Pagi hari di kediaman Aozora masih sama seperti biasa, diramaikan oleh suara narasi liputan pagi dan obrolan ringan antara orangtua dan anak-anaknya. Namun hari ini, Nyonya Aozora tetap menyajikan sarapan hanya untuk tiga orang. Hinata masih ketiduran di kamar setelah tiba dari Beldiceanu jam empat dini hari tadi. Mereka tidak ingin mengganggu istirahatnya setelah kurang lebih lima jam menyetir sendirian tanpa henti, kebetulan cutinya juga baru berakhir besok. 163Please respect copyright.PENANAPMl3BFkjbF
163Please respect copyright.PENANALYySIRpv2x
Selesai sarapan, Hikari berangkat ke sekolah bersama sang ayah berhubung rute menuju saham utama keluarga Aozora melewati sekolah si bungsu. Barulah ketika Nyonya Aozora mencuci piring di wastafel, tiba-tiba saja terdengar suara dentingan mangkuk logam dari ruang altar. Tanpa dicek pun, Nyonya Aozora sudah tau kalau itu adalah Hinata yang baru saja keluar dari dalam kamarnya. Sedang menyapa sang kakak yang harusnya kini seusia dengan Kaori. 163Please respect copyright.PENANAQbuxOGZtkN
163Please respect copyright.PENANALXlKdekFwc
Sarapan di meja sudah siap saat Hinata memasuki ruang makan. Ibunya masih berdiri di depan wastafel, sedang mengeringkan peralatan makan yang habis dicuci menggunakan kain lap. Sebelum makan, Hinata tidak pernah lupa menyalakan televisi dan mencari tayangan berita. Pokoknya berita apa saja, berita tentang kasus mutilasi dan hal menjijikkan lainnya tidak akan mengganggu nafsu makannya. 163Please respect copyright.PENANAdpQgdQiFGn
163Please respect copyright.PENANA44Q0h8OKmX
Bahkan setelah selesai makan, Hinata tidak mematikan televisi. Dia tetap mengikuti tayangan berita sambil mencuci perabotan makannya sampai ponselnya berbunyi karena kemasukan pesan. Setelah dicek, rupanya Reiko yang menanyakan kabarnya, apakah sudah sampai di Corneanu dengan selamat. Hinata membalasnya sebentar sebelum melanjutkan kembali pekerjaannya. 163Please respect copyright.PENANAHmXTsUJOpB
163Please respect copyright.PENANAL4RLcqR9q3
Sebenarnya, dia dan Reiko mulai akrab sejak pertemuan mereka di mall tempo hari. Dan menuruti perkataan Tohru agar lebih terbuka pada orang asing yang menawarkan pertemanan, Hinata meladeni Reiko selaku senior dan idola yang baik. Selain itu, keluarga Hoffman adalah rekan bisnis keluarga Arashi selama beberapa generasi. Jadi penting juga bagi Hinata untuk membangun relasinya sendiri dengan salah satu putri keluarga Hoffman tersebut sebelum menikah dengan Tohru. 163Please respect copyright.PENANAt1ZiwydV7X
163Please respect copyright.PENANAzsD7rw9Pku
“Ayah dan Hikari sudah berangkat ya?” tanya Hinata pada ibunya yang sedang membersihkan meja makan dengan lap dan kemoceng. 163Please respect copyright.PENANA9e2BubaX50
163Please respect copyright.PENANAJ3xS4RAzNt
“Baru saja. Ayah tidak ingin mengganggu istirahatmu setelah mengemudi berjam-jam, jadi kami sarapan duluan,” jawab Nyonya Aozora. “Oh iya. Semalam Tohru menelpon. Sepertinya pas Hinata masih di perjalanan.” 163Please respect copyright.PENANAYlET4SZJjW
163Please respect copyright.PENANAC3MAztokwF
Hinata mengerutkan kening, seketika berhenti mengelap piringnya. “Tohru? Menelpon langsung ke rumah?” 163Please respect copyright.PENANAviEk3BLdLv
163Please respect copyright.PENANAVR6MS0WJTF
“Ayah bilang kalau Hinata tidak perlu memaksakan diri,” lanjut sang ibu membuat kerutan di kening putrinya semakin menjadi. “Kamu tidak perlu mengikuti keputusan Kekaisaran kalau memang tidak mau.” 163Please respect copyright.PENANAwa9G8AZRI6
163Please respect copyright.PENANAl6dSNtd2eP
