Author: Ihsan Iskandar
538Please respect copyright.PENANA9Hqedh4t9c
"SUDUT PANDANG KEDUA"
538Please respect copyright.PENANA44v1QW7JgK
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
538Please respect copyright.PENANAXBWciFkt8W
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
538Please respect copyright.PENANAj5pxdlQJFn
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
538Please respect copyright.PENANAW7dF3RJizV
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
538Please respect copyright.PENANA1nx4sFjVFW
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
538Please respect copyright.PENANAAYiOknWWJL
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
538Please respect copyright.PENANAM5r7hDpbDL
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
538Please respect copyright.PENANAIdw7q5DCUb
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
538Please respect copyright.PENANAcqncdAWqlQ
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
538Please respect copyright.PENANAdG54i21i1l
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
538Please respect copyright.PENANAvG4vLYjN95
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
538Please respect copyright.PENANAghBx4q3RE9
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
538Please respect copyright.PENANAt7qWlp7JIi
"Ehh... dimana ini??"
538Please respect copyright.PENANAXkLnoCTV4F
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
538Please respect copyright.PENANAwh1z2RaeD0
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
538Please respect copyright.PENANAKmvnX9BJkI
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
538Please respect copyright.PENANAFVutgE4U7y
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
538Please respect copyright.PENANAAGB4lydd9n
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
538Please respect copyright.PENANAZUjM3jaIzb
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
538Please respect copyright.PENANANPmWvevCSZ
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
538Please respect copyright.PENANAVc4eBHrJYz
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
538Please respect copyright.PENANAHrfHlb1oZb
"Sayonara"
538Please respect copyright.PENANAMNw0jfa25S
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
538Please respect copyright.PENANA9YyEb0cWgo
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
538Please respect copyright.PENANAMWzgKzuf9n
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
538Please respect copyright.PENANAuIJIfPrK40
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
538Please respect copyright.PENANAGTBGcL2Yve
"Sial! Kau membunuhnya"
538Please respect copyright.PENANAaqHT33agWv
"Akkhhh"
538Please respect copyright.PENANAqpUiWaszHj
"Kau terlalu berisik abu abu!"
538Please respect copyright.PENANAo70lQoUrTf
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
538Please respect copyright.PENANAAplccquuMp
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
538Please respect copyright.PENANAYpGwZtzj7V
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
538Please respect copyright.PENANAgdiP77wL2f
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
538Please respect copyright.PENANAnqjc62cKf5
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
538Please respect copyright.PENANA09hV9QD4AJ
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
538Please respect copyright.PENANAUqcgIhTJ1P
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
538Please respect copyright.PENANAp9v6v8Oavt
"Terima kasih Rina"
538Please respect copyright.PENANAHtG4eWCKVn
538Please respect copyright.PENANAQTjmA87FUp
ns3.22.223.160da2