Kompleks apartemen.
308Please respect copyright.PENANARzQ6E3UaOE
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
308Please respect copyright.PENANAT5K3r0cpxd
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
308Please respect copyright.PENANAtMqzMkgch3
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
308Please respect copyright.PENANAB3xbsvNoWO
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
308Please respect copyright.PENANAFseaHjk5pN
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
308Please respect copyright.PENANAQrVNiaKwlD
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
308Please respect copyright.PENANAgJtF0BVdHG
.....
308Please respect copyright.PENANAP531s39FQP
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
308Please respect copyright.PENANAldC6g7Ixgl
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
308Please respect copyright.PENANASPzEbNuy9Y
Ding!
308Please respect copyright.PENANAolcsMWgSRY
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
308Please respect copyright.PENANAM6CdTKKgLh
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
308Please respect copyright.PENANA1UGQK7R2a7
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
308Please respect copyright.PENANAJxbGTNKphA
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
308Please respect copyright.PENANAjKOOFO94pL
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
308Please respect copyright.PENANAQywrVaeuoz
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
308Please respect copyright.PENANALj5GqGoYnF
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
308Please respect copyright.PENANA3K3q4aEnWg
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
308Please respect copyright.PENANABeloiOVZEc
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
308Please respect copyright.PENANAJE2x64uABm
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
308Please respect copyright.PENANAWVIFZYTl7E
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
308Please respect copyright.PENANAJ8PR8skvlY
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
308Please respect copyright.PENANAunVhjURNDP
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
308Please respect copyright.PENANAQLVyKX8AS9
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
308Please respect copyright.PENANAEpcdUcINfC
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
308Please respect copyright.PENANAHEvynvZhIl
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
308Please respect copyright.PENANAi2ufwTqAJs
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
308Please respect copyright.PENANAqxSzoeF0Ek
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
308Please respect copyright.PENANASzDjSxT9Iu
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
308Please respect copyright.PENANAlubhFuUzp5
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
308Please respect copyright.PENANAX8dyqSvfUl
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
308Please respect copyright.PENANAPAB4O3bucq
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
308Please respect copyright.PENANArOTC7cjUr9
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
308Please respect copyright.PENANASdEjodl3Yt
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
308Please respect copyright.PENANAMsmLJnkCHo
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
308Please respect copyright.PENANAodnAlniMa3
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
308Please respect copyright.PENANAN0JeMslQRh
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
308Please respect copyright.PENANAv51Tr6wO0v
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
308Please respect copyright.PENANA0iKUyPrzMX
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
308Please respect copyright.PENANAuMAOwqXC56
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
308Please respect copyright.PENANASmNe6PjybF
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
308Please respect copyright.PENANAdwtz6sNu63
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
308Please respect copyright.PENANA7tIZdM4KkB
Sendawaa...
308Please respect copyright.PENANAHMvoWGz9nx
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
308Please respect copyright.PENANADeh6BqSOkh
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
308Please respect copyright.PENANAavYFJrEMqD
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
308Please respect copyright.PENANAM6IDwn4pCj
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
308Please respect copyright.PENANArEyYNOWRt9
"..."
308Please respect copyright.PENANApwsIvicl71
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
308Please respect copyright.PENANAsCTD1TfLPt
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
308Please respect copyright.PENANAnA9REd4T5e
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
308Please respect copyright.PENANAO9r3mZafsc
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
308Please respect copyright.PENANAmujOB4bGGR
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
308Please respect copyright.PENANA7GV4KaAiYr
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
308Please respect copyright.PENANAGF25PpvY7R
Klunting, klunting...
308Please respect copyright.PENANAPS18TVSEcf
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
308Please respect copyright.PENANAVz4rkQxoKn
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
308Please respect copyright.PENANAW7jb0d9iQq
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
308Please respect copyright.PENANASk8c0hiIjM
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
308Please respect copyright.PENANAwZxqAD7lAl
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
308Please respect copyright.PENANAmR20To6ZY2
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
308Please respect copyright.PENANArNLyefh7aM
"...." Jeni Yan terdiam.
308Please respect copyright.PENANAA5L5iknHnb
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
308Please respect copyright.PENANAxJC4cYtigm
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
308Please respect copyright.PENANA2bDy3tstQb
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
308Please respect copyright.PENANAdwHyNl9CUS
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
308Please respect copyright.PENANAL1y3m3LATe
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
308Please respect copyright.PENANARlxQpTbRRL
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
308Please respect copyright.PENANAg2XYY1LdbY
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
308Please respect copyright.PENANANYzqIh3FJy
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
308Please respect copyright.PENANAwdkUiF8MBJ
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
308Please respect copyright.PENANA6Y5sVym2cq
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
308Please respect copyright.PENANARVcQ2MoDxL
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
308Please respect copyright.PENANANeCmVnzNtf
"..." Jeni Yan terdiam.
308Please respect copyright.PENANA7NOxHRxDKZ
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
308Please respect copyright.PENANATIP1tUzM1H
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
308Please respect copyright.PENANAHJ5anvyTTj
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
308Please respect copyright.PENANAw0EidmucD7
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
308Please respect copyright.PENANAbKxjSxOstf
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns18.216.129.37da2