“Ayah sendiri yang akan menggantikanmu,” ucap Tuan Aozora tegas mengulang perkataan terakhir istrinya yang membuat mood putri sulungnya seketika berantakan. Selepas mengobrol dengan ibunya, Hinata langsung bersiap dan meluncur ke kantor ayahnya sebelum pria itu menyampaikan keputusannya kepada pihak Departemen Pertahanan.163Please respect copyright.PENANA6EsgHFhOl3
163Please respect copyright.PENANAAe5RQp5tpp
“Tidak. Yang ditugaskan adalah calon kepala keluarga berikutnya, jadi aku sendiri yang harus pergi,” balas Hinata tidak kalah tegasnya. “Lagipula masih ada beberapa bulan, itu waktu yang lebih dari cukup untuk bersiap.” 163Please respect copyright.PENANASSnLZPSOHX
163Please respect copyright.PENANA71BVvMYmGP
“Bukankah kau sendiri harus fokus dengan pendidikanmu? Bagaimana kau akan mengurus keduanya sekaligus?” 163Please respect copyright.PENANAZbf23ktlvu
163Please respect copyright.PENANAoNN0HL7nis
Hinata tersenyum lebar. “Aku tidak bisa merepotkan Ayah atas sesuatu yang seharusnya menjadi tugasku,” tukas gadis itu tidak mau kalah. "Jadi aku sudah mempersiapkannya." 163Please respect copyright.PENANAtuvZAlpioz
163Please respect copyright.PENANAP43txVNaRT
Tuan Aozora langsung menghentikan laju penanya hanya untuk menatap kesungguhan di wajah cantik putrinya. “Jadi kamu benar-benar ingin menemui penyihir itu?” 163Please respect copyright.PENANANHO8cGRc4O
163Please respect copyright.PENANA7w3x2a397P
*** 163Please respect copyright.PENANACMtbz3nfmg
163Please respect copyright.PENANAASOIf0956B
Sepulang dari kantor ayahnya, Hinata tidak membuang waktu untuk mengganti pakaian dengan langsung bergerak menuju perpustakaan keluarga yang terletak di bawah bangunan utama dan pintu masuknya berada di gudang. Walaupun akses menuju perpustakaan tersebut hanya menggunakan pencahayaan dari lentera, di dalamnya tetap didukung oleh teknologi masa kini. Dimana lampu akan menyala secara otomatis begitu seseorang masuk ke dalam ruangan. Air conditioner juga menyala setiap saat untuk menjaga suhu ruangan agar buku-buku di dalamnya tidak rusak dan cepat berdebu. 163Please respect copyright.PENANADCZaYRW7sN
163Please respect copyright.PENANA8b2e3c15AC
Tujuan pertamanya adalah sisi terdalam perpustakaan, yaitu satu-satunya rak paling ganjil di antara seluruh rak yang ada. Tingginya mencapai dua meter dengan lebar hingga menutupi dinding di belakangnya. Dibuat dari kayu terbaik, dengan ukiran indah di setiap jengkal. Dan tepat di bagian atas tengah rak terdapat pahatan berupa perisai perang dengan simbol sebuah batu permata dan sepasang katana menyilang di belakangnya. 163Please respect copyright.PENANA8WNP0WIvJX
163Please respect copyright.PENANAcROJ2SU2hQ
Pandangan Hinata bergerak cepat mengikuti telunjuknya yang menyisir salah satu baris di rak paling tengah. Tak sampai sepuluh detik, ujung telunjuknya berhenti di depan sebuah buku bersampul hijau tua. Semua tulisan di sampul buku tersebut masih berkilau seperti dicetak menggunakan tinta emas. Saat Hinata menariknya keluar dari rak, di sampul depannya tertulis ‘Tujuh Pilar Api’ dan di sudut bawahnya tertulis pula nama keluarga Aozora. Dilihat dari ketebalannya, sepertinya isi buku tersebut tidak kurang dari lima ratus lembar. 163Please respect copyright.PENANAeUPoqt445H
163Please respect copyright.PENANADeqLOmSk3i
Namun itu bukan satu-satunya buku yang akan dipelajari oleh si putri sulung hari ini. Lima buah buku dengan ketebalan yang sama berdebam keras saat diletakkan di atas meja, menerbangkan sisa-sisa debu yang masih menempel di permukaan. Hinata mengeluarkan pena, tinta botol dan buku catatannya. Entah mungkin karena posisinya sebagai calon kepala keluarga berikutnya atau karena seleranya yang terkesan klasik, Hinata lebih suka memakai pena saat berada di rumah ketimbang menggunakan bolpoin untuk mencatat hal-hal di luar pelajaran seperti ini. 163Please respect copyright.PENANAmAGm23JZwr
