Bagaimana cara kalian memperlakukan kehidupan?474Please respect copyright.PENANAW0UdgmG1HX
474Please respect copyright.PENANAB1Hz8KE8J8
merutukinya? Menyukurinya?474Please respect copyright.PENANAvmPpLOVszf
474Please respect copyright.PENANAW4VgVESbDc
keduanya merupakan wujud cerminan diri kalian yang sebenarnya. 474Please respect copyright.PENANAbR7CKWTFkB
474Please respect copyright.PENANAkL7hxrcBdf
474Please respect copyright.PENANALUpF5NUxkM
474Please respect copyright.PENANAlpmJWIzVRr
474Please respect copyright.PENANAgQesYYLiPD
****474Please respect copyright.PENANAwvhnID1UQN
474Please respect copyright.PENANAMY04aLPwnB
474Please respect copyright.PENANAIcrn47zdeA
474Please respect copyright.PENANAbzQ9t2nPUF
474Please respect copyright.PENANAu8AoAZvIVz
Suasan kota kecil Sillius tampak damai pagi ini, semburat sinar matahari pagi yang lembut berwarna jingga keemasan masih berada di puncak barisan pegunungan Landand yang putih ditutupi salju, belum menyentuh atap atap penduduk dimana cerobong asapnya masih mengeluarkan asap tipis yang membumbung membelah udara pagi yang sejuk.474Please respect copyright.PENANAtlEOM8Coiy
474Please respect copyright.PENANAVpGAg1uBy5
474Please respect copyright.PENANAmhDpt6X8IO
474Please respect copyright.PENANAmm0IMqVxEQ
474Please respect copyright.PENANALsMsqgzyBV
Beberapa daun yang ada di pohon serta tumbuhan liar dan bunga bunga yang bermekaran indah berwarna warni terlihat basah oleh embun yang masih saja menempel, tak mau pergi menguap. tanah berwarna gelap kecoklatan yang subur pun terasa lembab pada pagi yang semakin Harmoni dengan kicauan burung yang sudah terjaga lebih dahulu.
Beberapa penduduk kota Sillius menyambut awal hari dengan duduk diatas kursi rajut empuk terbuat dari rotan menghadap perapian yang apinya sudah mengecil hendak padam. secangkir Guonna; minuman yang terbuat dari campuran jahe, lemon dan madu yang dibuat hangat serta roti Jellum tebal yang manis dengan selai apel ditengahnya ikut menemani.
Tapi tidak untuk Bill. Didalam rumah sederhana berukuran delapan kali empat meter yang hampir sepenuhnya terbuat dari kayu. Bill tengah berpeluh peluh mengejar seekor kucing betina gemuk berwarna abu abu yang sedang mencengkram satu satunya makanan Bill pagi ini; ikan Pendang rebus, berlari lincah menghindari amukan dari Bill.
"kembalikan makanan ku!" Bill berteriak parau.
Dia memecah kedamaian pagi yang agung. Teriakannya mengakibatkan seekor burung Camar yang terbang melintasi halaman rumah Bill terkejut dan melayang tak terkendali.
Rumahnya yang kecil dan berantakan saat ini bertambah hancur karena ulah mereka. Bill beberapa kali melemparkan barang yang ia temui ke arah kucing betina tersebut. Seperti gelas plastik, alat makan, sisir, beberapa buku, serta benda yang terakhir di lemparnya; sapu ijuk.
"Kenapa larimu cepat sekali?!," Bill berteriak frustasi."tubuhmu bahkan tidak kurus seperti ku!"
Yang diteriaki berlari tidak peduli. Dia kemudian melompat kearah jendela kecil dengan kaca buram ditengahnya, menyundul bagian sudut jendela yang sudah sedikit keropos dan keluar melalu celah yang telah ia buka disana.
Bill sangat kesal melihat kucing betina abu abu yang lagi lagi berhasil kabur. Dengan cepat, ia berjalan kearah pintu kayu berwarna coklat tua dengan jendela berbentuk lingkaran dibagian atasnya, dan mengambil sapu ijuk yang telah ia lempar tadi selagi melewati ruang tengah yang kini terlihat mirip seperti kapal pecah.
