Perubahan Istri alim dan Polos - Sensasi baru

Hasrat yang Tak Terpenuhi

POV Riska

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFPUS0Lmk6m

Tubuhku mungkin terlalu ‘rapi’ untuk ukuran ibu-ibu muda. Kulitku masih putih, nyaris tanpa flek, mungkin karena aku rajin pakai lotion sejak SMA. Payudaraku 36, masih kencang, kadang bikin Nina iri tiap kami ganti baju di ruang ganti kantor. Pinggulku lebar, bokongku penuh—katanya itu bentuk ideal untuk "menggendong kenikmatan", apapun maksud Nina dengan istilah itu.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0OvzYnyzpf

Wajahku biasa, kata orang sih manis. Tapi kata Mas Jaka, "Wajah kamu tuh adem, Ris. Enak dilihat, nggak pernah bikin capek." Aku senang dengarnya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini aku ingin ada yang bilang... wajahku menggoda. Nakal. Atau bahkan bikin deg-degan.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf5CQEzARrZ

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qpv3VJLyz

---

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBVeo2fU6Gl

Di kantor, obrolan Nina makin menggila. Hari itu dia cerita sambil makan siomay.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj5vd0oyk78

“Ris, kamu tahu nggak... batang yang panjang tuh nggak cuma nikmat pas masuk, tapi rasanya beda di dalam. Kayak... ngegesek bagian dalam yang kamu bahkan nggak tahu kamu punya.”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnXNMrMROI8

Aku nyaris keselek. “Nina!”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡurKi0g0gYY

Dia ketawa, nyolek lenganku. “Kamu tuh harus belajar ngerasain, bukan cuma nurut.”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpY9FruAQc3

Kepalaku menunduk, wajahku panas. Tapi... jujur, ada yang geli dalam perutku.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNO6PCoF2b

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfXoxLi44B

---

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBU5uqKaQHT

Sore itu, aku disuruh antar berkas ke ruang Pak Arman. Ruangan sempit, dan dia berdiri di belakangku waktu aku membungkuk menata map.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBLACh8COv

Lalu... aku merasakan sesuatu. Ada bagian keras dari tubuhnya menyentuh pantatku. Awalnya cuma singgungan, tapi lalu dia tidak mundur. Bahkan sedikit bergerak. Seolah—menggesek.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡORWIhgNI39

Tubuhku membeku. Aku ingin menoleh, tapi suara Pak Arman tetap datar, seperti biasa.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs801L7bTEx

“Yang ini kamu simpan di rak atas ya, Bu Riska.”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡveNOyqqEj0

Tangannya menunjuk, tapi tetap berdiri dekat. Bagian keras itu terus bersentuhan dengan bokongku.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSqBMgzylal

Aku diam.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6aVhWBeuxz

Bukan karena tidak tahu apa yang terjadi... tapi karena aku bingung dengan reaksi tubuhku. Rasanya aneh. Hangat. Merinding. Tapi bukan takut—melainkan seperti digelitik dari dalam.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzHzHQLcLGX

Dan aku tidak bergerak. Tidak menjauh.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwQiBnHVCMo

Ketika akhirnya dia mundur, aku masih berdiri di tempat, jantungku berdegup kencang. Kaki lemas.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvXQs9yaBgs

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSblXWklayK

---

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nsxsIopoo

Setengah jam kemudian, aku ke pantry. Di sana ada Bang Udin, OB kantor yang sedang mengangkat galon.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccQAhENLmT

Dia membungkuk, dan aku melihat... sesuatu.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4J6AazUnz

Celananya tipis, mungkin terlalu tipis untuk ukuran pria sebesar dia. Dan di baliknya, jelas terlihat bentuk yang—besar. Panjang. Menggantung ke samping. Terlalu nyata untuk diabaikan.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtyQg0tH0oo

Aku menelan ludah. Pura-pura tidak lihat. Tapi mataku sempat menangkap cukup banyak.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡObTdNG5iFV

Bang Udin berdiri dan tersenyum sopan padaku. “Mau dibantu, Bu?”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP5T9zqCu8V

“Enggak, makasih Bang.”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbDbLQoFuKc

Aku cepat-cepat keluar.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSbSz3ElyCD

Tapi sepanjang perjalanan ke meja, bayangan itu terus ada di kepala. Aku bahkan tak bisa fokus kerja. Dan yang lebih parah... bagian dalam pahaku mulai hangat.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAjeGCKUg8e

Aku mencoba tahan. Tapi rasanya seperti luka gatal yang tak bisa digaruk.