163Please respect copyright.PENANA05jdUo0PTR
Alis hitamnya sudah mengernyit bahkan setelah buku pertama dibuka, buku yang membahas Tujuh Pilar Api. Sesuai namanya, buku tersebut berisi informasi mengenai tujuh seirei wanita paling mengerikan sepanjang sejarah Kekaisaran Arslandia-negara tanah air Hinata. Disebut Pilar Api karena elemen dasarnya adalah api, sehingga semua teknik serangan atau pertahanan mereka ada kaitannya dengan api. Seirei sendiri adalah sebutan untuk yuurei yang levelnya setingkat di bawah Pangeran Iblis. Jadi dapat disimpulkan bahwa mereka adalah lawan yang tidak dapat ditangani dengan cara biasa. Harus dihadapi oleh hunter berpengalaman dan memiliki ketahanan serta kekuatan yang sebanding. 163Please respect copyright.PENANAar80fGI78Y
163Please respect copyright.PENANAFvECwFqI0e
Dan dari ketujuh pilar yang ada, tinggal tiga pilar yang masih hidup. Empat lainnya berhasil dibunuh dengan menggunakan senjata suci tingkat tinggi dari keempat keluarga Grand Duke Arslandia, Aozora adalah salah satunya yang menjadi ujung tombak dalam pembunuhan pilar yang pertama. Namun dalam setiap pertarungan tersebut, senjata suci yang digunakan akan lenyap bersama tubuh pilar yang tewas sementara masih ada tiga pilar yang tersisa. Dua lainnya berhasil disegel karena tidak begitu destruktif, berbeda dengan pilar terkuat yang keberadaannya kini tidak diketahui. 163Please respect copyright.PENANASiHxSScaMW
163Please respect copyright.PENANAWUiM9yy94m
Lamia, begitulah dia disebut. Sesosok wanita mengerikan dengan tubuh naga mulai dari pinggang ke bawah. Dari ketujuh pilar yang ada, dia adalah pilar tertua sekaligus yang terkuat. Para kepala keluarga terdahulu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk memasukkan Lamia ke dalam daftar yang akan dilenyapkan karena dua senjata suci bahkan belum tentu mampu membunuhnya. Begitu pula dengan dua pilar yang telah disegel. 163Please respect copyright.PENANA6vwkCpDn9z
163Please respect copyright.PENANAK88zM3CHAU
Jika diingat-ingat, pertemuan dengan Lamia selalu menjadi kenangan buruk bagi setiap orang yang pernah mengalaminya. Tak terkecuali Hinata dan ayahnya. Sampai detik ini, dia tidak akan pernah melupakan hari dimana seirei itu menelan kakaknya hidup-hidup tepat di depan matanya. Ketakutan yang terlampau dalam seakan menggenggam jantungnya setiap kali menemukan kabar buruk yang berkaitan dengan Lamia. Tohru dan keluarganya mengerti, ini adalah trauma yang sulit dihilangkan. Walaupun di kesehariannya Hinata tampak santuy seperti biasa, jauh di alam bawah sadarnya sosok Lamia justru menjadi ketakutan terbesarnya. 163Please respect copyright.PENANATo0a6op5lr
163Please respect copyright.PENANAGub4zr4Kmz
"Mereka tidak begitu saja disebut Pilar Api, melainkan karena karakteristik dari api yang mereka miliki berbeda dengan api yang biasanya. Karena hal ini diumumkan beberapa generasi sebelum ayah, kita tidak bisa mengetahui apa yang membuat api mereka berbeda." 163Please respect copyright.PENANAQhFJJza2vm
163Please respect copyright.PENANAYWIbg5K2Pe
Hinata teringat perkataan ayahnya sebelum meninggalkan kantor beberapa waktu lalu. Statement itu dikemukakan oleh seorang pendeta keturunan iblis beberapa abad silam setelah melihat ketujuh pilar secara langsung. Asal-usul para pilar pun menjadi perdebatan dimana-mana. Ada yang bilang kalau mereka adalah seirei ciptaan Pangeran Iblis Kedua karena karakteristik api yang sekilas tampak mirip. Ada pula yang menentang karena ketujuh pilar dikenal netral, tidak berpihak pada setiap pertarungan yang mereka temui dan cenderung memangsa sesama seirei yang lain sebagaimana mereka memangsa manusia.163Please respect copyright.PENANAf7tO1pRvvL