Dia menoleh saat sauara gemerisik daun di tangkap oleh telinganya, kemudian berjalan mengendap endap kearah semak yang berada di batas pagar. Bill menyeringai, karena kedua matanya menangkap bagian ekor milik seekor kucing yang tengah ia buru.
Diangkatnya sapu ijuk tinggi tinggi hingga melewati batas kepala, lalu mengayunkannya dengan sepenuh tenaga kearah kucing betina abu abu yang tengah asyik membelakangi bill seraya menunduk menghabisi seekor ikan pendang rebus, hasil curianya pagi ini.
Bunyi hantaman beradu dengan dedaunan terdengar. Tapi bill berdecak kesal. Tepat saat ayunan sapu ijuk akan menghantam tubuh yang ada hadapanya, kucing itu lebih dulu lompat menghindari serangan dari bill dengan mudah. Seolah sudah tahu kapan tepatnya sapu itu akan menghantam tubuh berlemak miliknya.
"Kucing nakall !!"
Bill tak peduli lagi, dia berlari sekuat tenaga untuk mengejar hewan berbulu yang tengah melompati pagar pembatas rumahnya. 474Please respect copyright.PENANAAWUmjvGnqe
474Please respect copyright.PENANAaGXwmpFljQ
Sembari berlari, dia juga mengayunkan sapu ijuk yang beralih fungsi menjadi senjata dengan 474Please respect copyright.PENANAuVZcLo53ai
474Please respect copyright.PENANAonWoYjnlg0
kesetanan ke segala arah.
Pagar pembatas yang tadi di lompati oleh kucing betina abu abu itu juga dilompati oleh bill. Tetapi bill jatuh terjerembab dan mendarat tidak mulus diantara tanah basah yang tidak ditumbuhi rumput atau tumbuhan apapun . Bill mengaduh, mengusap dadanya yang terbentur pelan dan kembali berlari mengejar hewan yang kini sudah memasuki halaman depan rumah majikanya, Ny. Edna.
Bill menyongsong sapu ijuk yang sejak tadi menjadi senjata perburuannya. Dia memaksa kaki kaki panjangnya untuk berlari lebih cepat agar hewan didepan yang juga tengah berlari dapat ia susul.
Saat sebelum menyentuh undakan tangga batu rumah Ny. Edna, bill berhasil menepis jarak antara dia dengan target perburuannya. Bill kemudian mendorong kasar sapu ijuk kearah hewan tersebut, tapi karena dorongan bill yang tak cukup kuat. Sapu ijuk tersebut tidak mengenai ataupun menyentuh kucing betina yang kini telah melompat melewati undakan tangga batu lalu masuk kedalam pintu khusus kecil miliknya yang berada di sisi bawah pintu utama.
"Kau!, lain kali kau tidak akan bisa masuk ke dalam pintu kecilmu itu"
Pintu utama berbentuk persegi panjang dengan sisi berbentuk setengah lingkaran di atasnya terbuka. Bill terkejut, mendapati seorang perempuan bertubuh gempal sedang melotot marah kearahnya. Dilayangkan pandangannya kearah tangan kanan wanita itu. Disana poud, kucing betina berwarna abu abu yang sejak tadi ia buru dengan bentuk tubuh sama gempalnya dengan sang majikan, tengah bergelayut manja. Sesekali ia mengeong, seperti mengadu perihal tingkah laku bill terhadapnya beberapa menit yang lalu.
Bill berdeham canggung, kemudian memungut sapu ijuk yang tergeletak diatas teras rumah Ny. Edna dengan kikuk dan membalikkan badan, hendak berlalu.
Baru beberapa langkah bill berjalan, kepala nya mendadak mendongkak. Rasa sakit dibagian kepalanya membuat dia sadar bahwa kini seseorang tengah menarik rambut bagian belakang kepalanya kuat.
"Kau apakan kucingku?!" Hardiknya
"Aku tidak melakukan apa apa" bill meringis. Kepalanya mulai berdenyut ngilu. Beberapa helai rambut pirangnya telah rontok jatuh.
"Masih tidak mengaku?!"
Ditariknya rambut yang tengah ia cengkram lebih kuat sehingga bill mengaduh kesakitan .
"Sungguh, aku tidak melakukan apa apa pada kucing mu nyonya," bill mendesis.
"Lalu untuk apa kau membawa sapu itu hah ?!"
