Bumi, planet tempat manusia tinggal. Tempat hijau yang cocok untuk menanam, membuat, dan yang lainnya. Jauh di masa depan, semuanya berubah. Bumi bagaikan gurun pasir yang panas dan kelam. Manusia tidak dapat lagi hidup dengan tenang di bumi. Walau dengan teknologi yang canggih, semuanya sudah terlambat. Bumi bukan lagi menjadi planet yang hijau, melainkan seperti neraka. Binatang tidak lagi berkembangbiak, burung-burung musnah. Setengah dari mahluk di bumi musnah.
Semua ini karena manusia, tidak bertanggungjawab, menebang pohon sembarangan, membuang sampah sembarangan. Manusia terus mengeksploitasi bumi hingga bumi berhenti pada titik akhirnya. Ozon, O3, lapisan yang melindungi bumi, semuanya musnah. Bumi hanya menjadi kenangan sekarang. Pada akhirnya, penyesalan selalu datang terlambat.
Manusia yang masih bertahan pergi dan meninggalkan bumi, mengungsi ke berbagai tempat di galaksi ini. Di mars, planet merah, sebagian manusia hidup di sana, mengeksploitasi lagi. Manusia sudah membuat mars menjadi planet yang bisa ditinggali. Kegiatan yang semula berada di bumi, semuanya dilakukan di mars dan planet-planet lainnya.
Manusia sudah melupakan bumi karena mereka berada pada masa yang lebih jauh di masa depan. Manusia yang berada di mars hanya melihat bumi sebagai planet yang sama seperti kita melihat mars dari bumi di masa lampau. Sekelompok orang yang bekerja di riset teknologi, menyadari bahwa mereka berasal dari bumi. Mereka meberitahu bahwa Manusia berasal dari bumi, tapi tidak ada yang mendengar mereka. Mereka dianggap gila karena tidak mungkin manusia berasal dari bumi yang menjadi gurun pasir itu.
Mereka adalah kelompok yang mau melestarikan planet-planet. Salah seorang dari mereka bernama Albert. Ia adalah ilmuwan muda yang bekerja dalam bidang robotika. Ia ingin tahu lebih jauh mengenai bumi. Bumi dianggap seperti mars pada masa sekarang, planet yang suhunya panas sekali.
Albert dan yang lainnya meneliti bumi dan isinya. Mampukah Albert melihat bumi sebagai planet yang hijau di masa lampau?212Please respect copyright.PENANAUrV5iikBp0