMSSy
*****
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccjJQH3tqV
Sekarang aku sudah berada di rumah. Kulihat Papa keluar dari kamarnya sedang menarik kopernya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5xmyGGKCe5
"Papa harus pergi, Fa," kata Papa dengan tersenyum.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡClnmQgLPdG
Tak ada sedikit pun sendu yang tergurat di wajahnya. Kucoba menahan tangan Papa, "Pa..."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡehEYSwutKb
"Papa ngerti... Kamu nggak perlu khawatir, Fa. Papa nggak sepenuhnya ninggalin kamu," kata Papa sambil melepas pegangan tanganku pada pergelangan tangan Papa.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPlIhstrwn
Tangisku tak lagi bisa kubendung. Lalu Mbok Darmi mendekatiku, "Disini masih ada Mbok, Non."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsKNkvryfUa
Kuhamburkan tubuhku untuk memeluk Mbok Darmi. Pelukan Mbok Darmi pada tubuhku, sedikit menenangkanku. Usapannya pada punggungku seakan memberi penghiburan padaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fWUyoMdnx
"Non, nggak sendiran," kata Mbok Darmi.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡreZFzfoXj0
Saat aku melepas pelukanku pada tubuh Mbok Darmi, kutegakkan tubuhku. Di kejauhan Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman berdiri seakan-akan mengatakan.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0HZYbY45pp
"Cici nggak perlu takut. Kami siap melindungi, Cici."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7SBMcehOzw
Kuhapus air mataku. Melihat kesetiaan mereka, aku terharu. Ada senyum yang tiba-tiba tersungging berbalut kesedihan yang kini padam.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAEt8YgF06T
Kucoba melihat di ujung sana, Akbar sedang memandangku dengan tatapan sinis. Aku tak tau, arti tatapan itu. Yang jelas, bulu kudukku bergidik. Rasa takutku pun mulai menyeruak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdteYJqkge9
******
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5odx6YpjMa
Setelah kepergian Papa, hatiku semakin rapuh. Ada yang hilang dari diriku. Bukan hanya kehilangan sosok seorang ayah yang menyayangiku. Namun lebih dari itu.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvAajpq5M7
Di dalam kamar aku duduk canggung di tepi ranjang.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSYR1NMRRBf
"Dek..." Akbar memanggilku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXYCPM9ezQm
"Iya..." Kataku sambil mengangkat wajahku yang tanpa cadar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBzXGbiqbrw
Lalu Akbar duduk bersimpuh di depanku sambil memegang telapak tanganku. Saat Akbar menatapku, kubuang mukaku ke samping.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJaiNux0MHi
"Maafkan aku dan keluargaku..." kata Akbar dengan suara baritonnya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVPfkBsoBF
Kutatap Akbar yang sedang bersimpuh di depanku. "Buat apa?" tanyaku bergetar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu7vGZGjMUo
"Aku sebenernya, nggak setuju dengan cara Abah," kata Akbar yang kini duduk di sampingku sambil menggenggam tanganku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0kk4GCFbYa
Kucoba menoleh ke samping, sambil menghela nafas dalam. "Tapi kenapa, Mas nggak menghentikannya?" tanyaku dengan suara bergetar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMESUjP6EJG
Akbar menatap langit-langit kamarku. "Aku bisa apa, Dek?" tanya Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3o995DmKvh
Kupandang Akbar, dengan penuh tanya. Senyum sinisnya, ekspresi dominannya dengan ucapan yang terlontar di mulutnya terasa saling bertentangan. Aku benar-benar tak mampu menembus hati orang yang sekarang berada di sampingku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Japsz6a9N
"Kenapa begitu? Aku nggak ngerti, Mas," kataku menatapnya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFdC38Jwqr
Pandangan Akbar berubah menjadi campuran kesedihan dan wajah murung.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM3XNqt37mA
"Terlalu sulit, buat mengatakannya, Dek..." kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQcbvMTvCUq
Kutatap Akbar yang berada di sampingku, dengan tatapan tak mengerti.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXLVqyBn69
"Katakan saja, Mas!" kataku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6TXXk6Ihz1
"Seharusnya aku nggak menerima posisi CEO," kata Akbar dengan suara berat.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQwoLXLvRj5
"Itu udah keputusan Mama, Mas," kataku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRQnAXxGHYF
"Kamu nggak cemburu kah?" tanya Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhEnXjNa6M
"Maksud Mas?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBMR8uWB4sU
"Seharusnya posisi CEO, bukan aku yang pegang Fa. Aku juga merasa bersalah sama Om Johan," kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBfVUltjFRv
"Nggak Mas, aku sama sekali nggak cemburu. Lagian aku nggak menginginkan posisi CEO," kataku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxoi3hgSFEp
"Bagaimana dengan Mama kamu, yang sekarang jadi istri abahku?" tanya Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdHyXYWtn2h
Kuhela nafasku dalam lalu kuembuskan. "Jujur, aku sakit hati... Apakah utang budi harus dibayar sampai seperti ini?" tanyaku dengan emosi yang mulai meluap-luap.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIvTR36iKPG
