
1588Please respect copyright.PENANAdsTzkf66G7
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1588Please respect copyright.PENANAg1tP9aFWht
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1588Please respect copyright.PENANA0jvfzZVfpQ
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1588Please respect copyright.PENANAta6YswPPgh
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1588Please respect copyright.PENANA2wjRCi8N8U
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1588Please respect copyright.PENANAZ2AbuGFr4i
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1588Please respect copyright.PENANA94Qcnp8PXv
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1588Please respect copyright.PENANAQ7yJ4cnGy5
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1588Please respect copyright.PENANAE2CeTufquM
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1588Please respect copyright.PENANAsobYhJliq2
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1588Please respect copyright.PENANAKuD3XzvzqY
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1588Please respect copyright.PENANAC0VVLPcRjp
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1588Please respect copyright.PENANAIpAqnKFkdw
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1588Please respect copyright.PENANA2JZfUwV3uS
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1588Please respect copyright.PENANAOnWGTpKJwz
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1588Please respect copyright.PENANAp4gjP1Gglp
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1588Please respect copyright.PENANAwwIBrf1HTK
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1588Please respect copyright.PENANAAPbqc5bpQG
__________
1588Please respect copyright.PENANANC2N50iAtO
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1588Please respect copyright.PENANAQwcp3rgSmN
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1588Please respect copyright.PENANAlvbbQ5t8gY
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1588Please respect copyright.PENANAX20vyifVVR
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1588Please respect copyright.PENANAldYF1T2SOp
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1588Please respect copyright.PENANAAuzaJh2JHM
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1588Please respect copyright.PENANAJkxSs1thKB
___________
1588Please respect copyright.PENANAd3YX3p7TIL
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1588Please respect copyright.PENANA4Kh6xGaGPZ
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1588Please respect copyright.PENANAPu1e3Y7k2Y
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1588Please respect copyright.PENANAbyEmO3lSoz
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1588Please respect copyright.PENANAPAU7vCZFBh
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1588Please respect copyright.PENANAjHiC2AOOXQ
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1588Please respect copyright.PENANAWocgpY2Ro6
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1588Please respect copyright.PENANA2NSyKrIZTl
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1588Please respect copyright.PENANASZQk87UKUk
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1588Please respect copyright.PENANAZxUXqUgNfF
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1588Please respect copyright.PENANAvDkv7myWEh
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1588Please respect copyright.PENANALvuXi984bZ
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1588Please respect copyright.PENANAsu1qJ55k58
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1588Please respect copyright.PENANA7zbsJqD48n
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1588Please respect copyright.PENANA41220oHxFB
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1588Please respect copyright.PENANAsYH6BwFepo
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1588Please respect copyright.PENANA2RIb56yYQc
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1588Please respect copyright.PENANAvUDHiggAx3
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1588Please respect copyright.PENANA8j94TyeUWY
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1588Please respect copyright.PENANAvwTMv6cc2v
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1588Please respect copyright.PENANAbyP1Vl8hKC
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1588Please respect copyright.PENANACV08MrdB7F
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1588Please respect copyright.PENANAoJtmQKY43M
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1588Please respect copyright.PENANAy7OnODZA9O
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1588Please respect copyright.PENANAteY2wpS6qP
Ia jatuh cinta.
1588Please respect copyright.PENANAF1MlA6EOH8
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1588Please respect copyright.PENANAK0QWz4wQfC