
Aku duduk merenung di pos satpam bersama Pak Salim, memikirkan nasib keluargaku.
2786Please respect copyright.PENANAHvF998FIPh
"Mikirin apa?" tanya Pak Salim yang mendekatiku lalu memelukku dari belakang.
2786Please respect copyright.PENANANbp4HoHQfs
Angin malam yang dingin menerpa gaun tidurku, menyusup, menyentuh kulitku. Sesekali aku menggigil, merasakan dinginnya malam bercampur dengan perasaan yang setiap saat terasa menyakitkan.
2786Please respect copyright.PENANAgzqM7ufOLi
Pak Salim memelukku erat, kutolehkan wajahku ke belakang dengan tersenyum. Lalu kupegang tangan Pak Salim yang melingkar ke tubuhku.
2786Please respect copyright.PENANAPjr2wkxpRm
"Jangan terlalu dipikirin!" kata Pak Salim.
2786Please respect copyright.PENANACpqo7jUD0G
"Aku nggak bisa, Pak," kataku sendu.
2786Please respect copyright.PENANATFFyLi9ukH
"Kenapa?" tanya Pak Salim sambil mengecup rambutku yang tergerai.
2786Please respect copyright.PENANA8zg4T5O2e6
"Terlalu berat," kataku masih dengan wajah sendu.
2786Please respect copyright.PENANAdnz5ZtA5yL
"Ada aku disini. Kamu nggak sendirian, Fa," kata Pak Salim mencoba menenangkanku.
2786Please respect copyright.PENANAgRBZ2BKzja
"Aku takut," kataku terisak.
2786Please respect copyright.PENANA0S5tOYIWwg
"Jangan takut, Sayang. Ada aku disini," kata Pak Salim yang memelukku semakin erat.
2786Please respect copyright.PENANAXBNOXJT9b5
"Aku mikirin nasib keluargaku, Pak. Mikirin Mama, mikirin Papa," kataku masih dengan terisak.
2786Please respect copyright.PENANAbkldGiFQRm
"Aku paham, Fa," kata Pak Salim.
2786Please respect copyright.PENANAGrGENNE9Pc
"Jangan tinggalin aku ya, Pak!" kataku pada Pak Salim.
2786Please respect copyright.PENANAp4idEdoIEN
"Nggak akan, Sayang," kata Pak Salim.
2786Please respect copyright.PENANAV6EGXSF7hS
"Terima kasih," kataku sambil memegang tangan Pak Salim yang melingkar di tubuhku.
2786Please respect copyright.PENANALk3za8bGBc
"Fa..."
2786Please respect copyright.PENANA5g3AitUhlQ
Aku mendengar Papa memanggilku, spontan Pak Salim melepas pelukannya pada tubuhku.
2786Please respect copyright.PENANAzMiFu21ug3
"Duh, ada Papa kamu, Fa..." kata Pak Salim.
2786Please respect copyright.PENANA1ChfGHstzK
Kupegang telapak tangan Pak Salim, "Nggak perlu khawatir, Pak.. Aku tinggal dulu ya!" kataku dengan tersenyum, lalu melangkah mendekat ke arah Papa yang berdiri di depan pintu rumahku.
2786Please respect copyright.PENANAP30feZtKUJ
"Iya, Pa?" tanyaku dengan tersenyum.
2786Please respect copyright.PENANAi0hmbbb1YP
"Papa cariin kamu daritadi, Fa..." kata Papa.
2786Please respect copyright.PENANAtwkI3HlTrX
"Hehe, maaf ya, Pa. Tadi ngobrol aja di pos satpam sama Pak Salim," kataku dengan santai pada Papa, sambil menggamit tangan Papa dengan manja.
2786Please respect copyright.PENANAsZWk8pUIRj
"Ya udah, ayok masuk! Papa nggak ada temennya di dalem," kata Papa dengan aku yang menggamit tangannya di sampingnya.
2786Please respect copyright.PENANA8uL47CVm4l
Kulirik Papa dengan sudut mataku, sepertinya Papa meresponku biasa-biasa saja. Tak ada rasa penasaran atau apalah, yang membuat Papa menanyakan apa yang aku lakukan dengan Pak Salim di dalam pos satpam.
