"Berapa umurmu?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY1V1F9cFyP
"20 tahun nyonya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgnc1Ra5fuU
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKlaGJ0Pcy2
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeO2QUFXaG0
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA5157EIHmL
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1jjr0pe5fD
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdAFeaIQfJz
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Kwci1VAjK
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTjgnvJFIX
"Kenapa begitu?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3NoHNbPi6X
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYD3f8n2XX
"benarkah?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr8K9zMC089
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPV4Vm6IEFd
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSiuHFFHafB
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSoKJ3kPx6t
"Aku tidak sejahat itu."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXxta4y5DhB
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqZtC6DcIUl
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFndiJeMUYb
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6jXnsWaC2
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJbbb8y6FG
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgp4znvvUy2
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgedu52d44
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYMBW7nBQHS
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTOsUJjJtC
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0B9oUcxMne
"Baiklah."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQIiVfgnJhs
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkJq9lVVUQp
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMpKlxsS6xc
"Baiklah." kata Dinda patuh.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjWLIPRlD7J
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjWR8q8nULn
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCTRQtpsiPH
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7SgX4K5Sur
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyCtVdJgVbV
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHPdym0jlL
Klotak..Klotak..Klotak..
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa9hXiJgP9b
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlNDT2zpeos
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAyhfUnJGIc
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDoGfI4Vufj
"Duduklah." kata Arjun.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQ8zinp8YZ
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa0QowoDxvR
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOHsPgifEX5
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfxv9tlDvCg
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaQCMKeMvWF
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJSLee0eWsS
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQvstw1MC5x
“Nyonya mau rambutan itu?”
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbeAuVFHsmd
"Boleh?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzQchHhY8v
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrt8svlipaT
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoO9QzZjKpB
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMVG2BOjKkL
"Sedang apa kamu?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh2ziLcl2Lx
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurHtWpQks2
"Apa perlu aku carikan tangga?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwpY15LQ3g
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlWjvQnjhF2
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMphq3gWYtu
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJyqIW6PEUe
"Tuan.." kata Dinda lirih.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDvZwlWErC2
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL01bE0iv0c
"Baik tuan."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSMhI0MKW9
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJcLrt4FX2z
"Argh.. Aaaa.."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeYDAUnZhLk
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHCs7rRn9I8
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjqzr5OAyHT
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5AJa4wVSkg
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBV9oOUI203
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3sQPRQJPAL
"Jadi kamu menungguku di sini?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3AV3oxhDi4
"Iya nyonya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp0FuzjCaLR
“Kemarilah?”
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYpsxBwZyhQ
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaS5IBUVMN4
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDVEoPDsNy3
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngM7sVUcm6
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCbTfxWjToe
"Atau apa nyonya?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS7GnKOwVst
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIW4SoyIQ1l
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyl5D2TTQnI
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJIv56nt25
"Baik nyo.."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsYnueXosC2
"Apa yang kamu katakan!!"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSooY0EUGjU
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRuW1gdXQri
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkfGBeOWkT2
“Kamu mau kemana Dinda?”
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqbFSHII9ql
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6J87mOcZPF
"Tunggu biar aku antar."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXBLcvdCjoB
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8L4ggXPp7K
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2peiZT4Mtl
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXM0MV4wPB
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjjzABKRkN
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhBLZs3DtEe
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxtosJWizi3
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
405Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1Ty0mN4qV
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns18.223.238.183da2
然後按「加至主畫面」