1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcIhl77k8bF
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKVCxfxmAwW
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjmLzGrJUs
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Cg32LRWUq
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnH9K9cwYno
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqgiWA0glEP
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQ1FYJtekj
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYsolJ8BziK
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ICPZVmtQb
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQggzREIsW
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZUJZS9h9L
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5ynSCsBhVY
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1NK2iFwKr
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLOL2Vubyhc
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcAUBsFLo3Q
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWw8nP1IuD6
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw9WcshArbw
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLnzDUFlk1
__________
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxnuBvanrPr
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsJgVBDNp2L
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuBM0Rg7iw
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWopP296w8C
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡec8XtVrHMy
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh99RVuVp4e
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ABxXiEXuL
___________
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04e0Nds072
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5uhi4B5O3
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQVQr9E5RyF
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUdWNyuZRiJ
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTSyfPjE7sC
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttKq9rimCD
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM1KCkBO1hl
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9auEPISGjo
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQnFjg3cOa
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ86TIHWhOe8
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZD7GaO33J
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fTCadjomh
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq0FTNOTzDB
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBKhSn9ogD
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVE7iQbiktV
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3vrKl3Jo5X
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzr0zBcpgD
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYswY3C51E6
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡybkgBmeXS0
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSlntn0Xgl2
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXtj2TitJK
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0H7WrVBNK1
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6YudBQjxX
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdEoDCYHaHB
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡacbv5FTT5P
Ia jatuh cinta.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFih1DBIv8
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
1090Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL12FZNlTyi
然後按「加至主畫面」