2786Please respect copyright.PENANAEVWz7pnYh4
Aku sedikit lega sih, namun memang terasa janggal. Karena normalnya seorang papa, akan bersikap protektif pada anaknya. Berbeda dengan Papa, Papa terkesan tak peduli dengan apa yang aku lakukan.
2786Please respect copyright.PENANAEeShmGXBRi
Entah aku tak tau, bagaimana aku meresponnya. Apakah aku senang atau pun sedih, karena sikap Papa yang terkesan membebaskanku.
2786Please respect copyright.PENANArd0DN7WCN8
Setelah masuk ke dalam rumah, Papa menyalakan tv dengan aku duduk di sampingnya.
2786Please respect copyright.PENANA0Tib5ADOCi
"Ngobrol apa aja tadi sama Salim?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANAbKiRoTOeWu
Deg, ternyata tebakanku salah. Tubuhku rasanya membeku, bibirku pun tak bisa kugerakkan.
2786Please respect copyright.PENANAZ68YNJSxLX
"Aku... Aku... "
2786Please respect copyright.PENANA4fxDdTN7Eu
"Hehe, anak Papa kenapa sih?" tanya Papa sambil merangkul tubuhku, memelukku dengan erat yang membuat tubuhku menempel erat ke tubuh Papa.
2786Please respect copyright.PENANAnQeClULw2z
"Emm... Ngobrol apa aja sih, Pa. Soalnya Farisha stress mikirin masalah kita..." kataku dengan menunduk.
2786Please respect copyright.PENANAxAZB5PXS2p
Wajah Papa tiba-tiba berubah menjadi sendu, "Papa jadi merasa bersalah, Fa. Seharusnya Papa sejak awal nggak kenal sama Aziz," kata Papa yang tiba-tiba serius.
2786Please respect copyright.PENANAeFG8VMjrzG
Kutatap Papa penuh rasa penasaran, "Sejak kapan Papa kenal Pak Aziz?", tanyaku.
2786Please respect copyright.PENANAEsvamvmqEW
"Kita teman sekolah, Fa... Karena saking percayanya, Papa nggak sadar kalo Aziz menusuk Papa dari belakang," kata Papa dengan suara berat.
2786Please respect copyright.PENANA8VWVLMqHoO
"Kenapa begitu? Kok Farisha pikir, nggak mungkin ada akibat tanpa sebab. Maksud Farisha, jangan-jangan Pak Aziz iri sama Papa?" tanyaku penasaran.
2786Please respect copyright.PENANAMxPgBUqp1B
"Kamu benar. Aziz menginginkan mamamu sejak masih SMA. Dia nggak suka, nggak rela mamamu jadi istri Papa," kata Papa yang tiba-tiba murung.
2786Please respect copyright.PENANAaquFfwvU73
Tiba-tiba aku berpikir, apa jangan-jangan Mama juga ada perasaan sama Aziz. Namun, aku tak mau menanyakan itu lebih dalam. Aku takut mengungkap kenyataan yang aku hadapi. Terutama cara pandangku ke Mama, aku benar-benar takut kembali membenci Mama.
2786Please respect copyright.PENANAG9hA8pnyvP
"Udah, jangan dibahas lagi Pa! Farisha nggak mau, Papa sedih gara-gara mengingat hal menyakitkan kayak gitu!" kataku sambil memegang telapak tangan Papa dengan kedua tanganku.
2786Please respect copyright.PENANAzr57VbsnSr
"Iya, Fa. Maaf ya kalo cerita Papa bikin kamu tambah sedih," kata Papa yang sekarang membenamkan wajahnya ke tengkukku.
2786Please respect copyright.PENANAhyOBggucKm
"Nggak apa-apa, Pa. Yang penting, Papa ngerasa lega karena udah bercerita ke Farisha. Dan Farisha ngerti, nggak mungkin Papa sanggup menanggung beban seberat itu. Farisha rela ikut menanggung sebagian beban yang Papa tanggung," kataku dengan tersenyum.
2786Please respect copyright.PENANAmoRriD2YPZ
"Papa sayang sama kamu, Fa. Cuma kamu, yang bisa menghapus kesedihan Papa," kata Papa sambil terisak dengan wajah yang masih dibenamkan ke tengkukku.