Lalu Akbar berdiri, "Ini nggak sesederhana balas budi, Fa," kata Akbar dengan suara berat.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGZlwl5kbs
"Maksud Mas? Bilang ke aku, apa yang diinginkan keluarga, Mas?" tanyaku sambil ikut berdiri di belakang Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3PbIK5Ctd6
"Ini soal kekuasaan, soal politik. Saat perusahaan keluargamu berdiri disini. Ada banyak pihak yang dirugikan. Petani dan pesantren keluargaku," kata Akbar yang berubah intonasinya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNYRtmjbWdi
"Jadi yang dirugikan, petani miskin yang lahannya direbut?" tanyaku dengan tubuh yang mulai lemas.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDRewWoDZZ
"Bukan. Semua lahan pertanian milik keluargaku. Dan beberapa kyai tuan tanah," kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1dBhv1AhTP
"Aku masih belum paham, Mas. Apa tujuan keluarga, Mas? Kenapa aku jadi korban? Mama jadi korban juga?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC6E50DfFaY
Akbar kembali mengembuskan nafas panjang. "Awalnya pernikahanku sama kamu, sekedar simbolik agar aku lebih mudah menduduki posisi penting di perusahaan. Sebenarnya aku tak tertarik urusan bisnis, setelah aku bertemu kamu, pandanganku berubah," kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi72UK6DAQ3
"Apa yang berubah?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjuhpAAN3w
"Aku mulai jatuh cinta padamu, Dek. Tapi ada yang mengganjal di hatiku..." kata Akbar dengan suara berat.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlZCnyVPkc
Di dalam hati, aku tersenyum penuh kemenangan. Ternyata Akbar selemah ini. Ia tak peduli dengan kekuasan, namun ia hanya peduli denganku hanya karena perasaan cinta.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt8oxWknGhY
"Trus?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhL2Wa0N2p
Akbar berjalan ke arahku, lalu mengikatkan cadar tali ke kepalaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw2S45NfHz6
"Sekarang kamu istriku... Kamu nggak boleh sembarangan menunjukkan wajahmu, meski itu ke pembantumu sendiri," kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY8l0dHdmX8
Mendengar pernyataan Akbar tubuhku mulai membeku. Instingku mulai menyadari bahwa aku berada di dalam ancaman.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡShyJf1maVT
Kuberanikan diri untuk memprotes. "Bukankah boleh, membuka aurat di depan asisten?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDrrkiDdiWS
"Ya, tapi nggak buat aku..."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBwVcjeGEOD
"Deg," perasaanku berubah menjadi getir. Ingin rasanya membantah atau sekedar protes karena ketidaksetujuanku. Namun, mulutku terasa terkunci di depan Akbar yang mulai mendominasiku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURqVE8wRLz
"Aku mencintaimu, Dek. Sejak pertamakali kita bertemu," kata Akbar sambil berlutut memegang tanganku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpv2ghal4Mi
Cinta? Tak ada cinta yang mendominasi. Bahkan aku pun tak merasakan cinta sama sekali. Yang aku rasakan hanya perangkap yang menjebakku. Jangankan untuk protes, mengucapkan satu kata pun, mulutku terkunci.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtQCTON7Y02
Ingin rasanya memberanikan diriku, hanya sekedar mengucapkan, aku bukanlah objek yang bebas untuk dikuasai. Aku adalah subjek, yang memiliki hati dan pikiran. Yang tak satu pun, orang yang berhak mengurungku ke dalam penjara. Namun kata-kata itu tetap tertahan tanpa bisa terucap di bibirku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQeZob5rTLo
"Jangan pernah buka cadarmu, untuk siapa pun!" kata Akbar yang mulai mengintimidasi.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8bqTgAQKc
Kucoba memberanikan diri untuk bicara, "Bahkan dengan mahromku sendiri seperti Papa?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi9DQhjwIIr
"Ya..."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2aUcm3NRTz
Air mataku pun tak mampu kubendung. Karena beban yang aku tanggung mulai menyeruak menembus pertahananku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb2kOnCjecR
"Kenapa Mas perlakukan aku kayak gini?" tanyaku dengan terisak-isak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaL5FePWG9
"Ini demi kebaikanmu, Dek..."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVu7KhIVBOp
"Mas possesif. Mas cuma memandangku seperti benda yang tak punya hati," kataku mulai meledak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz4eOclBC6J
Kulihat Akbar tersenyum sinis, "Kamu salah paham, Dek..."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHnhV9u2sP1
"Lalu apa arti semua ini, Mas?" tanyaku dengan suara meninggi.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJpP0Yesq8
"Kita baru saja menikah, Dek. Aku nggak mau di hari pertama pernikahan kita, diawali dengan pertengkaran," kata Akbar yang berdiri dengan ekspresi dingin di depanku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHPiZyiRRDR
Karena emosi yang tak tertahankan, kubuka cadarku lalu hijabku. Akbar yang awalnya meresponku dingin, kini berubah raut wajahnya. Tatapannya menyiratkan ketidaksukaan yang mendalam.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKLI8KC1dp
