“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
87Please respect copyright.PENANAkzzXHJ6cGy
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
87Please respect copyright.PENANASEp5MXIt4e
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
87Please respect copyright.PENANAd8tpErQv3M
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
87Please respect copyright.PENANAYaZPvTxjBV
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
87Please respect copyright.PENANA3ynbx6PqRg
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
87Please respect copyright.PENANA7Cs1u16Vpi
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
87Please respect copyright.PENANANZI3utH1QT
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
87Please respect copyright.PENANANUExJPB1FW
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
87Please respect copyright.PENANAsYHrSXNb2x
"Ya.."
87Please respect copyright.PENANA0NAoLmL90g
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
87Please respect copyright.PENANABKLha5t4si
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
87Please respect copyright.PENANAroLoJFeBa7
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
87Please respect copyright.PENANAR1d6oAzKEZ
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
87Please respect copyright.PENANAVfIODwiW3D
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
87Please respect copyright.PENANABRZwpoO6Rv
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
87Please respect copyright.PENANAmcQp20UVcR
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
87Please respect copyright.PENANAlqzV96z639
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
87Please respect copyright.PENANAxtY3jcuqic
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
87Please respect copyright.PENANAIzqYQdpvba
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
87Please respect copyright.PENANAwv6rBE6roI
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
87Please respect copyright.PENANAnzKhrgf5v5
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
87Please respect copyright.PENANAmMqRCuf4j5
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
87Please respect copyright.PENANAr8lcKDGr8F
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
87Please respect copyright.PENANA5wfE5oQeLd
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
87Please respect copyright.PENANAy26pCewIaz
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
87Please respect copyright.PENANAe689ESsMrJ
"Pintar!!"
87Please respect copyright.PENANAN3Chn31yrG
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
87Please respect copyright.PENANAtHHlx8nqqw
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
87Please respect copyright.PENANAFHWryUhFcI
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
87Please respect copyright.PENANAJt7BalmGjV
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
87Please respect copyright.PENANAkwdVUFgxa0
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
87Please respect copyright.PENANArXzTqeLNCF
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
87Please respect copyright.PENANAZilVCaz0H4
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
87Please respect copyright.PENANAex0GvbqgSB
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
87Please respect copyright.PENANAbFuLvWDHnR
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
87Please respect copyright.PENANAcC80fuf8rs
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
87Please respect copyright.PENANAFL2XogDSPW
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
87Please respect copyright.PENANAxoaTM2F8c4
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
87Please respect copyright.PENANA5sHYMjKJam
87Please respect copyright.PENANAd4vJPGfveq
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
87Please respect copyright.PENANAa8gYu71dth
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
87Please respect copyright.PENANA30MWwb0fTz
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
87Please respect copyright.PENANAq85Uk4Wx4X
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
87Please respect copyright.PENANA7d8NS4KAnd
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
87Please respect copyright.PENANA5cMHHyGtRV
"Gila!! Bedebah sialan!!"
87Please respect copyright.PENANAcWUxGnIMRD
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
87Please respect copyright.PENANAGumrZG2o2R
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
87Please respect copyright.PENANAG0ttR1Q4Um
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
87Please respect copyright.PENANAOcGBOLOeHH
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
87Please respect copyright.PENANAzscic8ZUSs
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
87Please respect copyright.PENANAT2hIzJCdoZ
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
87Please respect copyright.PENANAWRk6VfoRLq
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
87Please respect copyright.PENANAN5b9qUun5w
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
87Please respect copyright.PENANAqc1RWxPxAv
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
87Please respect copyright.PENANARSouPihzCJ
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
87Please respect copyright.PENANAGTGQQwtwxW
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
87Please respect copyright.PENANAWWrYEsQInw
-----
87Please respect copyright.PENANAfWZhO4AwdE
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
87Please respect copyright.PENANA4roMpeObOs
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
87Please respect copyright.PENANAwqbmdBXKLg
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
87Please respect copyright.PENANA0tKB0NdXOH
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
87Please respect copyright.PENANAh4dSQAqy1D
Gali.. Gali.. Gali..
87Please respect copyright.PENANAd4NnumgHWd
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
87Please respect copyright.PENANA8ieWJW1zax
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
87Please respect copyright.PENANA6ZbsDiCXwC
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
87Please respect copyright.PENANADWvMjaelxN
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
87Please respect copyright.PENANAz1Qy2xUhh5
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
87Please respect copyright.PENANAUgEFU4hnKd
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
87Please respect copyright.PENANA4vbS65Vxmx
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
87Please respect copyright.PENANAu19qkh7XFk
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
87Please respect copyright.PENANAh621Txr1H4
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
87Please respect copyright.PENANA1aFaG9eyAq
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
87Please respect copyright.PENANACmg3AUSAPh
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
87Please respect copyright.PENANA9Rk4Gm6sfu
“Mulutku?”
87Please respect copyright.PENANAWUt8wd8iGZ
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
87Please respect copyright.PENANA1Jp1es8aYf
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
87Please respect copyright.PENANAh39AYVdNRs
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
87Please respect copyright.PENANAHCvzTrKNjd
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
87Please respect copyright.PENANAi0DRQnxaQE
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
87Please respect copyright.PENANAssoMrXrxfk
"Bersiaplah kau nyonya!!"
87Please respect copyright.PENANAuk4Dt7jHIa
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
87Please respect copyright.PENANAnPKEOoigIL
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
87Please respect copyright.PENANAFUnhYwvnAk
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns 172.69.6.116da2