163Please respect copyright.PENANA5JzpHSDu1d
"Hm... apa karena itu para menteri sampai berani memutuskan untuk mendekati mereka?" Hinata jadi kepikiran. "Duke Homura V juga putra iblis, tapi pilar pertama baru muncul beberapa tahun setelah kematiannya. Sementara seirei dan yuurei lahir dari perjanjian darah. Jadi tidak mungkin kalau dia yang menciptakan mereka." 163Please respect copyright.PENANAllsmhcQhBp
163Please respect copyright.PENANAWJwaHrcDQd
"Tapi tidak ada salahnya kalau kamu mencoba mempelajari sejarah keluarga Homura dan Jurnal Homura V. Barangkali kamu bisa menemukan petunjuk yang tidak dapat dikenali oleh pemikiran kolot para orangtua seperti kami," adalah saran terakhir Tuan Aozora sebelum berpisah tadi. 163Please respect copyright.PENANAgqNHcpVpBT
163Please respect copyright.PENANApC3F1XU858
Manik biru gelapnya melirik dua buah buku dengan ketebalan yang sama di sebelah kanannya. Pada sisi buku paling atas tertulis 'Silsilah Keturunan Grand Duke Homura', sedangkan buku di bawahnya tertulis 'Jurnal Rahasia Homura V'. Menyisihkan buku-buku lain di hadapannya, Hinata memilih kedua buku tersebut sebagai santapan awal hari ini. Buku pertama yang ia buka adalah buku bersampul hitam yang memuat silsilah leluhur sang Menteri Pertahanan Arslandia. Satu hal yang unik dari seorang Hinata Aozora, membaca buku tebal berisi sejarah manusia yang tampak membosankan ini adalah kesukaannya. 163Please respect copyright.PENANAeDPAGK9J4j
163Please respect copyright.PENANAicDlU9PVlg
"Akhirnya Ayah mengijinkanku untuk membuka buku ini. Sudah sejak lama aku penasaran setelah melihat sampulnya," gumam gadis itu sambil membuka halaman pertama. Rasa penasarannya sangat beralasan. Karena dibanding seluruh buku tentang keluarga lain yang ada di dalam perpustakaan keluarganya, buku inilah yang selalu membuat jiwanya bergetar hanya dengan melihat lambang keluarga Homura di sampulnya. 163Please respect copyright.PENANAOKanWBcV7X
163Please respect copyright.PENANAVRjKP3Cgz1
Halaman pertama buku tersebut tidak hanya berisi judul dan tanggal terbitnya, melainkan lukisan wajah seorang lelaki paruh baya dibingkai frame kiasan berbentuk oval yang Hinata kenali sebagai Grand Duke Homura I. Wajahnya tampan dan tegas untuk ukuran pria seusianya, mengingatkan Hinata pada sosok Menteri Pertahanan tempo malam. Halaman-halaman berikutnya memuat data lengkap sang Grand Duke beserta istri-istrinya. Ya, Homura di masa lalu terkenal karena kekuatannya sehingga tidak sedikit kepala keluarga yang rela menjual anak-anak gadis mereka untuk mendapat bantuan dan dukungan dari Grand Duke. 163Please respect copyright.PENANAIWPTyabbld
163Please respect copyright.PENANATirgxbaJUh
Halaman-halaman berikutnya tidak begitu menarik perhatian Hinata sehingga dia melangkah ke bab yang membahas tentang Grand Duke Homura V, generasi dengan istri terbanyak sepanjang sejarah keluarga Homura. Sama seperti para pendahulunya, hampir seluruhnya merupakan pernikahan politik. Jika mengikuti rekam jejaknya di medan perang, Homura V pastilah sosok yang mengerikan. Tapi kenyataannya, bahkan seorang Hinata tidak sadar bersiul ria setelah melihat lukisannya yang memenuhi satu halaman lengkap dengan nama aslinya. Hikage Homura, putra sulung dari Grand Duchess Homura IV. 163Please respect copyright.PENANAuCCipNaObh
163Please respect copyright.PENANAMQFKJbT9hs
163Please respect copyright.PENANA6Da5GQUlZe
