Saran yang di berikan Bastian masih belum di laksanakan, bukan berarti tidak ingin melakukannya hanya saja Rara belum yakin tentang saran itu.
Seharian Rara hanya merenungi saran tersebut tanpa mengerjakan apapun.
"Ibu lagi ngapain?"
"Ibu lagi buat kue Ra, kamu mau?" kata ibu sambil menyodorkan cup cake cokelat yang mengguga selera namun, kali ini aku sama sekali tidak berselera.
"Tidak bu."
Aku hanya duduk di kursi yang tak jauh dari ibu yang berperang dengan bahan-bahan cup cakenya, aku hanya bisa memperhatikannya tanpa berniat membantunya sama sekali.
"Cerita ke ibu apa yang kamu pikirkan sampai membuat wajahmu begitu kusut."
"Bastian memberikan saran untuk mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi denganku bu."
Tiba-tiba ibu menghentikan kegiatannya lalu berlari kearahku.
"Jangan berbuat yang aneh-aneh Ra." kata ibu sambil menatapku dengan tajam hal itu sontak saja membuat nyaliku menciut
"Iya..aa bu." kataku dengan nada gugup
"Baiklah, pokoknya ibu tidak mau tau kamu tidak usah menanggapi saran Bastian." ucap ibu seraya kembali bergelut dengan aktivitasnya.
Perkataan ibu barusan justru membuatku ingin melakukan hal yang di sarankan Bastian.
Aku sangat yakin bahwa ayah dan ibu menyembunyikan sesuatu dariku dan aku harus cari tahu, sekarang aku bertekat mencari hal yang di sembunyikan oleh mereka berdua.
Entah mengapa setiap aku membahas tentang mimpi atau bayangan hitam, aku seolah diawasi oleh seseorang tapi setiap aku memperhatikan sekitar tak ada seorangpun yang mengawasi itu sungguh aneh.
Namun bukan sekali dua kali aku merasa di awasi seperti sekarang ini ketika ibu pergi seolah ada seseorang yang sedang menatapku dengan intens atau itu hanya perasaanku saja?
Akhir-akhir ini aku memang jarang bermimpi tentang bayangan hitam yang biasanya selalu hadir di setiap mimpiku, hal itu justru membuatku makin ketakukan karena jika aku tidak bermimpi tentang bayangan hitam itu maka setiap waktu aku akan merasa diawasi.
Pikiranku sedang berada di level kacau dan aku butuh hiburan dengan berjalan-jalan di sekitar taman untuk melupakan sesaat masalah yang menimpaku atau mungkin seseorang telah mempermainkanku?
"Arraagggggg..."
Aku sungguh tersiksa dengan semua ini dengan rasa kesal aku berteriak sepanjang jalan membuat orang-orang yang berada di sekitarku menatapku aneh. Aku tidak peduli dengan apa yang di katakan orang ketika melihatku.
"Ehh Ra woiii Rara.." teriak seseorang dari belakang.350Please respect copyright.PENANA2ribFh4WuQ
Karena terlalu fokus dengan apa yang ku pikirkan sampai aku tak ingin mengetahui siapa yang dengan kurang ajarnya berteriak dengan suara yang cukup nyaring.
"Ra."
Seorang gadis tiba-tiba merangkulku dengan agresifnya.
"Maaf kamu siapa?"
"Aku?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri
Aku menganggu mengiyakan pertanyaannya dan sontak saja hal itu membuat gadis itu tertawa terbahak-bahak seolah aku sedang mengatakan sebuah lelucon.350Please respect copyright.PENANA6m8tHaTTdH
"Oke,, hehhe oke Ra, aku Dinar mahasiswi yang selalu duduk di sampingmu ketika berada di perpustakaan dan kamu pernah menolongku sekali waktu itu." ucap gadis yang bernama Dinar itu di ikuti dengan senyuman yang yah menurutku sangat manis tapi aku memang tidak mengingatnya yah sudah tak apa itu tak masalah toh dia yang mengingatkku.
Akhirnya kami berdua duduk di bangku taman sambil bercerita lebih tepatnya aku hanya mendengarkan cerita Dinar tentang ku dan Bastian.
"Ehh Tunggu Dinar kenal Bastian juga?" gumamku
"kenapa Ra?"
"Oh tak apa,, hmmm boleh aku bertanya Nar?" tanyaku ragu-ragu350Please respect copyright.PENANAZjIndICpdm
"Silahkan Ra."
"Kamu juga mengenal Bastian?"
"hahahahahahahah yampun Ra, siapa yang tidak kenal Bastian di kampus? pasti kalau ada yang tanya soal Bastian semua orang akan menjawab bahwa pria yang baik dan manis itu ada di dekatmu."
"Oh iya si pecicilan itu pasti sangat terkenal."
Aku lupa bahwa seorang Bastian adalah pria idaman yang sangat di kagumi oleh kamu wanita di kampus.
"Ra aku tau kamu sedang sakit."
Pernyataan Dinar membuatku merasa tidak nyaman dan perasaan itu datang lagi. Perasaan yang seolah aku sedang di awasi oleh seseorang.
"Jangan sok tau Nar, kapan aku sakit." kataku sambil tersenyum
"Baiklah tapi jika kamu butuh sesuatu yang berhubungan dengan mistis beritahu aku." kata Dinar sambil berdiri dari tempatnya duduk
"Mau kemana Nar?" tanyaku heran melihat raut wajahnya yang berubah serius
"Pulang." katanya sambil melangkah meninggalkanku duduk seorang diri di bangku taman.
Karena hari sudah sore aku memutuskan untuk kembali kerumah segera. aku pernah mendengar bahwa ketika cahaya siang dan malam berbenturan saat itulah makhluk dari dunia gaib akan melintas kedunia manusia dan mereka akan kembali ketika malam dan siang berbenturan kembali di waktu fajar.
Lagi lagi dan lagi aku merasa di awasi sampai aku masuk kekamar hal itu sudah membuatku sangat tidak nyaman.
Aku hanya ingin hidup dengan tenang.
Aku juga tidak pernah mengganggu kalian.
Tapi kenapa seolah aku berbuat sesuatu yang fatal.
Bisakah kalian tidak mengusik hidupku??
ns3.135.224.139da2