Author: Ihsan Iskandar
408Please respect copyright.PENANADbzdz9nbCq
"SUDUT PANDANG KEDUA"
408Please respect copyright.PENANAeXrVBitiVT
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
408Please respect copyright.PENANAYy1nrl3BcJ
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
408Please respect copyright.PENANAbrKoAQGfEs
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
408Please respect copyright.PENANAiAQYf55qEQ
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
408Please respect copyright.PENANALpP0Rt4lIB
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
408Please respect copyright.PENANAyfltDgrqm0
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
408Please respect copyright.PENANAMQTaZfSess
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
408Please respect copyright.PENANAkkX9HHb9dD
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
408Please respect copyright.PENANAV5vRpMynmj
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
408Please respect copyright.PENANAJnD5PAXhW0
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
408Please respect copyright.PENANAly15JyfJJC
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
408Please respect copyright.PENANAoYQIEnEOko
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
408Please respect copyright.PENANAagXlffSgEi
"Ehh... dimana ini??"
408Please respect copyright.PENANA9gkzWXCfdN
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
408Please respect copyright.PENANANBjRYMqcYf
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
408Please respect copyright.PENANAqx5vwFjdfb
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
408Please respect copyright.PENANA1sLtWevCDU
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
408Please respect copyright.PENANA0xR3aT2ssR
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
408Please respect copyright.PENANAflQVqwgB0b
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
408Please respect copyright.PENANAqAzUFbyvht
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
408Please respect copyright.PENANAME8sNO6y0f
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
408Please respect copyright.PENANADFJuAgBGPv
"Sayonara"
408Please respect copyright.PENANAjmINpNtZTm
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
408Please respect copyright.PENANAUTZhuWSsoU
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
408Please respect copyright.PENANAOYMTD6dKcb
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
408Please respect copyright.PENANAsWix7bh54R
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
408Please respect copyright.PENANAbWihT6iCvt
"Sial! Kau membunuhnya"
408Please respect copyright.PENANAkO3hx813Wp
"Akkhhh"
408Please respect copyright.PENANAzDZxSKV5xz
"Kau terlalu berisik abu abu!"
408Please respect copyright.PENANAzCleQoa3ni
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
408Please respect copyright.PENANAQ1fmtpaXhu
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
408Please respect copyright.PENANAbeisFJz5pX
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
408Please respect copyright.PENANAtSKz130b3o
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
408Please respect copyright.PENANApg90HLyKfC
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
408Please respect copyright.PENANAYh6JJYjKQq
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
408Please respect copyright.PENANA2dFuZM0S63
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
408Please respect copyright.PENANAv8TrtKiN58
"Terima kasih Rina"
408Please respect copyright.PENANAvyIBZp8RE9
408Please respect copyright.PENANAxPKN3mxRxC
ns 172.71.254.30da2