Tepat di bawah namanya tertulis keterangan bahwa itu adalah lukisan dirinya saat berusia dua puluh delapan tahun, dilengkapi dengan tanggal pengerjaan yang menunjukkan bahwa lukisan tersebut berhasil diselesaikan tiga hari sebelum kematiannya. Walaupun hanya kopian dari lukisan aslinya, gambar tersebut menujukkan bahwa Grand Duke adalah seorang manusia berparas indah dengan kulit putih bersih dan rambut sehitam malam. Aslinya mungkin akan terlihat seperti warna rambut Hinata sendiri. Sayangnya warna rambut hitam seperti itu sangat langka di dunia ini dan hanya dimiliki oleh keturunan-keturunan tertentu. Hinata kebetulan memiliki warna rambut demikian karena salah seorang leluhur Aozora pernah memperistri seorang putri dari keluarga Homura. Itu pun setelahnya sangat jarang di antara keturunan Aozora yang lahir dengan warna rambut hitam sempurna seperti dirinya.163Please respect copyright.PENANAZ6ka6x0M3A
163Please respect copyright.PENANAHhCDxIURub
"Sekarang aku mengerti kenapa istrinya bisa lebih banyak dari pendahulunya," Hinata tertawa kecil. "Mana istrinya cantik-cantik pula. Sayang sekali tidak ada yang cukup berani untuk mengekspos ketampanannya ke hadapan publik." 163Please respect copyright.PENANAgfMFkfDYSL
163Please respect copyright.PENANAaMikNy9Y3e
Tapi harus diakui, ketampanan itu justru menegaskan kepribadian sang Grand Duke selama hidupnya. Beliau dikenal tegas dan tidak suka bermain-main, terlihat jelas dari ekspresinya. Meski semua pernikahannya terkesan seakan 'membeli' para gadis dari keluarganya, tidak pernah sekalipun terdengar seorang istri pergi dari kediaman Grand Duke karena permasalahan internal. Sepertinya beliau adalah seorang suami yang cukup adil untuk dua puluh delapan istrinya. 163Please respect copyright.PENANAwKaQzKIlT6
163Please respect copyright.PENANAzt8BMmy96I
"Masa hanya karena reputasinya di medan perang, dia langsung dijuluki sebagai Grand Duke Iblis? Ini kan keterlaluan?" alis Hinata yang sama hitamnya dengan alis sang Grand Duke mengerut kesal. Padahal selain julukan itu, sang Grand Duke lebih pantas disebut pahlawan atas semua jasa-jasanya. "Sepertinya Grand Duke yang lain tidak mempedulikan julukan itu karena mereka sudah tau seperti apa Grand Duke Homura yang sebenarnya." 163Please respect copyright.PENANAd0TTLOJs5X
163Please respect copyright.PENANAngPR7Z2dAz
Alasan mengapa Hinata sampai melompati tiga generasi tidak lain karena prestasi Homura V semasa hidupnya. Reputasinya di medan perang bukanlah sebuah lelucon. Berdasarkan apa yang Hinata temukan di buku tersebut, sang Grand Duke mulai turun ke medan perang di usia empat belas tahun untuk menggantikan sang ibu yang jatuh sakit sejak akhir perang sebelumnya. Dan sejak saat itu, beliau menjadi perwakilan tetap keluarga Homura dan diangkat sebagai Grand Duke yang baru beberapa bulan sebelum sang ibu wafat. Disitulah perjalanan asmaranya berawal, dimulai dari pernikahan pertamanya dengan putri Marquess Teslaven yang merupakan teman masa kecilnya. 163Please respect copyright.PENANAP4MQyRkqXn
163Please respect copyright.PENANAfbnDN8A44b
Di buku tertulis bahwa namanya adalah Sumire Homura, terdengar anggun seperti orangnya. Sebuah kalung emas dengan permata merah tua besar yang menggantung di lehernya adalah pemberian Grand Duke sebagai hadiah pernikahan sekaligus bukti cintanya kepada sang istri. Grand Duchess sendiri dikenal sebagai istri yang bijaksana, mendukung setiap tindakan suaminya tak terkecuali poligami yang terus berlanjut. Grand Duke bahkan memberinya kewenangan mutlak sebagai Nyonya Homura pertama dalam mengelola semua urusan rumah tangga termasuk mengatur anggaran. Diduga bahwa kebijaksanaan Grand Duchess inilah yang menjadi percontohan bagi istri-istri berikutnya sehingga mereka dapat hidup rukun sampai hari dimana Grand Duke ditemukan tewas. 163Please respect copyright.PENANAkhUCMMoPDL
163Please respect copyright.PENANARe7jCkHShu
