Author: Ihsan Iskandar
556Please respect copyright.PENANA7EyIori5Df
"SUDUT PANDANG KEDUA"
556Please respect copyright.PENANA8H9CREeKnA
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
556Please respect copyright.PENANAOWNdtntRvT
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
556Please respect copyright.PENANALtQY7xoxP5
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
556Please respect copyright.PENANA0C78SWVJoN
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
556Please respect copyright.PENANAc5TzaLgGR6
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
556Please respect copyright.PENANAkkdijn7KO3
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
556Please respect copyright.PENANAUip9HwzwiL
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
556Please respect copyright.PENANAjxcjA06SNs
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
556Please respect copyright.PENANACEvx0RsOGV
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
556Please respect copyright.PENANA1kgtDKrs6E
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
556Please respect copyright.PENANA8ZDEsykObh
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
556Please respect copyright.PENANA7EFqTsdRj6
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
556Please respect copyright.PENANAM2fIBu1qo4
"Ehh... dimana ini??"
556Please respect copyright.PENANAtYwLc8wr1k
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
556Please respect copyright.PENANA6YmOLTPXD2
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
556Please respect copyright.PENANAcSF3XLT1zs
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
556Please respect copyright.PENANAixg0xVhavK
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
556Please respect copyright.PENANAFwhg1ruN8t
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
556Please respect copyright.PENANAz9WSajheSU
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
556Please respect copyright.PENANA2ak3UC7CQg
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
556Please respect copyright.PENANALJ4H52Zgvg
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
556Please respect copyright.PENANAQDIbRYsFF9
"Sayonara"
556Please respect copyright.PENANADvcTkkuUve
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
556Please respect copyright.PENANAYxhifRysKn
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
556Please respect copyright.PENANAw0fi6pGA3B
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
556Please respect copyright.PENANAUtDuxRJqYl
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
556Please respect copyright.PENANASVo9VJrJ58
"Sial! Kau membunuhnya"
556Please respect copyright.PENANAvG7m375hM9
"Akkhhh"
556Please respect copyright.PENANAvsUzZxpqDh
"Kau terlalu berisik abu abu!"
556Please respect copyright.PENANAIS0jx4cEaR
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
556Please respect copyright.PENANA07gTE3EsAc
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
556Please respect copyright.PENANAmsByTGlAaY
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
556Please respect copyright.PENANAPnvppyLISc
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
556Please respect copyright.PENANA3bwYAwcaRU
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
556Please respect copyright.PENANAyf5BrwmtdY
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
556Please respect copyright.PENANAC124wVMweL
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
556Please respect copyright.PENANAeAVzmlEsKI
"Terima kasih Rina"
556Please respect copyright.PENANAqPMr3KZgTt
556Please respect copyright.PENANADJWJNuZQ9I
ns216.73.216.199da2