
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
323Please respect copyright.PENANAKlB1zhya3H
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
323Please respect copyright.PENANA8GfROcLa1R
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
323Please respect copyright.PENANA5JFYuQgSa2
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
323Please respect copyright.PENANAwM33twvQ37
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
323Please respect copyright.PENANA8JK7CDmrae
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
323Please respect copyright.PENANAMBxqaUavnp
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
323Please respect copyright.PENANAjnaRaM3Kmu
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
323Please respect copyright.PENANAYQi7nbxs6Q
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
323Please respect copyright.PENANA7AGay3JgjX
"Ya.."
323Please respect copyright.PENANACVQzd3TCl8
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
323Please respect copyright.PENANAfMmjk6XnJh
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
323Please respect copyright.PENANAkOnWSZbbQr
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
323Please respect copyright.PENANAXuwEH8YEyg
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
323Please respect copyright.PENANAZTQEtFKlk1
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
323Please respect copyright.PENANAo0iARBU9RC
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
323Please respect copyright.PENANACRrGWT9qMk
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
323Please respect copyright.PENANAs1pHiqKMtH
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
323Please respect copyright.PENANA17onngtIya
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
323Please respect copyright.PENANAzQrob1x1mp
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
323Please respect copyright.PENANAebm8iNQVvv
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
323Please respect copyright.PENANAYzjroInsIL
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
323Please respect copyright.PENANA6kEE79zqEp
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
323Please respect copyright.PENANAZuigY1HtzQ
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
323Please respect copyright.PENANAwoU25Dymkp
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
323Please respect copyright.PENANAmOuKsVFTK9
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
323Please respect copyright.PENANAF7jzgl4Xl6
"Pintar!!"
323Please respect copyright.PENANAur3XFW2Q5P
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
323Please respect copyright.PENANAdOq8wVD0by
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
323Please respect copyright.PENANA2E4ThlihVl
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
323Please respect copyright.PENANAXkmxB6Tj4H
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
323Please respect copyright.PENANATv10JdfLEt
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
323Please respect copyright.PENANAK2z4FDH8W1
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
323Please respect copyright.PENANARNVQA21oMN
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
323Please respect copyright.PENANANxq9r5zdyg
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
323Please respect copyright.PENANAjuJZXYSHYu
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
323Please respect copyright.PENANANfTAhFpGx1
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
323Please respect copyright.PENANA4e3o9drB6u
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
323Please respect copyright.PENANA93XfHO3bCC
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
323Please respect copyright.PENANAwzz27PIOQX
323Please respect copyright.PENANAKh7lvlC13c
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
323Please respect copyright.PENANArp89XB1Vqq
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
323Please respect copyright.PENANADm9zgHOrJX
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
323Please respect copyright.PENANATFDPRpYzTp
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
323Please respect copyright.PENANAbAAZ6ot4Lo
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
323Please respect copyright.PENANAUaMiUn9FAC
"Gila!! Bedebah sialan!!"
323Please respect copyright.PENANAVnDkXgfApL
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
323Please respect copyright.PENANAhpj5WdW3k6
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
323Please respect copyright.PENANAj6pTMYhde7
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
323Please respect copyright.PENANA2fBSx3omir
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
323Please respect copyright.PENANAxyZaQkWAfh
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
323Please respect copyright.PENANAEYUa8FWcju
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
323Please respect copyright.PENANAkS8zZlpKcc
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
323Please respect copyright.PENANAXLln8XY9C4
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
323Please respect copyright.PENANAkHNYluonMg
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
323Please respect copyright.PENANAWJgZh5sBre
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
323Please respect copyright.PENANAbtBbRe2kez
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
323Please respect copyright.PENANAgGBoItWn6v
-----
323Please respect copyright.PENANAwsEVFZDb8L
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
323Please respect copyright.PENANArhsqaqW3wY
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
323Please respect copyright.PENANAdtXwdQEcoP
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
323Please respect copyright.PENANAHHdfYw7N9f
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
323Please respect copyright.PENANAFqqc1snUBm
Gali.. Gali.. Gali..
323Please respect copyright.PENANA9pYDE7RRxi
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
323Please respect copyright.PENANAfVDURCtff0
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
323Please respect copyright.PENANA3OucUp5a7G
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
323Please respect copyright.PENANAPVdgdb664i
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
323Please respect copyright.PENANACmhLIduIbJ
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
323Please respect copyright.PENANABwQRekPdcI
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
323Please respect copyright.PENANAxQL0OhFfOp
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
323Please respect copyright.PENANAgcEWH1wi4u
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
323Please respect copyright.PENANAfElNraEsR8
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
323Please respect copyright.PENANAL1IZ7ImigG
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
323Please respect copyright.PENANAYuyD1Hkwq9
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
323Please respect copyright.PENANAxjG8IDg39Q
“Mulutku?”
323Please respect copyright.PENANAUhZDszkdNi
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
323Please respect copyright.PENANA4DbI3VejDj
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
323Please respect copyright.PENANA3xLkmrGUFG
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
323Please respect copyright.PENANAD3Je87j0C4
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
323Please respect copyright.PENANALF7TVIcPY3
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
323Please respect copyright.PENANAQfHlLNrU1q
"Bersiaplah kau nyonya!!"
323Please respect copyright.PENANASG1X8kDU3f
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
323Please respect copyright.PENANA9iekYubcmd
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
323Please respect copyright.PENANAuscgv9DJhJ
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns216.73.216.32da2