"Aku suami kamu, Dek. Nggak seharusnya kamu kayak gitu," kata Akbar yang kini duduk di sampingku sambil menghapus air mataku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwl3a1j1Qr
Tangisku masih terisak-isak. Tangan kasar Akbar yang menyentuh pipiku justru mengintimidasiku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Et2BHWVGl
"Tapi, Mas memperlakukanku kayak barang, Mas. Yang nggak punya perasaan," kataku dengan suara meninggi.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfIjxzkyRgU
"Hahaha, kamu emang beda sama perempuan lain, Fa. Tapi bukan berarti kamu bebas tanpa aturan kayak sekarang," kata Akbar yang mulai menyindirku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGZT15Sk2gY
"Tanpa aturan? Mas pikir aku cuma perempuan liar yang nggak terdidik?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Gu4xsRo5o
"Semua perempuan sama saja, Fa. Tawanan bagi suaminya, termasuk kamu," kata Akbar yang mendekatkan wajahnya ke wajahku. Lalu kubuang mukaku karena perasaan jengah.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQVQMGbel6
Aku pun berdiri untuk melarikan diri dari kamar karena aku tak sanggup menahan perasaan yang semakin pedih.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYEozb2Zhsu
"Kamu mau kemana, Fa?" tanya Akbar dengan nada kasar sambil memegang pergelangan tanganku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbA0SFMyIbY
"Lepasin aku, Mas!" kataku sambil berusaha melepas tanganku dari pegangan tangan Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqMSRa2EI1o
"Kamu nggak bisa seenaknya gitu, Fa. Kamu udah menjadi istriku!" kata Akbar dengan suara keras.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFx5w00HbDA
Tubuhnya yang tinggi besar memanggulku lalu merebahkanku ke atas ranjang. Kucoba memberontak, dengan kakiku yang menendang-nendang. Namun, tenagaku tak berarti apa-apa dibandingkan dengan tenaga Akbar yang besar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtr7jORHkhW
"Kalo kamu masih nggak mau nurut sama aku, aku bisa lebih kejam daripada ini," kata Akbar sambil mengikat tangan kakiku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ91XfSEqt1b
Kini Akbar berada di atasku sedang menindihku dengan seringai yang membuatku takut.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpSVYzYOzg3
"Kamu cuma milikku, Fa," kata Akbar yang mencoba mengecup bibirku. Namun kubuang mukaku dengan tangis terisak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGq6N8dt6if
Kulihat perangai Akbar berubah, bukan lagi Akbar yang persuasif. Wajahnya mendengus kesal, sampai wajahnya yang putih berubah menjadi merah padam.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYGrNZZ6UID
Plak!
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvLyCnrHNJ
"Mas.. apa salahku?" tanyaku sambil terisak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNPFeFN5rGr
"Kamu masih tanya apa kesalahanmu?" tanya Akbar dengan sorot mata mengerikan.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9KxdgYPiG
Plak!
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqE8q835pq5
"Sakit, Mas!" kataku mengaduh.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1HqeJlCOx
"Sakit? Kamu bilang tamparan tadi sakit?" tanya Akbar sambil menggeram marah.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡheXArXImXD
"Kamu jahat, Mas," kataku sambil terisak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡihlottXtks
"Hahaha, kamu bilang aku jahat?" tanya Akbar mendengus.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY6GJv6AeUk
"Aku istrimu, Mas," kataku terisak-isak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbEojJStITh
"Istri macam apa yang nggak mau nurut sama suaminya?" tanya Akbar terlihat gusar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEibSpxsXi
"Apakah ini yang Mas maksud dengan cinta? hiks hiks."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDS1lOnmCn5
"Ya..." kata Akbar sambil menangkupkan tangannya ke pipiku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9zLtNDYJ77
"Em... sa... kit Mas," kataku mengaduh lagi.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCgQlnZu4Jw
"Sakit? Lebih sakit mana sama apa yang aku rasain, Fa?" tanya Akbar yang awalnya gusar menjadi rapuh.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoKXXBMlpgR
Ia menangis tersedu-sedu lalu memeluk tubuhku yang sekarang terlentang di atas ranjang.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBt43iLPk9
"Kamu tau, kenapa hatiku sangat sakit?" tanya Akbar dengan tangis yang meledak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAuKLsh2qrN
Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya memandangnya tak mengerti.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nNcI0vCps
"Aku melihatmu di villa, Fa. Aku melihat semuanya," kata Akbar mulai rapuh.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWIIsoxZlpK
Ada titik terang yang mulai aku pahami.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIPc5Z9rSYn
"Jadi itu masalahnya?" tanyaku dengan tersenyum sinis.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhQHZikU3Aq
"Kenapa kamu menatapku seperti itu, Fa?" tanya Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqVie7pLkO7
"Kamu sakit hati? Sakit nggak kalo istrimu bukan milikmu saja?" tanyaku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsi1spDXSGF
Akbar yang tadi terlihat rapuh, kini menggeram penuh amarah.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgslSavnoum
Plak! Plak!
