Author: Ihsan Iskandar
409Please respect copyright.PENANAEoxOzNp9x1
"SUDUT PANDANG KEDUA"
409Please respect copyright.PENANAq5ontH4B8d
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
409Please respect copyright.PENANAxS4vuiCwMK
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
409Please respect copyright.PENANAZArhBet9uZ
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
409Please respect copyright.PENANAtDcNZq3k2P
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
409Please respect copyright.PENANApR6ncQNTd9
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
409Please respect copyright.PENANA7t94fx1JbA
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
409Please respect copyright.PENANAl5Ak8tUGfc
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
409Please respect copyright.PENANAG6MHcCJDfT
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
409Please respect copyright.PENANARnSnLGrOcu
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
409Please respect copyright.PENANAa8o4j5GLXm
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
409Please respect copyright.PENANAUv5y3XDz9p
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
409Please respect copyright.PENANA9gZP5ofvIC
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
409Please respect copyright.PENANA0AoV1OUHa8
"Ehh... dimana ini??"
409Please respect copyright.PENANAvHMoXbOLQw
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
409Please respect copyright.PENANA7AxzBXuS90
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
409Please respect copyright.PENANAdFu30eN5Xh
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
409Please respect copyright.PENANA6jzhcCsK0H
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
409Please respect copyright.PENANAUTGx3QR7Y4
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
409Please respect copyright.PENANAv2hoxsAS2s
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
409Please respect copyright.PENANAxQz4UfOVW4
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
409Please respect copyright.PENANAdLjlrOedGz
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
409Please respect copyright.PENANA35uDTn67Ps
"Sayonara"
409Please respect copyright.PENANAG6iXdIGdMs
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
409Please respect copyright.PENANAdfRyNpIkKD
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
409Please respect copyright.PENANApjbsbXzuJw
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
409Please respect copyright.PENANAJvfZz9HMw9
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
409Please respect copyright.PENANAGAuot5haYq
"Sial! Kau membunuhnya"
409Please respect copyright.PENANAlQhl8ydcQ6
"Akkhhh"
409Please respect copyright.PENANABYCZXFos7P
"Kau terlalu berisik abu abu!"
409Please respect copyright.PENANAKweEDF74S0
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
409Please respect copyright.PENANAhhIi22cNIl
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
409Please respect copyright.PENANAQY5n5OBQiw
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
409Please respect copyright.PENANAjeUWk7PT3C
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
409Please respect copyright.PENANAghA6nMajlV
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
409Please respect copyright.PENANAX2nUw6dShL
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
409Please respect copyright.PENANAIG2G1OGJ6m
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
409Please respect copyright.PENANApkOtBcK1fd
"Terima kasih Rina"
409Please respect copyright.PENANAu6srj2fBiB
409Please respect copyright.PENANAr6k6FfGmPO
ns 172.69.6.92da2