“Saya yakin yang anda maksudkan adalah meminjam.” Kata Monkey sambil menggeleng kurang setuju.
Wanita berambut hitam sebahu kelihatan lebih bingung.
“Tapi bagaimana caranya?”
“Soal itu…” Monkey menyeruput tehnya.
“Satu hal yang membuat itu sulit adalah anda yang selalu terlihat sepaket. Kemanapun Nona Wilson pergi anda selalu pergi bersamanya Nona Dana. Beda ceritanya kalau anda berdua secara parsial.”
“Parsial?”
Monkey menjelaskan contoh ide yang dimiliki.
Nona Wilson mengangguk.
“Saya mengerti garis besarnya. Kita berdua bekerja satu objektif. Bila Dana tidak selesai, maka bukan berarti itu gagal atau kemajuannya nol. Kemudian saya yang menuntaskan.”
Monkey menjentikkan jarinya.
“Yang terpenting adalah saling berkoordinasi.”
Mereka berhenti untuk berpikir sejenak. Kemudian wanita yang dipanggil Dana itu memberikan pendapat lain.
“Itu tidaklah buruk. Sisanya adalah bagaimana anda mengaturnya. Tapi sebisa mungkin tidak terlihat aneh.”
“Lalu seperti apa bentuknya?”
“Kalau soal bentuk fisik itu sepele. Anda tinggal membayangkan kertas. Tulisannya boleh dicetak ataupun tertulis. Tapi…”
Monkey melihat arlojinya. Lalu wajahnya agak didekatkan pada wanita itu, dagunya disandarkan pada kedua tangan yang disatukan di atas meja. Ia memandang sangat serius.
“Ini mungkin sedikit rumit. Kertas yang anda ambil wajib tidak mempunyai kepentingan yang cepat. Artinya kertas itu disimpan sebagai sejarah atau mari kita singkat sebagai dokumen pasif.”
“Mengapa tidak?” Kata wanita rambut hitam sebahu itu masih bingung.
“Tentu itu akan membahayakan kita! Kalau – kalau dokumen itu diperlukan pada saat itu, orang tersebut semakin cepat sadar bahwa dokumen itu tidak ada. Jadi sebelum mengambil, kita harus benar – benar memperhatikan.” Jawab Nona Wilson pada temannya.
“Mengagumkan, Nona Wilson! Untuk saat ini begitu saja,” tambah Monkey. “Tapi kembali lagi, saya tidak memaksa anda berdua. Lagipula pekerjaan ini dibutuhkan sabar, keuletan dan keterampilan tertentu.”
Mereka diam sejenak untuk berpikir. Mereka saling berpendapat. Monkey hanya bisa menunggu.
“Bagaimana dengan jaminan kami?” Tanya Nona Wilson wajahnya tidak main – main.
“Itu cukup bisa dipahami kalau pekerjaan anda sekarang sangat berharga. Bila itu terjadi, anda mungkin dapat yang lain walaupun tidak sebagus yang sekarang. Tapi saya pastikan itu tidak akan terjadi.” Balas Monkey.
Secara mengejutkan mereka tidak menolak, bahkan salah satu dari mereka cukup bersemangat. Mata Nona Wilson sudah pada batasnya, walaupun beratnya tidak sama dengan beban kehidupan. Ia akhirnya pamit duluan. Saat hendak mengajak temannya, Monkey menghentikan tangannya itu.
“Aturan itu berlaku sekarang, Nona. Ingat?”
Wanita itu mengangguk sambil tersenyum kecil.
“Ah, parsial benar. Selamat malam.”
Setelah itu meninggalkan mereka berdua. Monkey dengan alis yang mulai berkerut memandang Dana tanpa kata – kata yang menyebabkan ia membuka mulutnya duluan.
“Anda masih perlu dengan saya?”
Ia masih menunggu jawaban dari pikirannya, janggut putih buatannya dipegang – pegang.
“Mungkin anda punya tugas tambahan lain.” Katanya sambil meringis.
***
ns18.216.64.93da2