2786Please respect copyright.PENANAeq39wNvdvW
"Udah, Pa! Jangan nangis! Udah sewajarnya Farisha sebagai anak. Mungkin ini secuil tanda bakti Farisha ke Papa," kataku mencoba menenangkan Papa.
2786Please respect copyright.PENANAy7AniwLILH
"Kamu nggak benci sama Papa, karena Papa lemah kan?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANAcI0WZpF3fa
Kehembuskan nafas panjang, lalu kuatur nafasku sedemikian rupa agar aku mudah mengungkap satu baris kalimat yang sulit untuk kuucapkan.
2786Please respect copyright.PENANAH8xNzKg2NR
Sebenarnya aku kecewa dengan Papa, karena Papa tak mampu melindungi keluarganya. Namun, aku merasa tak tau diri sebagai anak, jika aku menuntut Papa di luar kapasitasnya.
2786Please respect copyright.PENANAqY3v6CS6po
"Fa? Kenapa kamu nggak menjawab pertanyaan Papa?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANADksVqye9SS
Bibirku benar-benar terkunci. Aku tau apa yang harus kuucapkan, namun hatiku memaksaku untuk bungkam. Karena aku tak mau menyakiti Papa.
2786Please respect copyright.PENANA9YOjfMLdOt
"Fa? Kenapa kamu diam?" tanya Papa sambil memelukku semakin erat.
2786Please respect copyright.PENANAcX7FHc4mHO
Kurasakan pelukan erat Papa pada tubuhku, memaksaku bergeser sampai aku duduk di pangkuan Papa. Ada perasaan aneh yang muncul tiba-tiba, bukan perasaan risih yang kurasakan. Namun, terngiang memori masa lalu saat aku masih remaja.
2786Please respect copyright.PENANAmX9hlpiJZh
Kedekatan seorang anak dengan papanya yang melampaui batas normal. Bahkan saat ini pun, meski aku tau ini berlebihan. Justru aku merasa senang bisa menghapus kesedihan Papa.
2786Please respect copyright.PENANA1sROWLQCLO
"Fa... Kamu nggak benci sama Papa kan?" tanya Papa mengulangi pertanyaannya.
2786Please respect copyright.PENANAMQ4TZpjZj3
Lagi-lagi aku harus menghembuskan nafasku, karena tak mudah mengatakan bahwa aku sama sekali tak kecewa pada Papa. Karena kenyataannya justru berbalik dengan apa yang kuinginkan. Aku tak mau menambah beban di pikiran Papa, namun kenyataan tak mampu benar-benar kusembunyikan di dalam hati. Berat memang, keinginan untuk menjaga perasaan orang tua yang harus berbenturan dengan kenyataan yang tak dapat aku ubah.
2786Please respect copyright.PENANAijdV2HycAB
"Emm..."
2786Please respect copyright.PENANAE2YrjPeb2c
"Papa tau, kamu kecewa sama Papa, Fa. Tapi nggak masalah, kalo emang kenyataannya kayak gitu," kata Papa.
2786Please respect copyright.PENANACRUdCaFA3I
"Maafin, Farisha, Pa," kataku sambil memegang telapak tangan Papa yang berada di perutku.
2786Please respect copyright.PENANA2wpHRUyYhg
Pelukan Papa pada tubuhku semakin erat, dengan wajahnya yang masih tetap dibenamkan ke pundakku. Papa terisak, sampai tubuhnya bergetar saat tangisannya meledak.
2786Please respect copyright.PENANAsVycVvbItp
"Maafin, Papa udah gagal, Fa. Papa udah gagal menjadi orang tua yang baik," kata Papa dengan terisak-isak.
2786Please respect copyright.PENANAYMWRFZb4R7
Mendengar tangisan Papa, aku merasa menyesal karena tidak mampu menjaga perasaan Papa.
2786Please respect copyright.PENANA1vqimAE9if
"Udah, Pa... Papa nggak gagal kok... Papa jangan pernah berpikir kayak gitu lagi ya!"
