
"Berapa umurmu?"
401Please respect copyright.PENANAMskO8WJAZX
"20 tahun nyonya."
401Please respect copyright.PENANAmzPTdZrU2D
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
401Please respect copyright.PENANA5Oct9Jj56O
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
401Please respect copyright.PENANAftiqmWejUb
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
401Please respect copyright.PENANA5Hm0AYYtA2
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
401Please respect copyright.PENANAp3sgUtAIBI
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
401Please respect copyright.PENANAYxEc3izMhl
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
401Please respect copyright.PENANAg8I6n2b8Ws
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
401Please respect copyright.PENANAQYRkfqeVp6
"Kenapa begitu?"
401Please respect copyright.PENANAECs97zgFFy
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
401Please respect copyright.PENANAJ86S8Ed0bY
"benarkah?"
401Please respect copyright.PENANA76FpeHKnEg
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
401Please respect copyright.PENANAyrbhomT0P5
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
401Please respect copyright.PENANA3NeC7XyM7o
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
401Please respect copyright.PENANA95JNssZQHU
"Aku tidak sejahat itu."
401Please respect copyright.PENANAig8anFXaTT
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
401Please respect copyright.PENANAEVfrcEPpfH
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
401Please respect copyright.PENANAKhdojjIuk3
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
401Please respect copyright.PENANA9t5u3uyxFb
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
401Please respect copyright.PENANAIJRBwAC2dq
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
401Please respect copyright.PENANAshGgYOpsed
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
401Please respect copyright.PENANAzzallP5dvt
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
401Please respect copyright.PENANA3W6vjQZRN3
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
401Please respect copyright.PENANAm8tWDrHl4X
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
401Please respect copyright.PENANAXQKJtAlTNL
"Baiklah."
401Please respect copyright.PENANAFhQlFmEnDo
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
401Please respect copyright.PENANADo0dA7Ki3s
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
401Please respect copyright.PENANAFSbR8I22d6
"Baiklah." kata Dinda patuh.
401Please respect copyright.PENANAmaE0HkE7JR
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
401Please respect copyright.PENANAg4d4kjGP99
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
401Please respect copyright.PENANA61OP7Lo2Ez
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
401Please respect copyright.PENANACJ7umJINKS
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
401Please respect copyright.PENANAG5jq8GmHTX
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
401Please respect copyright.PENANARxmK3uWNyG
Klotak..Klotak..Klotak..
401Please respect copyright.PENANAqFeeAQGLIq
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
401Please respect copyright.PENANASLvJA37ZqZ
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
401Please respect copyright.PENANArglpni33Nd
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
401Please respect copyright.PENANArL9RuOmGHD
"Duduklah." kata Arjun.
401Please respect copyright.PENANAYPvwVwg7mr
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
401Please respect copyright.PENANAO8CmVOrNbs
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
401Please respect copyright.PENANArpfhPrEeas
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
401Please respect copyright.PENANAs7TmENnXiA
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
401Please respect copyright.PENANASArlqUDZuA
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
401Please respect copyright.PENANA0fhCZg6Iyb
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
401Please respect copyright.PENANAoGXKx6R8hq
“Nyonya mau rambutan itu?”
401Please respect copyright.PENANAz9l5K6kKC9
"Boleh?"
401Please respect copyright.PENANAHFvgtCkynu
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
401Please respect copyright.PENANAx0bLC3Wj83
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
401Please respect copyright.PENANARnR3N4jNVh
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
401Please respect copyright.PENANADRkrjAXEET
"Sedang apa kamu?"
401Please respect copyright.PENANAjPNyMoWspk
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
401Please respect copyright.PENANAMrZMlo6P8R
"Apa perlu aku carikan tangga?"
401Please respect copyright.PENANAHCqvHPPPn3
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
401Please respect copyright.PENANASiLurVcDs9
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
401Please respect copyright.PENANAeRvPkQQ6NU
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
401Please respect copyright.PENANApeJmwWX3QJ
"Tuan.." kata Dinda lirih.
401Please respect copyright.PENANAfZ5b5Rjafy
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
401Please respect copyright.PENANAGk0G3iWhh4
"Baik tuan."
401Please respect copyright.PENANA0HbZ4YNw7V
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
401Please respect copyright.PENANAiCVWDsNS8B
"Argh.. Aaaa.."
401Please respect copyright.PENANAppuFFanO9H
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
401Please respect copyright.PENANA9mFljGRwuu
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
401Please respect copyright.PENANAQCj55dLi92
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
401Please respect copyright.PENANAU4PqgS6buW
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
401Please respect copyright.PENANAlY4C57zrGI
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
401Please respect copyright.PENANA75a7gu5jf4
"Jadi kamu menungguku di sini?"
401Please respect copyright.PENANAwbV97z3CD1
"Iya nyonya."
401Please respect copyright.PENANAEgwzpEpNHd
“Kemarilah?”
401Please respect copyright.PENANAQdO2DynTKN
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
401Please respect copyright.PENANAIIal6MGUuV
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
401Please respect copyright.PENANApdH4baGuCj
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
401Please respect copyright.PENANAFK40poReGp
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
401Please respect copyright.PENANAW3D9F8Xkvi
"Atau apa nyonya?"
401Please respect copyright.PENANAIrR3gr5A5i
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
401Please respect copyright.PENANAj4srWDd80n
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
401Please respect copyright.PENANADQMbGeKTQA
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
401Please respect copyright.PENANAHp1XaUXd91
"Baik nyo.."
401Please respect copyright.PENANAQx1Uxdjx9n
"Apa yang kamu katakan!!"
401Please respect copyright.PENANAjgnYHFg8fZ
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
401Please respect copyright.PENANAYWzSuAZcYs
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
401Please respect copyright.PENANALiPP7rWj2m
“Kamu mau kemana Dinda?”
401Please respect copyright.PENANAuq1ksaVwGR
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
401Please respect copyright.PENANAAm8KpAQYuV
"Tunggu biar aku antar."
401Please respect copyright.PENANAi4DfuRf9ON
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
401Please respect copyright.PENANATbbYz28zj6
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
401Please respect copyright.PENANAVGuPksFyuJ
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
401Please respect copyright.PENANA8CNcWeVmqh
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
401Please respect copyright.PENANAEbiI2rPNYS
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
401Please respect copyright.PENANAqfYP37EDy0
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
401Please respect copyright.PENANAodMjqsOobY
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
401Please respect copyright.PENANAieL0Txa44m
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns13.59.219.20da2