"Berapa umurmu?"
253Please respect copyright.PENANAGs8Xqc0J8X
"20 tahun nyonya."
253Please respect copyright.PENANAhYDiXvd7tg
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
253Please respect copyright.PENANAnMDCSTwHuF
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
253Please respect copyright.PENANAiXR7qD2Oww
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
253Please respect copyright.PENANAzWCtOQSdkq
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
253Please respect copyright.PENANAzL8U313ZG5
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
253Please respect copyright.PENANAKj3eAXlAGa
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
253Please respect copyright.PENANAD6zwnY1DED
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
253Please respect copyright.PENANAPchj7ofn7C
"Kenapa begitu?"
253Please respect copyright.PENANAQ6jpsrULyF
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
253Please respect copyright.PENANAMfP5RjJszi
"benarkah?"
253Please respect copyright.PENANAHpTjCW0t4M
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
253Please respect copyright.PENANAH22IUkF8Ll
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
253Please respect copyright.PENANAv7csJpDrvt
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
253Please respect copyright.PENANAeyqFGGwb0p
"Aku tidak sejahat itu."
253Please respect copyright.PENANAkTzhjb2iE4
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
253Please respect copyright.PENANAP7YPXoa4wR
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
253Please respect copyright.PENANAFfzi4lLGOk
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
253Please respect copyright.PENANAYdP5HecaR1
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
253Please respect copyright.PENANAGBpYoEZ41m
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
253Please respect copyright.PENANAwzb33nCSjJ
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
253Please respect copyright.PENANAWL3bidlht4
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
253Please respect copyright.PENANAaM6mdzuhQZ
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
253Please respect copyright.PENANAdjRwZxqbNG
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
253Please respect copyright.PENANA7jf7nCJ4oq
"Baiklah."
253Please respect copyright.PENANA8vmiyeS9Hy
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
253Please respect copyright.PENANAiX22IkQam4
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
253Please respect copyright.PENANAsEjve7KC6K
"Baiklah." kata Dinda patuh.
253Please respect copyright.PENANAbaVzBccxJE
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
253Please respect copyright.PENANAnw125xV5Rc
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
253Please respect copyright.PENANAr7AMN3PTuQ
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
253Please respect copyright.PENANARifGDSxcKU
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
253Please respect copyright.PENANAm1MFjLumNW
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
253Please respect copyright.PENANAPMV2F7ocTS
Klotak..Klotak..Klotak..
253Please respect copyright.PENANASp269DqfrZ
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
253Please respect copyright.PENANAbaW8TS7u3T
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
253Please respect copyright.PENANAiLqgYOELxX
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
253Please respect copyright.PENANAUEja3BGPWM
"Duduklah." kata Arjun.
253Please respect copyright.PENANAIzJYtEkd3C
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
253Please respect copyright.PENANAz58iE2y2rX
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
253Please respect copyright.PENANAYrmCQ7jYqz
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
253Please respect copyright.PENANA4TWvaDTPE9
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
253Please respect copyright.PENANAOXYmT1K76t
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
253Please respect copyright.PENANAuici6KZdef
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
253Please respect copyright.PENANAhYBTujOTwQ
“Nyonya mau rambutan itu?”
253Please respect copyright.PENANAsgV8ortlml
"Boleh?"
253Please respect copyright.PENANAhI8AY4bkDc
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
253Please respect copyright.PENANAtoBGJO7NoM
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
253Please respect copyright.PENANAKaJIldlMal
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
253Please respect copyright.PENANAEnX6qbGH7F
"Sedang apa kamu?"
253Please respect copyright.PENANAdyBLxKrPIF
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
253Please respect copyright.PENANAeCyY0STCFh
"Apa perlu aku carikan tangga?"
253Please respect copyright.PENANA9GU2p1nKlS
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
253Please respect copyright.PENANARBrDJJ36HT
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
253Please respect copyright.PENANAbKoWf8KXSJ
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
253Please respect copyright.PENANAkdFSvcmnNW
"Tuan.." kata Dinda lirih.
253Please respect copyright.PENANA7ZeQ0MdAS6
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
253Please respect copyright.PENANAJOMMcRjBck
"Baik tuan."
253Please respect copyright.PENANAAWz2WNk64z
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
253Please respect copyright.PENANAhkzlul2DMt
"Argh.. Aaaa.."
253Please respect copyright.PENANASoLa899FKB
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
253Please respect copyright.PENANAyqRR6RDr32
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
253Please respect copyright.PENANAJEOHAfDz08
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
253Please respect copyright.PENANAlCEcsR8Z3P
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
253Please respect copyright.PENANAY2H85butO3
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
253Please respect copyright.PENANAh4upHpKK7O
"Jadi kamu menungguku di sini?"
253Please respect copyright.PENANAhm36rMBzWO
"Iya nyonya."
253Please respect copyright.PENANABORLFki36B
“Kemarilah?”
253Please respect copyright.PENANABMkeI7F7P6
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
253Please respect copyright.PENANAxoVw7YBHuI
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
253Please respect copyright.PENANAHCoA8YnPxj
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
253Please respect copyright.PENANAW1BWssQNXb
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
253Please respect copyright.PENANACsa34vT3Zz
"Atau apa nyonya?"
253Please respect copyright.PENANA7ZVKqFFm0v
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
253Please respect copyright.PENANA3iPISRGxnA
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
253Please respect copyright.PENANACXaxmjrDOa
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
253Please respect copyright.PENANA3uHocsqZ63
"Baik nyo.."
253Please respect copyright.PENANAFduJdg17Zy
"Apa yang kamu katakan!!"
253Please respect copyright.PENANA2EDzEA5a3c
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
253Please respect copyright.PENANAhONquinFhm
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
253Please respect copyright.PENANA387qArNsHq
“Kamu mau kemana Dinda?”
253Please respect copyright.PENANAXMZE8amMcx
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
253Please respect copyright.PENANAtZLzngIY6Z
"Tunggu biar aku antar."
253Please respect copyright.PENANAuD86AYk3ad
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
253Please respect copyright.PENANAgND7deZN6D
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
253Please respect copyright.PENANAtdZlscgD7q
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
253Please respect copyright.PENANARjDmrf6PU2
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
253Please respect copyright.PENANABX5ud2e7QP
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
253Please respect copyright.PENANAy9K1OXAhuh
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
253Please respect copyright.PENANAbvs9bbmAu8
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
253Please respect copyright.PENANACBkcEwBRDv
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns 172.69.58.142da2