Hinata membuka lembaran berikutnya setelah pembahasan mengenai istri ke-26 sang Grand Duke dan malah mengerutkan kening. Dia menemukan sosok yang benar-benar mirip dengan Grand Duke Homura V, dan menurut buku disebut sebagai satu-satunya anak Grand Duke dari istri pertama yang lahir setelah kematiannya.163Please respect copyright.PENANAx9bDXkkxzJ
163Please respect copyright.PENANAE5A8q1qBAJ
Namanya adalah Saechika Homura yang kemudian mewarisi posisi ayahnya sebagai Homura VI dan melanjutkan perjuangan beliau. Reputasinya pun tidak jauh berbeda dengan sang ayah. Bahkan justru lebih banyak yang dapat diceritakan tentangnya karena umurnya yang lebih panjang dari Homura V. Dan penjelasan mengenai silsilah keluarga Homura berakhir disitu, pun tidak dijelaskan siapa istri Homura VI dan siapa anak yang mewarisi kepemimpinannya setelah ia tiada. Kisah kepahlawanannya terhenti setelah penaklukan terakhir yang mengubah Arslandia menjadi salah satu negara kekaisaran adidaya di dunia. 163Please respect copyright.PENANAVDZaLsHbcw
163Please respect copyright.PENANATeFeZzzUv6
"Ini gila. Dari generasi pertama sampai keenam, semuanya orang-orang yang luar biasa. Aozora dan tiga keluarga bangsawan lainnya bahkan masih selevel di bawahnya," Hinata membatin. Detik berikutnya, biji matanya bergeser melirik buku kedua. Penyebab utama mengapa dia harus melahap sejarah hidup Homura V terlebih dahulu sebelum mulai membacanya. 163Please respect copyright.PENANA80B7mbDutw
163Please respect copyright.PENANAxUSV9aUicm
Sesuai namanya, buku berjudul Jurnal Rahasia Homura V itu disusun setelah Homura VI menyerahkan jurnal harian ayahnya kepada Kaisar untuk keperluan pendidikan bagi para ksatria sebelum mereka siap turun ke medan pertempuran melawan roh jahat. Roh jahat inilah yang dikenal dengan sebutan seirei dan yuurei, mahkluk yang diperangi oleh Homura V hingga akhir hayatnya. Jurnal berisi berbagai informasi penting mengenai seirei dan yuurei tersebut kemudian dicetak dalam bentuk buku untuk disimpan para ksatria dan prajurit agar dipelajari sebagai bekal dalam medan perang. 163Please respect copyright.PENANAFsY6qS5qNK
163Please respect copyright.PENANA960teoUd0l
Dari situlah Biro Supranatural dibentuk di bawah naungan Departemen Pertahanan. Dengan dukungan dari seluruh keluarga terkuat yang secara turun-temurun bertarung mempertahankan kedamaian Arslandia dari gangguan iblis, perburuan terhadap seirei dan yuurei pun dapat dilakukan secara lebih terorganisir dan meminimalisir korban dari pihak manusia. Intinya, semua yang berhasil dicapai umat manusia sampai hari ini tidak lepas dari jasa seseorang yang mereka sebut Grand Duke Iblis. 163Please respect copyright.PENANAx1kbqCY73i
163Please respect copyright.PENANALlo8tLkdHi
"Mungkin aku akan membaca jurnalnya di kamar nanti malam," ujar Hinata sembari mengambil buku yang lain. Buku bersampul hijau tua sekaligus buku pertama yang dia tarik keluar dari barisannya hari ini. Tujuh Pilar Api.163Please respect copyright.PENANAJBYOtSBCRC
163Please respect copyright.PENANAipu4Ds550I
Sekujur tubuh Hinata merinding sesaat begitu melihat gambar wujud monster Lamia sang pilar pertama. Wujudnya mengerikan sebagaimana seirei pada umumnya, atau mungkin lebih menakutkan lagi. Wajahnya ditutupi topeng menyerupai tulang tengkorak ular raksasa dan mata merahnya bersinar dari celah-celah tengkorak tersebut. Lukisan itu seakan menatapnya sehingga Hinata bergegas membalik halaman berikutnya.163Please respect copyright.PENANAT45oPpXoG2
163Please respect copyright.PENANAD7OokfWPlD
