Author: Ihsan Iskandar
530Please respect copyright.PENANAX2Xc9wCuP0
"SUDUT PANDANG KEDUA"
530Please respect copyright.PENANAcWvmHoI4qe
"Sial, aku berada di belakang garis musuh"
530Please respect copyright.PENANAWMPsXMqlNj
Setelah melihat keadaanku ku, aku melihat beberapa tentara Djepang keliling sambil membawa senapan Arisaka kesukaanya. Karena senjata yang diproduksi Djepang secara massal itu. Kondisi kami para pejuang yang bermodal bambu runcing dan tekad lebih tersudutkan.
530Please respect copyright.PENANAWwN9NvRPL4
"Aku harus bersembunyi, bukan waktunya untuk terkesima"
530Please respect copyright.PENANApBlAK2BaQ1
Aku memasuki ruangan sebuah gedung tua dan bersembunyi didalam sana untuk beberapa saat sembari berisitirahat dengan mengenang perjalanan diriku yang terjebak disini.
530Please respect copyright.PENANA3TogqypcD5
Sebagai seorang pemuda yang berumur 19 tahun. Aku memang tidak pernah merasakan namanya sekolah. Disamping tidak adanya uang. Para penjajah Djepang yang membunuh seluruh keluargaku adalah faktor terbesarnya.
530Please respect copyright.PENANAAoDTvTheHn
Aku selalu berlatih untuk menjadi pejuang. Pejuang adalah mimpi-mimpi setiap orang di kampungku yaitu "orang pribumi". Begitulah mereka penjajah menyebut kami.
530Please respect copyright.PENANADvVPy6l6Ku
Terus apa tujuan dari perjuanganku ini? Apakah karena dendam? Apakah karena hasrat membunuh? Hmm... tidak, ini semata untuk kemerdekaan.
530Please respect copyright.PENANAsM7bTDCXZw
Dalam beberapa tahun terakhir. Djepang menggantikan Belanda dalam kuasanya di wilayah kami. Menjadikan Djepang penguasa politik dan ekonomi. Jika ditanyakan dimana daerahku "Tasikmalaya" sekarang, para penjajah belanda menyebutnya "west Java".
530Please respect copyright.PENANA9A5aSMvMlm
Setelah beberapa menit bersandar di balik tembok dalam gedung tua ini, aku melihat dibawah meja panjang yang terbuat dari kayu berjarak 10 meter dariku itu. Sosok pemuda dengan berbaju putih dan bercelana abu-abu duduk sambil gemetar.
530Please respect copyright.PENANAsBTsV00QMK
"Sial, disini juga ada tentara Djepang!" Teriakku dapam hati
530Please respect copyright.PENANAHdMHi1s0im
Sambik mendekat secara perlahan dengan sikap menangkap dari belakang. "Aku akan membunuhnya dengan diam-diam"
530Please respect copyright.PENANAg1rl3AjSbX
Setelah kami berjarak 1 Meter. Aku mendengarnga bergumam.
530Please respect copyright.PENANAd1WYXXHLkb
"Ehh... dimana ini??"
530Please respect copyright.PENANAE0HpvVTbLN
Aku yang mendengar dengan jelas bahasa itu. Yang pasti dipikiranku "dia bukan musuh"
530Please respect copyright.PENANAct4CDV0QZr
Terhenti karena berpikir. Aku melihat kebelakang menyadari langkah kaki dari luar gedung mendekat kesini.
530Please respect copyright.PENANANfMLal0Fkv
Aku langsung menangkap kerahnya dengan paksa dan membawanya kedalam lemari tua.
530Please respect copyright.PENANAKJcicsSnyU
Didalam sana, sambil mendengar ocehan tidak jelas seperti "ini tidak nyata" atau "tidak mungkin". Aku hanya menjawab seadanya dan menyuruhnya untuk diam.
