Berat hati menerima waktu yang tersisa.
Tak kuasa dan tak akan bisa aku selesai menghitung berapa kali mata ini mencari sosok lelaki berjaket abu gelap tiap pagi, duduk di meja kerjanya yang menghadap dinding, dan tak bergeming. Di sebelahnya selalu siap botol minum biru muda, yang kadang menjadi pertanda mata minusku bahwa dia ada, hanya sedang pergi entah ke ruang mana.
Tak mau dan tak ingin lupa hal-hal kecil yang terlihat tentang dia: kaos-kaos yang dia pakai biasanya; jenis kendaraan, plat nomor hingga helmnya; sandal, tas, jas hujan, bahkan sarung tangannya; juga tatapan, senyum, suara, serta tawanya.
Sudah terbiasa mencari dan menyimpannya dalam hati.
Namun akankah ada saat ketika semua itu terkikis dan benar-benar terlupa?
Lelaki itu kau, yang tak akan kudeskripsikan. Biarlah kau sendiri yang menemukan dirimu di waktu tersisa, dalam tulisan.
ns3.148.219.214da2