Setelah upacara selesai, mata pelajaran pertama hari ini adalah olahraga bagi kelas XII Pemasaran. Kali ini materi yang akan diajarkan adalah senam lantai. Terdiri dari plank, sit up dan push up.
Priittt….priitt….
“Ayo semuanya kumpul, bikin barisan!”
Rana dan teman-teman kelasnya berdiri lalu merapikan barisannya. Rana di bagian paling depan, diikuti Safia, Sitha, lalu Yura.
“Assalamualaikum, hari ini materi yang akan dipelajari adalah senam lantai. Kalian pasti sudah diajari materi ini semasa SMP kalian dulu. Enggak susah kok. Nanti kalian akan berpasangan ya, yang satu menghitung, yang satu memperagakan. Masing-masing gerakan waktunya 1 menit. Kalau sudah, gantian sama pasangannya. Mengerti?”
“Mengerti, Pak!”
‘Sebelum melanjutkan, ada baiknya kalau kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa menurut kepercayaannya masing-masing, mulai.”
“Berdoa selesai. Silakan cari pasangannya,”
Safia berpasangan dengan Sitha, sedangkan Rana berpasangan dengan Yura. Mereka mengambil tempat bersebelahan. Pak Faris mulai memanggil murid-murid sesuai urutan absensi.
“Abdian, Abimanyu, Aghny, Angelina, Arleon, Azzam. Silakan ambil posisi masing-masing.”
Lalu peluit pun ditiup. Waktu berjalan dengan cepat. Pelajaran olahraga hari ini berjalan dengan lancar, walau pun Rana agak kesulitan pada saat sit up. Cuma dapat 23 kali dalam satu menit.
Setelah mengucapkan salam, Pak Faris membubarkan barisan dan mengarahkan murid-murid untuk kembali ke kelas dan ganti seragam. Beliau juga memberikan waktu istirahat selama 10 menit. Tidak boleh lebih karena nanti bisa-bisa guru mata pelajaran selanjutnya ngambek. Haha.
Rana dan teman-teman perempuannya berganti baju di toilet, sedangkan yang laki-laki berganti di dalam kelas. Setelah selesai, mereka menyempatkan untuk ke kantin sebentar. Di perjalanan kembali ke kelas, Rana bertemu dengan Buman. Walau sedang dalam keadaaan berkeringat, itu sama sekali tidak mengurangi ketampanannya.
“Buman! Mau tau gak? Ada yang kangen sama lo, nih!’
“Siapa, Rana? Coba kasih tau.”
“Yadi,”
“Mas Yadi tukang bakso gelas di kantin? Tadi kan baru ketemu. Masa kangen, sih? Yang bener aja.”
“Yadiriku.”
“HMM, lo mau gue katain kambing apa domba?
“Bercanda, Buman ehehehe,”
“Oke. Kangen lo gue terima.”
Buman menepuk puncak kepalaku dua kali, lalu berjalan mendahului Rana. Sedangkan Rana sibuk menyembunyikan senyumannya di balik punggung Buman.
“Hari ini indah!”
ns3.23.92.159da2