"Untuk..," bill mencari akal, sementara cengkraman pada kepalanya tak kunjung lepas. Otaknya yang memang lamban bertambah lamban tak mampu berfikir. "Aku hanya bermain dengan nya. Itu saja"
"Kau fikir aku bodoh?! Anak dekil seusia kau harusnya berfikir dua kali untuk mengelabui ku!"
Bill tak tahan lagi, dia mencoba melepaskan tangan besar Ny. Edna yang ada di kepalanya. Tapi tidak berhasil,cengkraman nya justru semakin kuat.
"Jika sekali lagi kau menganggu kucing ku," wanita gempal itu mendekatkan mulutnya kearah telinga bill. "Kau dan ayah mu yang bau itu harus menyingkir dari tanahku!"
Cengkraman yang dilepaskan dengan kasar ditambah dorongan yang kuat membuat bill terhuyung. Bill meringis dan mengusap bagian belakangnya dengan kesakitan. Beberapa rambut keriting pirangnya menyangkut disela jari jari panjang dan kurus miliknya.
Dia segera berjalan pulang, melewati halaman luas milik Ny. Edna. kemudian belok kekiri tepat sebelum batas kolam ikan besar yang berada di ujung halaman. Melewati beberapa semak hias, dan kembali melompati pagar pembatas.
Bill terduduk diserambi depan rumahnya, dia lagi lagi mengusap bagian belakang kepalanya yang tadi telah dicengkram oleh Ny. Edna. Bill mengaduh saat dia tak sengaja menyentuh bagian yang bengkak disana.
"Aduhh sakit sekali" ujarnya lirih.
"Kucing dan majikan nya benar benar sama. Sama sama menyebalkan" tambahnya.
Ny. Edna adalah perempuan bertubuh gempal yang suka memakai daster kemana mana. Dia memiliki wajah tembam yang sama sekali tidak ramah karena tahi lalat besar yang berada didekat bibirnya membuat ia terlihat culas. Matanya sering kali melotot jika melihat bill ataupun ayahnya.
Tanah tempat bill dan ayahnya membangun sebuah rumah sederhana yang cukup untuk mereka berdua merupakan tanah milik Ny. Edna. Dulu, saat rumah panggung besar yang kini dihuni oleh Ny. Edna masih berupa rumah kecil khas petani bobrok tidak terwat. Ayah bill yang tidak punya uang dan tidak memiliki pekerjaan, membangun petak kecil yang muat untuk dirinya dan bill yang kala itu masih merah dan menangis kelaparan diujung tanah halaman yang ditumbuhi semak liar.
Setelah beberapa tahun dan rumah tersebut tak juga ditempati oleh siapapun. Ayah bill memutuskan untuk memperbesar ukuran rumah dengan membangunnya menggunakan balok balok kayu pohon jati. Hingga tak lama setelah itu, seorang suami istri yang baru pindah ke kota kecil Sillius membeli rumah kecil bobrok khas petani tersebut beserta halamanya. Kemudian membangun rumah besar bertingkat yang indah dengan banyak hiasan serta jendela kaca panjang yang dipasang tinggi.
Ayah bill yang sudah terlanjur membangun rumah kecil mereka disudut terluar halaman meminta agar dirinya tak perlu pindah, sebab dirinya yang tak memiliki banyak uang serta bill yang masih membutuhkan biaya untuk tumbuh tak memungkinkan dirinya untuk dapat membeli rumah atau bahkan menyewa apartemen kecil.
Ny. Edna yang kala itu dianggap ayah bill ramah dan baik memperbolehkan ia untuk tinggal hingga hari ini. Tapi memang dasarnya tidak ada yang gratis, Ny. Enda sering kali memanfaatkan mereka dengan meminta bantuan ayah bill untuk sekedar membetulkan loteng, memangkas semak di halaman atau membetulkan keran yang bocor. Dan sudah beberapa waktu belakangan ini, sifat Ny. Edna semakin tidak ramah saja. Dia bahkan membangun pagar pembatas disepanjang halamannya, termasuk membatasi rumah bill yang tampak berbading terbalik dengan rumahnya.
Namun mereka tidak masalah, selagi bisa tinggal dan tidak meninggalkan rumah kecil yang sempit ini.