2786Please respect copyright.PENANAHTERpq7SSP
Papa sedikit mengendorkan pelukannya pada tubuhku. Sekarang aku berbalik menatap Papa, dengan duduk di pangkuan Papa saling berhadap-hadapan.
2786Please respect copyright.PENANAN7fJsXS6Gg
"Papa jangan nangis!" kataku mengusap air mata Papa.
2786Please respect copyright.PENANAfLx9M0dFBW
"Terima kasih, Fa..." kata Papa dengan mata berkaca-kaca.
2786Please respect copyright.PENANAAU0wWvDcCo
Saat aku sedang menghapus air mata Papa, Papa menatap mataku penuh arti. Wajah Papa mendekat ke arah wajahku, saat Papa hendak mengecup bibirku. Kubuang muka ke samping, dengan jantung berdetak kencang.
2786Please respect copyright.PENANAQBvpn8l98F
"Jangan, Pa! Ini salah!" sergahku.
2786Please respect copyright.PENANAL74rqnBGmq
"Izinkan Papa mengecup bibirmu sekali aja, Fa!" kata Papa dengan sorot mata penuh harap.
2786Please respect copyright.PENANAvWVDn2jQcr
"Pa, Farisha anak kandung Papa. Dan itu salah..." kataku dengan suara lemah.
2786Please respect copyright.PENANAs7loljTw0R
"Baiklah, maafin Papa." Lalu Papa mengangkat tubuhku dari pangkuannya.
2786Please respect copyright.PENANABKscF9se9B
Papa pun berjalan ke arah kamarnya, dengan wajah sendu. Sebenarnya aku tak tega melihat Papa terpuruk. Namun, aku tak tau bagaimana caranya, agar Papa kembali tersenyum ceria.
2786Please respect copyright.PENANAdirytVQFhY
Kuikuti Papa dari belakang, namun Papa mengacuhkanku. Lagi-lagi aku merasa bimbang, karena keputusanku. Karena dilema yang aku hadapi, antara norma dan baktiku pada Papa.
2786Please respect copyright.PENANAORUIjQeFhe
"Pa... Boleh Farisha masuk?" Sekarang aku sedang berdiri di samping pintu kamar Papa yang terbuka.
2786Please respect copyright.PENANAkqVGvjmclp
Papa menoleh ke arahku, senyum Papa pun tersungging di bibirnya. "Boleh Fa, ayok masuk!" kata Papa yang kembali ceria.
2786Please respect copyright.PENANAShpeZ85VA5
Sekarang aku duduk di tepi ranjang dan Papa pun bangun dari pembaringannya untuk duduk di sampingku.
2786Please respect copyright.PENANADrzgbXB9rP
"Pa... " kataku membuka obrolan.
2786Please respect copyright.PENANA2cQTTlKszE
"Iya, Fa... " kata Papa yang sekarang duduk di sampingku sambil merangkulku dan menariknya ke dalam pelukannya.
2786Please respect copyright.PENANA1BYHSlmb3N
"Muah..." Papa mengecup puncak kepalaku.
2786Please respect copyright.PENANA0JJ9CHgj0F
Kuangkat wajahku untuk menatap wajah Papa. "Farisha pengen menghapus kesedihan, Papa... " kataku dengan detak jantung yang berdetak cepat.
2786Please respect copyright.PENANACCyw6nRGfS
"Papa udah nggak sedih lagi kok, Fa," kata Papa dengan tersenyum.
2786Please respect copyright.PENANA0ARoQ1J4Nk
"Emm... Pa... " kataku dengan nafas yang semakin memburu.
2786Please respect copyright.PENANAw1ZEppTnSd
"Iya, Fa?" tanya Papa dengan tatapan hangat ke arahku.
2786Please respect copyright.PENANANJ7wmte83i
"Papa boleh, kalo Papa pengen cium aku," kataku sambil menunduk malu-malu.
2786Please respect copyright.PENANAmNjohljofj
"Muah..." Papa mencium pipiku...
2786Please respect copyright.PENANAeZYMviTDpX
"Terima kasih ya, gadis kecilku," kata Papa sambil mengacak-acak rambutku.
2786Please respect copyright.PENANAC99pFJNjlB
"Ih, Papa rambutku berantakan kan?" kataku dengan memanyunkan bibirku.