Selain wujud manusia setengah ular berukuran besar, Lamia memiliki wujud lain yang hanya pernah dilihat oleh sedikit orang. Karena kebanyakan saksi berakhir mengenaskan sebelum sempat menyampaikan penemuannya pada orang lain. Rumornya, itu adalah wujud asli Lamia sebelum ia mendapatkan kekuatan iblis. Dari sedikit keterangan yang berhasil dikumpulkan, wujud itu menyerupai seorang wanita yang kurus dan pucat. Mengenakan gaun putih lusuh yang panjangnya sampai terurai di tanah seperti rambutnya. Di lehernya bergelantung beberapa utas kalung dan liontin yang masih utuh dan konon berkualitas tinggi. Salah satu yang sempat terputus dari lehernya setelah terkena serangan gabungan dari keempat bangsawan kini berada di Museum Hitam di Ardeleanu. Perhiasan-perhiasan tersebut akan mengeluarkan suara gemerincing yang cukup keras saat ia bergerak atau berjalan. Sehingga banyak yang berpendapat bahwa Lamia dulunya adalah seorang wanita bangsawan kaya di masa lalu yang mendapatkan kekuatan dan kekayaannya dengan bantuan iblis seperti yuurei dan seirei kebanyakan.163Please respect copyright.PENANAIitD8Z5aiF
163Please respect copyright.PENANAxNWe4zsFUJ
"Sepertinya aku harus menanyakan semua fakta yang ingin kuketahui saat bertemu dengannya." Hinata mengetuk-ngetukkan ujung telunjuknya di permukaan meja. "Kudengar pilar kedua adalah yang paling logis di antara ketujuh pilar. Untungnya aku kebagian berurusan dengannya."163Please respect copyright.PENANAQX13E12uDP
163Please respect copyright.PENANASb5zMbNn7H
***163Please respect copyright.PENANAXuCcPVj5CW
163Please respect copyright.PENANAYZTNg97mI8
Boutique de Jasmin Rouge, sebuah toko barang-barang unik di pinggir kota Beldiceanu yang selalu saja sepi. Walaupun sebagian besar barang disana seakan memiliki kekuatan mistis dengan bentuk yang sangat estetik, peminatnya justru tidak terlalu banyak. Sepertinya disebabkan oleh lokasi toko yang tidak cukup strategis. Tapi sebenarnya hal itu disengaja oleh si pemilik toko, karena hanya pelanggan dengan selera tertentu yang akan mengunjungi toko ini.163Please respect copyright.PENANA9QN6xgfn9H
163Please respect copyright.PENANAld7iiFAOsp
Suasana sedang sunyi ketika seseorang tiba-tiba membuka pintu dari luar, membuat lonceng yang dipasang di atas pintu berdenting nyaring. Reiko pun melangkah masuk diikuti Hikaru dari belakang. Pemilik toko yang semula mencoba mengabaikannya langsung mengurungkan niatnya setelah melihat gadis itu hanya berdiri di depan pintu sambil memandangnya dengan senyuman simetris.163Please respect copyright.PENANA3P5REVEvQR
163Please respect copyright.PENANADlLXWXFPmy
Pemiliknya adalah Torayuji Hartmann, seorang perempuan androgini yang berdiri terbungkuk di depan salah satu etalase. Sepertinya sedang memeriksa ulang beberapa barang baru yang akan dia letakkan disana saat Reiko datang berkunjung. Rambutnya putih bagai salju dan terpotong sangat pendek, tapi yang bersangkutan masih terlihat berada di kepala dua. Biji matanya yang berkilau seperti permata biru terang menatap Reiko dengan tajam di balik kacamata antiknya, seakan sedang memeriksa secara seksama dari ujung kaki sampai puncak kepala.163Please respect copyright.PENANAWX20lmt5dh
163Please respect copyright.PENANA6HYeNQOgcB
"Kaukah itu?" tanya Torayuji sambil menurunkan kacamatanya setelah beberapa lama tanpa bergerak dari posisinya.163Please respect copyright.PENANA2Ja90PQBEj
163Please respect copyright.PENANAXeFKcnFwEU
Langsung saja senyuman Reiko mengembang menjadi seringai lebar. "Kupikir kamu tidak akan mengenaliku," ujarnya senang.163Please respect copyright.PENANAlizAPV37NL
163Please respect copyright.PENANAu2k5x137Zz
