Author: Ihsan Iskandar
606Please respect copyright.PENANAXA9jFGyMnC
"SUDUT PANDANG KEDUA"
606Please respect copyright.PENANAeNbnJjzns9
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
606Please respect copyright.PENANAbbuyOMF7fa
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
606Please respect copyright.PENANAwefdA33cve
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
606Please respect copyright.PENANA7aGoJemzjp
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
606Please respect copyright.PENANAbUIOrtKlGh
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
606Please respect copyright.PENANAd9liABtdSN
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
606Please respect copyright.PENANAzCg6YX0lbv
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
606Please respect copyright.PENANA9v5LyGzYiy
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
606Please respect copyright.PENANAuanHN7rDGE
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
606Please respect copyright.PENANAlp65DEzSXn
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
606Please respect copyright.PENANAugEYl9DY9Z
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
606Please respect copyright.PENANANykP6OH2Q3
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
606Please respect copyright.PENANAoU6WTYfttr
"Ehh... dimana ini??"
606Please respect copyright.PENANAs3U3y24KKQ
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
606Please respect copyright.PENANAKZI7vzK80d
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
606Please respect copyright.PENANA9gljQpBW0Q
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
606Please respect copyright.PENANAH97VaFXKq8
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
606Please respect copyright.PENANALEJOi2xuUm
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
606Please respect copyright.PENANA4ouPzEZmI6
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
606Please respect copyright.PENANA1Y2RsuLJIv
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
606Please respect copyright.PENANATCwwPNmO8I
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
606Please respect copyright.PENANAe0JKuDCM7O
"Sayonara"
606Please respect copyright.PENANAMt0BQkWqu5
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
606Please respect copyright.PENANAuc1XIUgYom
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
606Please respect copyright.PENANAqYfrIk3JJL
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
606Please respect copyright.PENANAbeJ1MhlEbZ
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
606Please respect copyright.PENANAZ5TGDGrZgb
"Sial! Kau membunuhnya"
606Please respect copyright.PENANAKluoiV8gRC
"Akkhhh"
606Please respect copyright.PENANAP94g6YbUAz
"Kau terlalu berisik abu abu!"
606Please respect copyright.PENANAaMInTMD5Iz
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
606Please respect copyright.PENANAUL3GnS2R6V
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
606Please respect copyright.PENANAwy0UAlD1VO
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
606Please respect copyright.PENANAddXgIZPiWf
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
606Please respect copyright.PENANA5TpAdpmKYr
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
606Please respect copyright.PENANAARSwnjj99A
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
606Please respect copyright.PENANAUs3itzq8ow
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
606Please respect copyright.PENANAO9tWkvCgFJ
"Terima kasih Rina"
606Please respect copyright.PENANAlGW95KFk8z
606Please respect copyright.PENANAnbQVMjjjxG
ns216.73.216.206da2