2786Please respect copyright.PENANAQvZZLGTBRh
"Muah... Muah..." Papa berkali-kali mengecup bibirku.
2786Please respect copyright.PENANANvfN5yVsYc
Deg... Deg... Deg... Jantungku rasanya, benar-benar mau copot. Tubuhku pun rasanya menggigil menerima kecupan sekilas dari Papa.
2786Please respect copyright.PENANAtJqyllNns4
Aku menunduk, tersenyum malu-malu. Entah kenapa perasaanku jadi seperti ini. Tubuhku membeku, keringat dinginku pun mengalir dari tubuhku membasahi gaun tidurku.
2786Please respect copyright.PENANAT5bEoSQ29n
"Boleh Papa buka?" tanya Papa sambil tangannya membuka tali outerku yang berada di perut.
2786Please respect copyright.PENANAH1wGdj0zhf
"Pa... " aku mencoba menepis tangan Papa.
2786Please respect copyright.PENANAOtT0atXhEJ
"Kenapa, Sayang?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANA7ZQrmkU5XL
"Farisha belum siap," kataku dengan menunduk malu.
2786Please respect copyright.PENANAbjYDgEFxg9
Namun, Papa tak menghiraukanku dan terus melepas ikatan outerku. Setelah ikatan outerku terlepas, Papa menyingkap outerku sampai tubuhku yang masih dibalut oleh gaun tidurku terpampang. Lalu outerku yang sudah terlepas dilipat rapi dan diletakkan di atas ranjang.
2786Please respect copyright.PENANAn40ZGOHwQr
"Pa... Aku malu," kataku berusaha menutupi tubuhku.
2786Please respect copyright.PENANAz4T8bu1o9o
"Kenapa malu? Papa kan orang tua kamu sendiri?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANALO9Ey3Rf3I
"Ini nggak seharusnya terjadi," kataku lemah.
2786Please respect copyright.PENANAvebcYYan5R
"Huh, maaf... Papa khilaf." Papa terisak-isak menyesali perbuatannya. Dengan meringkuk di bawah ranjang.
2786Please respect copyright.PENANArx8ap7gxFs
Aku bingung dengan apa yang aku hadapi. Perasaanku semakin kacau saja saat aku tak mampu memecahkan masalah yang kuhadapi sekarang. Seperti potongan puzzle yang tak mampu kurangkai. Bahkan pikiranku sendiri pun dikacaukan oleh perasaan yang membuatku kebingungan. Antara tabu, belas kasih dan baktiku pada orang tua tak lagi bisa kupahami dengan baik.
2786Please respect copyright.PENANA8iVu0zmcWD
"Pa... " aku duduk di sebelah Papa dengan pandangan kosong. Hatiku kini pun mati rasa, yang aku bisa rasakan hanyalah perasaan yang hampa dan kosong. Sekarang yang terbersit di dalam pikiranku, hanya keinginan agar Papa tak lagi bersedih.
2786Please respect copyright.PENANAfBloepQMtC
"Maafin, Papa, Fa. Papa salah. Papa kalut, Papa nggak bisa berbuat apa-apa, saat Mama dijadikan budak sama Aziz. Papa nggak berguna, Fa. Bahkan sekarang, Papa kehilangan Mama sepenuhnya," kata Papa terisak sambil memeluk lututnya.
2786Please respect copyright.PENANABElnbBm6TT
"Farisha paham, Pa. Disini masih ada, Farisha kok. Papa jangan sedih ya!" kataku dengan memeluk Papa dari samping.
2786Please respect copyright.PENANAg9SaFC5V0X
"Apa yang harus Papa perbuat, Fa? Pikiran Papa buntu. Papa pengen Mama kembali ke pelukan Papa. Tapi Papa nggak bisa berbuat apa-apa," kata Papa terisak.
2786Please respect copyright.PENANANZpoWvx5S3
"Papa jangan sedih lagi!" kataku yang masih dengan perasaan kosong, kuturunkan tali gaun tidurku perlahan sampai gaun tidurku melorot sebatas perut.