Malam itu, tubuhku terasa panas sejak sampai rumah. Pikiranku terus dipenuhi oleh sentuhan-sentuhan siang tadi—gesekan dari Pak Arman, bayangan tentang bentuk kelamin Bang Udin yang mencolok, dan obrolan Nina yang masih menggema di telingaku.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKHxMkDjWBo

Mas Jaka mendekat seperti biasa, merangkulku dari belakang saat kami sudah di tempat tidur. Tapi kali ini, pelukannya langsung membuatku gelisah. Ada rasa tegang dan berdebar yang tak biasa.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkT4hNYanFa

“Kamu capek?” bisiknya sambil mencium leherku pelan.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaFpMNV8DVV

Aku menggeleng, “Nggak... aku pengin.”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN13b9UpWJL

Suaraku keluar lebih berat dari biasanya.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMeV5W1AHX

Ia tampak senang, langsung membalik tubuhku menghadap ke arahnya. Ciumannya lembut di awal, seperti biasa, tapi aku membalas dengan lebih cepat—lebih rakus. Lidahku menari di bibirnya, tanganku mencengkeram rambutnya. Bahkan aku sendiri terkejut dengan caraku.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWzPd7Ezrs

“Ris... kamu kenapa?” gumamnya di sela-sela ciuman.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi4OyxkLoKc

Aku tak menjawab, hanya mendesah. Saat bibirnya turun ke leher dan dada, desahanku keluar tanpa filter.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRiX2gCklo3

“Ahh... iya... terus... jangan berhenti, Mas... dalam... lebih dalam...”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCWWPbBiXi

Kata-kataku meluncur begitu saja. Tidak kupikirkan. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Tubuhku haus, basah, menegang. Pinggulku bergerak sendiri, menekan ke arahnya, meminta lebih.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFJ3nb2Wwq

Jaka tampak kaget. Tangannya gemetar, tapi sorot matanya mulai liar. Dia jarang melihatku seperti ini. Biasanya aku hanya diam atau sesekali menggeliat pelan. Tapi kali ini... aku mengerang seperti perempuan yang tak pernah disentuh bertahun-tahun.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyLzGsY9pM6

Dan dia suka itu.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMG4rmtQj3g

Masuknya terasa cepat. Mungkin terlalu cepat. Aku langsung menggigit bibir saat dia mendorong dalam. Tapi... bukan karena kenikmatan yang kupikirkan—melainkan karena aku berharap lebih.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLoMYey4y24

“Tuhan... Riska...” desah Jaka, napasnya mulai memburu.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC7auxbfPai

Gerakannya makin cepat, makin keras. Aku mencakar punggungnya, membisikkan kata-kata liar tanpa sadar.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39U5FRJpsj

“Iya... iya Mas... ahh... cepet... dalemin lagi... kencengin... aku mau... mau banget...”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMrNlDiRSRH

Jaka mendesah keras, peluhnya jatuh di atas tubuhku. Lalu... dia menegang. Tubuhnya berhenti bergerak.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Jd2OSH38g

Dan aku tahu, dia sudah sampai lebih dulu.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6MRQ1DGCI

Aku terdiam. Nafasku masih berat. Tubuhku masih gemetar, tapi ada sesuatu yang... kosong.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Lts6H18gH

Dia mencium keningku. “Kamu luar biasa malam ini...”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡytscXtpLW1

Aku tersenyum samar. “Aku... juga ngerasa luar biasa, Mas.”

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQf5wN9qj1

Tapi sebenarnya, di dalam hatiku—ada rasa heran. Kenapa tubuhku belum lega? Kenapa rasanya seperti... belum benar-benar selesai?

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG046p6VSD0

Aku mencoba menghibur diri. Mungkin ini memang orgasme. Mungkin ini rasanya. Aku belum pernah sekeras ini sebelumnya, jadi wajar kalau rasanya aneh.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7r7syck1OH

Tapi ketika Jaka tertidur cepat, pelukannya hangat dan damai... aku hanya bisa menatap langit-langit.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfbnrTGkgb2

Tubuhku terasa panas, tapi belum meledak.

13854Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUPQaxZEdLM

Dan untuk pertama kalinya... aku mulai bertanya-tanya:

"Apa benar, tubuhku menanti sesuatu yang lebih besar? Lebih dalam? Lebih mengguncang dari yang pernah kubayangkan?"

LIke dan share ya ke medsos kalian kawan

biar smangat melanjtkan cerita

ns3.138.139.225da2

介面主題:

字體大小:

行距:

段距:

自動加載下一章