Torayuji mendengus illfeel, sembari menegakkan badannya yang ternyata lebih atletis dari yang dibayangkan. "Kau pikir aku ini bodoh atau apa?" cerocos wanita itu sambil melangkah menuju lemari pendingin di sebelah meja kasir untuk mengambil tiga kaleng minuman. "Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihatmu. Apa yang membawamu kemari?"163Please respect copyright.PENANAQ7oTfWUfoh
163Please respect copyright.PENANAwt730og0qa
Reiko menghampiri sebuah rak berisi barang-barang lucu dan indah, seperti lampu lahar, jam pasir, bola salju dan sejenisnya. Permukaan kayu rak yang mengkilap menandakan kalau si pemilik toko rajin membersihkan tokonya secara teratur. "Seorang seniorku berulang tahun minggu depan. Aku harus memberi hadiah yang berkesan untuknya," sahut Reiko, mata bulatnya serius memperhatikan bola salju yang ada di rak tersebut. "Sepertinya bola salju seperti ini akan menjadi hadiah yang menarik."163Please respect copyright.PENANAcA0TCENgN2
163Please respect copyright.PENANAE0JLjs4R7V
"Hm?" Torayuji meletakkan kaleng minuman yang baru saja diminumnya. "Bola salju? Apa tidak terlalu kekanak-kanakan?"163Please respect copyright.PENANAEOMS7QkFhA
163Please respect copyright.PENANAJxs00rOC4C
"Kurasa tidak, soalnya aku ingin pesan custom padamu."163Please respect copyright.PENANAammQsqWkkY
163Please respect copyright.PENANAIUiC8EFQzc
"Custom?" Alis putih Torayuji berkerut heran. "Sepertinya kakak senior ini sangat penting bagimu."163Please respect copyright.PENANAiIZfKAasxu
163Please respect copyright.PENANA6BO6S3JojO
Senyum tipis di bibir Reiko kembali mengembang. "Entahlah. Sejak pertama kali melihatnya, aku tidak bisa mengusirnya dari pikiranku."163Please respect copyright.PENANALyusaR1IXZ
163Please respect copyright.PENANAyQl2D5xcxb
Alis putih Torayuji berkerut semakin parah. Ruangan itu pun mendadak sunyi seperti sebelum Reiko datang. Padahal ada tiga orang di dalamnya, tapi mereka seperti tenggelam dalam pemikiran masing-masing. Di saat Reiko masih dengan santainya melihat-lihat, di balik ketenangan ekspresi Torayuji muncul perasaan aneh yang sudah lama ia lupakan seiring senyuman gadis di hadapannya yang semakin merekah.163Please respect copyright.PENANAM147T6T5QA
163Please respect copyright.PENANARhWU2ghmjU
"Jangan bilang kalau..." Torayuji tidak berani melanjutkan kalimatnya.163Please respect copyright.PENANA55xWnIyCLC
163Please respect copyright.PENANAobZFcOrNm0
Seakan tidak peduli, Reiko mengambil bola salju di rak dan menyerahkannya kepada Torayuji. Wanita itu pun menerimanya begitu saja dengan ekspresi kebingungan parah karena Reiko terus tersenyum ganjil.163Please respect copyright.PENANArLFu82mNjg
163Please respect copyright.PENANAQDx0s88HEG
"Seniorku itu sepertinya menyukai suasana yang tenang dan terbiasa menyendiri," ucap Reiko merdu. "Aku ingin kamu menyesuaikan panorama di dalam bola salju ini dengan keinginannya. Replika rumah besar di atas bukit mungkin akan terlihat bagus."163Please respect copyright.PENANACMqqzQp3aO
163Please respect copyright.PENANAY5lFj0gKdP
"Baiklah. Aku mengerti maksudmu," balas Torayuji ragu-ragu. "Kembalilah tiga hari lagi. Aku akan segera menyelesaikannya."163Please respect copyright.PENANAEQBYXOCzG5
163Please respect copyright.PENANAiMFGGhiz2J
Sepeninggal Reiko, Torayuji meletakkan bola salju tersebut di atas meja dan kembali menikmati minumannya. Pandangannya tertuju pada bola salju di depannya selama beberapa saat sebelum tiba-tiba menoleh ke arah sebuah bola kristal pada salah satu rak yang menempel di dinding.163Please respect copyright.PENANAXaCeoUOPnI
163Please respect copyright.PENANAg6K1ZZs6AF
"Hah..." Wanita itu menghela napas panjang, tak lama sebelum dia tiba-tiba berdiri dari kursinya. "Sialan, bikin penasaran saja."163Please respect copyright.PENANATxwQrqKYYv
163Please respect copyright.PENANAjP3lYNW8mi
Bersambung...
ns 172.70.100.244da2