2786Please respect copyright.PENANAzsgEKlnv4O
"Pa... "
2786Please respect copyright.PENANAqu0kUTNq4e
Papa mengangkat wajahnya untuk menatapku. "Papa suka?" tanyaku.
2786Please respect copyright.PENANAOREISDQWsu
Sekarang tubuhku bagian atas tak tertutup sehelai kain pun. Kupeluk wajah Papa lalu kubenamkan ke dadaku yang terbuka. Kuusap rambut Papa yang sudah memutih, dengan air mataku yang perlahan menetes di pipiku.
2786Please respect copyright.PENANAR8jLHVEQU4
"Cuma ini, yang Farisha bisa lakuin, Pa," kataku menangis lirih.
2786Please respect copyright.PENANAi9RnjNuSlS
Papa bangkit dari pelukanku, lalu menutup kembali dadaku yang terbuka dengan menaikkan tali gaunku ke pundakku.
2786Please respect copyright.PENANAKgF3FZTiAc
"Papa nggak pengen kamu kayak gini... " kata Papa yang lagi-lagi terisak.
2786Please respect copyright.PENANA7zJZJbmFoB
Aku mengernyitkan dahiku tak mengerti, "Pa... Jangan bikin Farisha bingung!" kataku dengan tangis tertahan.
2786Please respect copyright.PENANAbcwb82SALZ
"Papa nggak ngerti, Fa apa maksudmu?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANAFTuv1kYWgM
"Farisha cuma pengen melepas beban-beban yang Papa tanggung," kataku yang mulai terisak.
2786Please respect copyright.PENANAjCMCm8zZSr
"Aaaaaarrggghhh..." Papa menjambak-jambak rambutnya sendiri.
2786Please respect copyright.PENANAekIHIlqGhS
Aku tersentak kaget, lalu mundur ke belakang. Lagi-lagi Papa terisak, dengan lutut yang tertekuk.
2786Please respect copyright.PENANAbWPBPCIy0S
"Cuma ini yang Farisha bisa bantu, Pa," kataku sambil melepas gaun tidurku sampai aku telanjang bulat.
2786Please respect copyright.PENANA12WR8Vav4y
"Pa... Farisha udah siap," kataku sambil menggigit bibir bawahku.
2786Please respect copyright.PENANAgIZlZtvOlD
Papa pun naik ke atas ranjang, dengan satu persatu-satu kain yang melekat di tubuhnya terlepas. Sekarang Papa menindihku...
2786Please respect copyright.PENANATsaaZwX9Ug
"Aaaaaahhh... Pa..."
2786Please respect copyright.PENANAtFOGXb9pON
Ini benar-benar tak sesuai ekspektasiku. Penis Papa menerobos liang senggamaku sampai ke titik yang terdalam. Setiap dorongan, penis Papa memenuhi lubang senggamaku sampai benar-benar penuh. Sampai setiap gesekan, dorongan membuat bola mataku berputar ke atas.
2786Please respect copyright.PENANAcMo8whkl1a
"Aaaaahh..."
2786Please respect copyright.PENANAsVo6vdlixw
"Penuh, Pa.. " kataku menahan liangku yang penuh terisi oleh penis Papa.
2786Please respect copyright.PENANASrgukEzSI4
"Tahan, Sayang! Punyamu terlalu sempit!" kata Papa.
2786Please respect copyright.PENANAPia9HVFO9Y
"Ah ah ah ah..."
2786Please respect copyright.PENANA3eLeLeuaag
Tubuhku berkali-kali melengking, dengan tanganku yang meremas sprei ranjang Papa dengan erat. Benar-benar penuh, sampai berkali-kali kukepalkan tanganku.
2786Please respect copyright.PENANAUfHfWT6G0u
"Pa... Udah, udah! Farisha takut vagina Farisha sobek, Pa..!" kataku sambil mendorong tubuh Papa.
2786Please respect copyright.PENANAlkqOKL5zY6
"Nggak mungkin, Sayang. Otot vagina kamu cuma butuh adaptasi," kata Papa yang mempercepat pompaan pada vaginaku.