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv8Y5IyjXQj
"Pelacur!" kata Akbar penuh amarah.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnSzVkbsOQt
"Hahaha, aku emang pelacur. Kenapa? Ceraikan aku sekarang, kalo kamu nggak terima, Mas!" kataku dengan mendengus kesal.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNfNZgd2FV0
Kemarahan Akbar kembali meredup. Sekarang wajahnya yang merah padam terlihat rapuh.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyLYr2wdplR
"Aku nggak bisa, Fa," kata Akbar murung.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3oNzmx1Dhf
"Kenapa? Kamu takut melepas posisi CEOmu?" tanyaku sinis.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZRMjY2jT6S
"Bukan. Aku terlanjur mencintaimu, Fa," kata Akbar yang kini duduk menunduk di tepi ranjang.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOr9Bc4AZBi
"Hahaha, apa yang kamu tau soal cinta, Bar? Kalo kamu memperlakukan istrimu sendiri kayak gini?"
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX1NxmypiGB
Akbar kembali menindihku, lalu menamparku berkali-kali.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrH0xC8RAl0
Plak! Plak! Plak!
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvnqV5qz29L
"Kamu perempuan nggak tau adab," kata Akbar sambil menangkupkan tangannya di pipiku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5gz7xm66JZ
"Emm... sakit... lepasin!"
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iTlQ9J864
"Sakit ya?" tanya Akbar dengan senyum mengerikan.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mCgK8Dgt7
Lalu Akbar kembali terisak, "Hatiku lebih sakit, Fa. Ngeliat kamu digilir dewan direksi." Lalu wajah Akbar yang terisak menjadi datar. "Aku juga melihat papamu, menyentuhmu," kata Akbar sambil meremas dadaku dengan kasar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfs5G82ehJb
Tubuhku menggeliat ke kiri dan ke kanan, mencoba untuk memberontak. Namun percuma saja, remasan tangan Akbar semakin kasar. Sampai Akbar menarik dressku dengan paksa.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtHm31lIfqO
"Ini dada istriku yang diremas mertuaku sendiri," kata Akbar dengan terisak sambil menatap dadaku yang masih berbalut bra berwarna hitam.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuBEZTk6dYO
Akbar menangis lagi. Air matanya sampai menetes jatuh ke atas dadaku yang masih tertutup bra.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmD0fHuFI03
"Sakit ya?" tanyaku dengan sinis.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbphR9w1zR
Lalu Akbar menatap mataku dengan sorot mata yang menusuk.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04M6b0Eg3B
"Kamu suka melihatku sakit hati?" tanya Akbar sambil mengusap air matanya.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocJJbT0q8L
"Ya.." kataku sambil tersenyum penuh kemenangan.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6Uyoval6o
"Aku nggak akan pernah membiarkanmu disentuh sama laki-laki lain lagi, Fa." Akbar mulai mendengus lagi. "Aku benci sama papamu."
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKhAm62BRn0
"Dia lebih baik daripada kamu!" kataku sambil menatapnya sinis.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOMFQ2gcLod
"Kamu gila, Fa..." kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8qwAkZFk9
"Kamu yang lebih gila, karena memperlakukan istrimu kayak gini," kataku.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT02e6YeiRe
"Itu pantas buat kamu, Fa. Karena aku suami kamu," kata Akbar.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLjRqoIT0vX
"Hahaha, sekarang siapa yang gila?" tanyaku sinis.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNPiu78vG2N
Akbar tak meresponku. Dengan tatapan acuh, Akbar meninggalkanku pergi dalam kondisi tangan dan kaki terikat.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN36WNgnZC6
"Akbar! Lepasin! Lepasin aku!" kataku berteriak.
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnytXvMX5Yv
2798Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZIn276GYc
然後按「加至主畫面」