
1222Please respect copyright.PENANA1XffXgZJiy
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1222Please respect copyright.PENANAmitKFy3u1a
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1222Please respect copyright.PENANAt6cQOq7BQH
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1222Please respect copyright.PENANAeeNDapVBrD
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1222Please respect copyright.PENANAvW2wLEoE8y
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1222Please respect copyright.PENANAleqRQGtjZ1
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1222Please respect copyright.PENANAhc8iwu1JQc
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1222Please respect copyright.PENANA6v6w7OUzFM
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1222Please respect copyright.PENANAHER685V1Nq
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1222Please respect copyright.PENANATYZ8P9OKOB
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1222Please respect copyright.PENANA3faMEeF6mh
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1222Please respect copyright.PENANAFdKRRsrIW4
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1222Please respect copyright.PENANAHLSU6Q2O1m
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1222Please respect copyright.PENANAOTvkxwhQ9D
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1222Please respect copyright.PENANASgRoYhX7d4
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1222Please respect copyright.PENANAdjftagP9Fm
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1222Please respect copyright.PENANAV6amIspk8i
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1222Please respect copyright.PENANAE4THa83MaV
__________
1222Please respect copyright.PENANAz50G6OjqZu
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1222Please respect copyright.PENANAvWf45Qve2u
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1222Please respect copyright.PENANAYdut85crOL
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1222Please respect copyright.PENANAsCJRthKq7V
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1222Please respect copyright.PENANACmenIHr5ZX
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1222Please respect copyright.PENANAHqGs0HUEV8
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1222Please respect copyright.PENANA6yG0r3Z1TF
___________
1222Please respect copyright.PENANAZcBkiCHxO8
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1222Please respect copyright.PENANA0EIdu7GTgI
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1222Please respect copyright.PENANA86CHrsDsd0
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1222Please respect copyright.PENANAAvr6JIhYJX
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1222Please respect copyright.PENANAdEiz2LXJSb
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1222Please respect copyright.PENANAy3MYSdQe1S
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1222Please respect copyright.PENANASqbJkLfPwC
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1222Please respect copyright.PENANAcwZC5CzCvm
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1222Please respect copyright.PENANAPJLIAdl465
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1222Please respect copyright.PENANAAnj3dgzo1T
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1222Please respect copyright.PENANAPRiJo42nDe
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1222Please respect copyright.PENANAqKk65m5r8n
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1222Please respect copyright.PENANACClrvz69xs
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1222Please respect copyright.PENANA5oWVvHoV5p
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1222Please respect copyright.PENANA42dUWJy2lQ
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1222Please respect copyright.PENANARnU7jaz0pE
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1222Please respect copyright.PENANAcbJHDLZGbi
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1222Please respect copyright.PENANANeIH9arMfy
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1222Please respect copyright.PENANAPTObozoDdg
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1222Please respect copyright.PENANAyQFn0IaKfs
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1222Please respect copyright.PENANAFWI10Kbay5
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1222Please respect copyright.PENANA8rivLQ5CEI
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1222Please respect copyright.PENANABmJ7zA1UFB
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1222Please respect copyright.PENANATnZih79Sv5
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1222Please respect copyright.PENANAUR96AKSJci
Ia jatuh cinta.
1222Please respect copyright.PENANAmlZ9DekMMB
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1222Please respect copyright.PENANAMrA5AdR43F