2786Please respect copyright.PENANAnxTO6wKPmH
Tubuhku benar-benar lunglai, rasanya syaraf-syaraf di tubuhku seperti lumpuh. Liangku pun awalnya perih, namun seperti kata Papa, otot liangku mulai beradaptasi. Rasa perih berubah menjadi perasaan yang tak mampu kujelaskan. Bukan hanya sensasi nikmat yang kurasakan, namun lebih dari itu. Karena aku sudah melewati batas tabu, dengan mereguk kenikmatan seksual bersama papa kandungku sendiri.
2786Please respect copyright.PENANA77DmBXCPGg
Papa dengan jantannya menyetubuhiku dengan perkasa. Otot Papa sesekali membuatku menelan ludah. Apalagi saat pusakanya keluar masuk ke dalam liangku, yang memantik libidoku terus naik.
2786Please respect copyright.PENANAOwQzJx30Cp
Berkali-kali aku mengernyitkan dahiku, karena penis Papa sangat familiar.
2786Please respect copyright.PENANAFoUINiNbL5
"Pa... Boleh aku tanya sesuatu?" tanyaku sambil menahan perasaan nikmat yang menstimulus syaraf-syaraf dinding vaginaku.
2786Please respect copyright.PENANAhhKxtMgjRx
"Iya, Sayang. Mau tanya apa?" tanya Papa dengan terengah-engah.
2786Please respect copyright.PENANAOcOou2uEgF
"Ah nggak jadi, Pa" kutepis kecurigaanku pada Papa.
2786Please respect copyright.PENANAD7mXNPh8V3
Dan sekarang justru, kecurigaanku mengarah pada Aziz. Ya aku bisa memastikan pelakunya adalah Aziz. Namun, saat tuduhanku mengarah pada Aziz. Tiba-tiba beralih pada Ahsan. Dan kugeleng-gelengkan kepalaku, lagi-lagi kutepis kecurigaanku.
2786Please respect copyright.PENANAmnanZe5iyO
Lalu Papa menunduk ke arah telingaku, "Kamu mau tanya, siapa yang menerormu tempo hari kan?" tanya Papa tersenyum mengerikan.
2786Please respect copyright.PENANAZIqXpjzhE0
Mataku terbelalak kaget mendengar perkataan Papa. "Kok Papa tau?" tanyaku dengan perasaan takut.
2786Please respect copyright.PENANATp8nw3gLf4
"Karena yang menerormu itu Papa, Fa... Hahaha," kata Papa tertawa menyeramkan.
2786Please respect copyright.PENANAYiWd1qWALK
"Kenapa lakuin ini ke Farisha sih Pa?" tanyaku terisak.
2786Please respect copyright.PENANA8CnnDcVTzM
"Papa terobsesi sama kamu, Fa. Sejak Papa menjadikanmu obyek fantasy saat bersetubuh sama mamamu," kata Papa.
2786Please respect copyright.PENANArM5PO3d0e4
"Papa gila..." kataku berteriak.
2786Please respect copyright.PENANAmz5H2u3Vda
"Huss, jangan keras-keras! Nanti Mbok Darmi denger," kata Papa memberi isyarat dengan jari yang menempel di bibir.
2786Please respect copyright.PENANAJwnAnMNzY5
"Kenapa mesti aku yang dijadiin fantasy sih, Pa?" tanyaku dengan terisak.
2786Please respect copyright.PENANApH0YKZilvD
"Mamamu yang mulai, Fa. Mamamu horny kalo Papa bayangin ngentot kamu saat sedang ngentot mamamu. Itu awal benih-benih Papa terobsesi sama kamu," kata Papa yang mulai menggila.
2786Please respect copyright.PENANAipXPFmfphm
"Ah ah ah ah, Pa..."
2786Please respect copyright.PENANAv1eCVMLNOc
"Enak kan? Atau Papa lepas aja?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANAXFu6yR5fwI
"Jangan, Pa! Terusin! Enak Pa!"
2786Please respect copyright.PENANABjJ98eqQBF
"Papa ikhlas kalo Mama diambil Aziz, asal kamu jadi milik Papa, haha."
2786Please respect copyright.PENANANVdVaWXn5R
"Aku nggak mau, Pa. Aku anaknya, Papa," kataku sambil menikmati liang senggamaku yang penuh oleh penis Papa.
