Author: Ihsan Iskandar
607Please respect copyright.PENANA2NGSJM0ELg
"SUDUT PANDANG KEDUA"
607Please respect copyright.PENANAh5NHLruiZf
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
607Please respect copyright.PENANAjgTUYW4R9t
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
607Please respect copyright.PENANApt1hZlFvJX
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
607Please respect copyright.PENANAvu2SYIb2wo
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
607Please respect copyright.PENANAVHw5xT3ARD
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
607Please respect copyright.PENANAg85haHfSrP
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
607Please respect copyright.PENANAnQOOH6eNNF
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
607Please respect copyright.PENANABIzQEGEr2x
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
607Please respect copyright.PENANAwjJLimh4LJ
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
607Please respect copyright.PENANAUC7jf8DCgw
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
607Please respect copyright.PENANAp3mzUbKW3W
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
607Please respect copyright.PENANAk2FuteYTfS
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
607Please respect copyright.PENANADDxpPi6f89
"Ehh... dimana ini??"
607Please respect copyright.PENANApHGaBmevhc
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
607Please respect copyright.PENANAMqfzG54WsK
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
607Please respect copyright.PENANA1FYjWgOwne
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
607Please respect copyright.PENANA5MkmiYCeym
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
607Please respect copyright.PENANAUp1OCTiS2S
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
607Please respect copyright.PENANAvshJywNfpJ
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
607Please respect copyright.PENANABMegBwz2M9
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
607Please respect copyright.PENANAeGAsIbXkkm
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
607Please respect copyright.PENANAWXS6wZcySi
"Sayonara"
607Please respect copyright.PENANAoYrk16Kf3v
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
607Please respect copyright.PENANA0TkSgd8Vzn
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
607Please respect copyright.PENANAKfIClAyCKV
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
607Please respect copyright.PENANAkEYqVpFlEb
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
607Please respect copyright.PENANAbTAxJ91Xka
"Sial! Kau membunuhnya"
607Please respect copyright.PENANAnCdc84dwOu
"Akkhhh"
607Please respect copyright.PENANAqrhrtFFjJu
"Kau terlalu berisik abu abu!"
607Please respect copyright.PENANAORkqAXNnEw
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
607Please respect copyright.PENANAaGEn1SJYqF
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
607Please respect copyright.PENANA2EedjPKzaE
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
607Please respect copyright.PENANAhqHY41a6M3
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
607Please respect copyright.PENANAJOUv1dquKa
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
607Please respect copyright.PENANAuW6BCTWOH2
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
607Please respect copyright.PENANAfG1eYnmJ2T
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
607Please respect copyright.PENANAggwCTx2mp8
"Terima kasih Rina"
607Please respect copyright.PENANARz8syurF80
607Please respect copyright.PENANAzg73iVgqEW
ns216.73.216.206da2