
1095Please respect copyright.PENANAp9BXoKvVq8
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1095Please respect copyright.PENANAMDvmJqYn7P
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1095Please respect copyright.PENANASaa1zHe9GQ
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1095Please respect copyright.PENANAtYkZmpNa3X
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1095Please respect copyright.PENANARkqETpqd5y
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1095Please respect copyright.PENANAPemyMggBxs
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1095Please respect copyright.PENANAbodQ7CfbxZ
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1095Please respect copyright.PENANAsCqoh6jZXH
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1095Please respect copyright.PENANAHLHLnpbPyD
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1095Please respect copyright.PENANA2JAc8JFpGt
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1095Please respect copyright.PENANACJ4C0WHUbP
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1095Please respect copyright.PENANAzNnrFN6xci
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1095Please respect copyright.PENANAsDTlI1OCsL
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1095Please respect copyright.PENANARl4AcAigSS
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1095Please respect copyright.PENANAC5wVsbwDuq
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1095Please respect copyright.PENANA2YkoMA2e8R
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1095Please respect copyright.PENANAOWBQzHTFW4
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1095Please respect copyright.PENANAp6YU6WFw3f
__________
1095Please respect copyright.PENANAGplbu3p6HJ
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1095Please respect copyright.PENANAzWQU1GvGMq
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1095Please respect copyright.PENANAEB3WT1qoPa
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1095Please respect copyright.PENANAEtgz0VqqwN
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1095Please respect copyright.PENANAuDH9nHaeAo
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1095Please respect copyright.PENANA5XFFpI6hIt
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1095Please respect copyright.PENANAYVY6H1Ku7G
___________
1095Please respect copyright.PENANA60aX2QbX7d
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1095Please respect copyright.PENANAW8WnZeVxCu
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1095Please respect copyright.PENANAlkdP88atVW
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1095Please respect copyright.PENANAoubmKcETIy
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1095Please respect copyright.PENANAQ86Vr2A7LL
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1095Please respect copyright.PENANAdFcmkR281x
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1095Please respect copyright.PENANAhZ47MBudDB
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1095Please respect copyright.PENANAkgcdSylLov
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1095Please respect copyright.PENANAHa7fIfL26t
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1095Please respect copyright.PENANAOQkYPUpe4D
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1095Please respect copyright.PENANAfTn9WwEGEI
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1095Please respect copyright.PENANAH472jSADaK
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1095Please respect copyright.PENANAkqI7OgYdoU
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1095Please respect copyright.PENANAaOsyzvBxnM
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1095Please respect copyright.PENANATpfLvhBsEo
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1095Please respect copyright.PENANAF98r3Tp21V
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1095Please respect copyright.PENANAo7i1iY52Li
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1095Please respect copyright.PENANAYDzvFoGlfB
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1095Please respect copyright.PENANACUFMtCKVCP
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1095Please respect copyright.PENANAr20l9Y0hS3
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1095Please respect copyright.PENANAUvqxaCDajM
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1095Please respect copyright.PENANAmW0OJUPP2j
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1095Please respect copyright.PENANAW292E7nIMK
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1095Please respect copyright.PENANAfJ5fqfutIF
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1095Please respect copyright.PENANAFELTj6mEkC
Ia jatuh cinta.
1095Please respect copyright.PENANAf1hLyT7kJx
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1095Please respect copyright.PENANAsEROu9wLDA