2786Please respect copyright.PENANAwQaZODFStL
"Kenapa? Atau kamu lebih suka sama, Salim? Atau sama Akbar?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANAw483vv6FkL
"Darimana Papa tau?" tanyaku yang lagi-lagi terkejut.
2786Please respect copyright.PENANAnjHTWCvG5C
"Hahaha, kamu bodoh, Fa. Apa kamu nggak sadar kalo di pos satpam Papa pasangin CCTV?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANAA4sQb18Dur
"Papa jahat!"
2786Please respect copyright.PENANA09JFm5zLiQ
"Papa sayang sama kamu, Fa... Coba bilang! Kamu lebih suka punya Papa atau punya Salim?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANATQurUhJ3E2
Kubuang muka ke samping, tanpa menjawab sepatah kata pun. Meski jujur, aku lebih melambung tinggi saat bersetubuh dengan Papa. Namun, di hatiku hanya ada Pak Salim. Sedangkan Akbar, aku tak tau. Karena sejak awal, di hatiku kupupuk dengan kebencian yang mendalam.
2786Please respect copyright.PENANAxwPrh9d2pB
"Boleh kan, Papa keluar di dalam?" tanya Papa.
2786Please respect copyright.PENANA1hAA6eu39e
"Jangan Pa!"
2786Please respect copyright.PENANA93rKf6kPDz
"Kenapa? Bukannya Salim udah keluar di dalam? Jadi nggak mungkin kamu hamil anak Papa, Fa," kata Papa.
2786Please respect copyright.PENANAMkOoIqhNpt
"Tapi aku nggak mau, Pa!"
2786Please respect copyright.PENANAKTXgcnllku
"Kenapa? Kamu takut main hati sama, Papa? Haha," tanya Papa terkekeh.
2786Please respect copyright.PENANAbsVsNM49V7
"Ah ah ah.."
2786Please respect copyright.PENANAcYX5CYUbVb
"Aku keluar, Pa," kataku menjerit.
2786Please respect copyright.PENANAQ4lZO6fWhB
Papa mencabut penisnya dari liangku, membuatku orgasme yang pertama dengan tubuh mengejang.
2786Please respect copyright.PENANAyM5mxubDgO
"Ckckck, kasian anak Papa. Memeknya jadi menganga kayak gini. Tapi nggak apa-apa, anak Papa tetep gadis kecil Papa, haha."
2786Please respect copyright.PENANAoLZncQcd0K
Kulihat Papa sudah mulai menancapkan lagi pusakanya ke dalam liangku. Kucoba dorong tubuh Papa, karena aku sudah merasa lelah.
2786Please respect copyright.PENANAnhXELIZRih
"Udah, Pa! Farisha capek... "kataku memelas.
2786Please respect copyright.PENANA2tq6HSGoFs
"Capek'an mana fivesome sama temen-temenmu? Farisha, anak kesayangan Papa," kata Papa sambil berbisik ke telingaku.
2786Please respect copyright.PENANAB70qWHANo1
Mataku langsung melotot, duniaku terasa mau runtuh seketika.
2786Please respect copyright.PENANAyxP6AE4IIA
"Gimana Papa tau?" tanyaku masih tak percaya jika rahasiaku terbongkar oleh papaku sendiri.
2786Please respect copyright.PENANAV0giZObCYD
"Papa meretasmu, haha."
2786Please respect copyright.PENANAFLFoOlB2nQ
"Mana bisa Papa meretas chat yang terenkripsi?"
2786Please respect copyright.PENANAo2RvYEzeRA
"Masih ada celah," kata Papa dengan membusungkan dadanya.
2786Please respect copyright.PENANAbcwzQ9sY6q
"Sombong! Tapi kalah sama Aziz."
2786Please respect copyright.PENANACu9Qmjafzs
"Apa kamu bilang?" tanya Papa melotot sambil memompa penisnya lagi ke liang senggamaku.
2786Please respect copyright.PENANAO4Sc9DsBYy
"Ah ah ah..."
2786Please respect copyright.PENANAHnweRugWNk
"Ampun, Pa.."
2786Please respect copyright.PENANAWk6JSTWJu3