530Please respect copyright.PENANAMMDFmim7VO
Kalau dilihat sekali lagi, sepertinya dia lebih muda dariku. tapi, pakaian putih dan abu-abu ini... aku tidak pernah melihatnya.
530Please respect copyright.PENANAwbmHLt12OA
Ketika tentara Djepang yang membawa senapan Arisaka itu mendekat, aku melompat keluar dan melakukan serang kejutan.
530Please respect copyright.PENANAQtzmtivq62
Setelah beberapa menit adu pukul. Dan posisi tidak menguntungakan karena si Idiot "abu-abu" ini tidak dapat membantuku. Aku membiarkan diriku terpukul dan mendekati senjata yang di jatuhkan tentara Djepang tadi.
530Please respect copyright.PENANAAfqTcjDfdF
Ketika moncong senapan Arisaka membidik kakinya. Walau belum pernah memakainya, aku sering melihat tentara Djepang menembakannya dengan menekan "pelatuk" ini.
530Please respect copyright.PENANAwwTjsIxQUX
"Sayonara"
530Please respect copyright.PENANAQgSygodofz
Dengan mengucap kalimat itu, aku menekan pelatuk dengan tepat kearah kakinya. Tapi 0.01 perdetik, tembakanku melesat karena di abu-abu mengangguku.
530Please respect copyright.PENANAe5gHmGjs2i
"Aku hanya akan melumpuhkannya Bodoh!"
530Please respect copyright.PENANAwfgfEgxFpk
"Ehh Benarkah? syukurlah, aku pikir kau akan membunuhnya, ternyata kau adalah orang baik"
530Please respect copyright.PENANA6MulJRvS4T
Berusaha untuk menahan sabar karena gangguan dari Si Abu-abu ini, aku melihat keadaaan tentara Djepang di depanku tadi. Tapi ternyata, peluru itu melesat tepat ke arah jantungnya.
530Please respect copyright.PENANASzZaXLTWw5
"Sial! Kau membunuhnya"
530Please respect copyright.PENANAOkeZSl9vNs
"Akkhhh"
530Please respect copyright.PENANAC9KMHueuOW
"Kau terlalu berisik abu abu!"
530Please respect copyright.PENANABdS2IMzLlu
Tapi sebelum aku menangkapnya untuk menutup mulutnya. Dia jatuh ke lantai yang penuh darah.
530Please respect copyright.PENANAtwJyhr1sKW
"Sial dia pingsan. Aku tidak bisa meninggalkannya. Semua Pribumi adalah teman"
530Please respect copyright.PENANAE74v1HjEtb
"Hmm... aku harus membawa dia ke markas kami, tapi aku akan menutup mulutnya jika dia teriak tiba-tiba"
530Please respect copyright.PENANATmF8FQBnHL
Aku menggotongnya melewati belakang Gedung tua yang kutempati tadi. Setelah beberapa puluh menit. Aku sampai di markas pejuang. Ketika di depan gerbang kayu itu. disana, sosok jelita namun gagah karena pakaian pejuang dengan ikat kepala merah putih mendatangiku sambik tergesa-gesa"
530Please respect copyright.PENANAMM4QwdBckL
"Poetra. Aku memang tidak peduli padamu! TAPI JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!"
530Please respect copyright.PENANABBKTlyhqMN
"Hahaha... Sudahlah Rina. Bantu aku, bawa orang ini kemarkas. Aku berjumpa dengannnya di belakang garis musuh. Mungkin kita akan mendapat informasi darinya"
530Please respect copyright.PENANAbZpIj190GE
"Hmm... baiklah, aku akan menurutimu kali ini, dan segera obati luka memaemu di wajah jelek mu iti"
530Please respect copyright.PENANAn28ioKCX0f
"Terima kasih Rina"
530Please respect copyright.PENANA5camZWjaqH
530Please respect copyright.PENANA4Y8rsnaApt
ns18.217.140.32da2