Bill menghela nafas lelah, matahari kini sudah menyapu lembut seluruh tanah Sillius, ayam telah berkokok nyaring dan kesibukan pagi mulai berjalan. Dia memasuki rumah dengan lesu, kali ini tidak ada sarapan pagi untuk memulai hari. 474Please respect copyright.PENANAegJQb1wKvB
474Please respect copyright.PENANAyR8C8lYuZy
Dilihatnya jam tua yang bandul nya tak lagi bergoyang dengan pahatan burung gagak jantan yang sudah berdebu diatasnya, pukul tujuh pagi.
"Ahh..terlambat, tidak sarapan, dan kepala yang berdenyut. awal yang baik sekali untuk pagi ini"
***
Jangan lupa vote dan kommentnya. 474Please respect copyright.PENANAYlUvv23dOl
474Please respect copyright.PENANAKexsnPDwTG
Selamat membaca!
Salam dari kota Sillius!474Please respect copyright.PENANAUnGSUGS1EL
474Please respect copyright.PENANAruUiGmpz5i
-Alfa
474Please respect copyright.PENANAGgpwuciN8U
474Please respect copyright.PENANAZyTUVjCYT2
474Please respect copyright.PENANA6lhfk1GdUK
474Please respect copyright.PENANAlk2xHMGvJy
474Please respect copyright.PENANAMLKc346jY4
474Please respect copyright.PENANAT8FGSID2rs
474Please respect copyright.PENANAeERxjwv5DR
474Please respect copyright.PENANAjULxQlYnC7
474Please respect copyright.PENANAXnxzqxgc9I
474Please respect copyright.PENANA2zH7hh3o0I
474Please respect copyright.PENANAwqsVJ5MqWb
474Please respect copyright.PENANAabl6tZG7uf
474Please respect copyright.PENANAoxgKfUIzA2
474Please respect copyright.PENANApgUzc2Chtz
474Please respect copyright.PENANA5Yu4g9Oa7s
474Please respect copyright.PENANAkUBHaR8vhF
474Please respect copyright.PENANARHzxjkfRXk
474Please respect copyright.PENANA7OnNC6Yt7U
474Please respect copyright.PENANAjRT6SXjhrF
474Please respect copyright.PENANA0Q00GVu9dK
474Please respect copyright.PENANA50JOq8F1c9
474Please respect copyright.PENANAU7qS3088ig
474Please respect copyright.PENANAKg5RKAyoEt
474Please respect copyright.PENANAPFfLUE1ZTt
474Please respect copyright.PENANAvlTusU8jCv
474Please respect copyright.PENANA6IOw4io32t
474Please respect copyright.PENANAgR6gurm2xe
474Please respect copyright.PENANAvYLlagc1l0
474Please respect copyright.PENANAu4XfuJge0w
474Please respect copyright.PENANA1gQn5FXy6e
474Please respect copyright.PENANA3PgsBlDoWG
474Please respect copyright.PENANAVmzToFfI0N
474Please respect copyright.PENANAKPWrt1mykL
474Please respect copyright.PENANA3Ndt7iF7x8
474Please respect copyright.PENANAlmKr98xbNu
474Please respect copyright.PENANA5FZG8VsXpm
474Please respect copyright.PENANA7i2K2qqh0k
474Please respect copyright.PENANAwrYsegMBEA
474Please respect copyright.PENANAuZNxwLNDCN
474Please respect copyright.PENANATEqCPZk5nt
474Please respect copyright.PENANADloe9b2RvG
474Please respect copyright.PENANAJnpaJcc3m2
474Please respect copyright.PENANAKVyNfLfHJ9
474Please respect copyright.PENANA8168yldEad
474Please respect copyright.PENANAvkJUSZcXhV
474Please respect copyright.PENANAnGXNYQy6zz
474Please respect copyright.PENANAYUboU53yUx
474Please respect copyright.PENANA6PeiUCrLff
474Please respect copyright.PENANAvlG8j84TqI
474Please respect copyright.PENANAgzUPJeWQUF
474Please respect copyright.PENANAkStX1o2FMC
follow me on intagram!474Please respect copyright.PENANAaEuRlFQv8P
474Please respect copyright.PENANAaxVpVgHUNt
@alfaamerta474Please respect copyright.PENANAqaoDalsryG
474Please respect copyright.PENANAzON2fJW39y