/story/116904/mar-kabur-keanginan/toc
MAR KABUR KEANGINAN | Penana
arrow_back
MAR KABUR KEANGINAN
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
coins
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
On Break
MAR KABUR KEANGINAN
WahyuMK's Writtings
Intro Table of Contents Top sponsors Comments (0)

SILAHKAN BOOKMARK KARENA TDK SAYA BERI INFO UPDATE!

SILAHKAN BOOKMARK KARENA TDK SAYA BERI INFO UPDATE!

SILAHKAN BOOKMARK KARENA TDK SAYA BERI INFO UPDATE!

​​​​​​​--------------------------------------------------------------------

Lahir di suatu tempat tidak berarti tempat itu menerimamu baik lahir maupun batin. Gejolak ekonomi, inflasi, protes sana - sini, dan moral insan yang perlu dipertanyakan.

.

Semua terjadi begitu saja, beserta dengan lika - liku kehidupan. Seperti halnya Mar. Lahir di London, namun tak pernah menetap di London. Bukan berarti tidak mau. Situasinya tidak mengizinkan. Angka kesejahteraan yang tertulis oleh yang peduli melindungi belum tentu menjadi jaminan bagi orang yang mencari perlindungan. Getirnya London, tentu memilah kualitas setiap manusia dengan sendirinya. Seleksi alam dan hukum rimba menciptkan hirerki sosial. Yang kuat semakin beradidaya, yang lemah akantenggelam dan terleliminasi.

.

Mar, pria sok cerdas dan sukanya mengkritik orang lain. Terlontang - lantung mencari pekerjaan demi kehidupan yang stagnan. Ia berpindah - pindah, hilir mudik, dan bersaing dengan riuhnya pekerjaan . Inggris sudah. Skotlandia sudah. Bahkan Wales pun juga sudah.  Dan kini, ia saatnya memulai di satu bagian wilayah britania terakhir, Irlandia utara. Seperti manusia pada umumnya, struggling sekaligus dihadapkan dengan laju inflasi di masa depan yang buta kasta, Mar juga mempertimbangkan biaya hidup dengan gaji yang didapatkan. 

.

Berkali - kali gonta - ganti pekerjaan, gonta - ganti wilayah, gonta - ganti tempat tinggal. Istilahnya, Pria Nomaden jaman now.  Mencari peruntungan. Peruntungan yang belum tentu membuatnya beruntung. Susah beruntung, kerap buntung? Lika - liku kehidupan yang lumrah.

.

Namun lebih daripada itu...

.

Mar kemudian tunduk pada angin dan hembusannya. Kemana pun angin meniup, disitulah Mar tersapu hembusannya. Otak pengkritik dan sok cerdasnya berprinsip, bahwa karena ada angin, pasti ada udara. Udara juga membawa kehidupan bagi siapapun yang menghirupnya.

.

Mar pada akhirnya menyadari bahwa semua itu bukan hanya tentang uang dan perhitungan garis ekonomi kehidupan. Bukan juga tentang harus saling memahami orang lain.  Bukan juga tentang jati diri yang kebanyakan orang gemborkan sebagai hal keren dan dinilai intelektual. Bukan juga soal mengkritik dan menjustifikasi perilaku orang lain. Atau bukan juga tentang bagaimana dirinya cocok bagi semua orang atau di semua tempat.

.

Lalu apa yang Mar sadari? Apa yang Mar tahu? Apa yang Mar cari selama ini?

.

Ini adalah kisah Mar yang terlontang - lantung dan kabur keanginan. Mencari ketulusan di tengah hiruk pikuknya kehidupan tanpa pemahaman.

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 33 minutes
toc Table of Contents
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.