
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
326Please respect copyright.PENANAGrX07UiViK
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
326Please respect copyright.PENANAV54EZNqhAD
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
326Please respect copyright.PENANAcZsfeCla0V
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
326Please respect copyright.PENANAt9XqYdHI6N
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
326Please respect copyright.PENANABrsX9CwzKd
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
326Please respect copyright.PENANAHekcOPYcLJ
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
326Please respect copyright.PENANABxfFTK0Dc2
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
326Please respect copyright.PENANAbe3cufuwHt
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
326Please respect copyright.PENANAFwDXeoyKKP
"Ya.."
326Please respect copyright.PENANA2mO2pz3855
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
326Please respect copyright.PENANA0Vwns4SA42
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
326Please respect copyright.PENANAyFFL7D5Ys1
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
326Please respect copyright.PENANARtf1FqpKpq
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
326Please respect copyright.PENANAV69s6SyTLr
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
326Please respect copyright.PENANAlwS9f4nBDr
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
326Please respect copyright.PENANAjJiyQP0glf
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
326Please respect copyright.PENANAbS30QRzDd9
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
326Please respect copyright.PENANAVNrdkN8jSt
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
326Please respect copyright.PENANAtQZhfu80cK
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
326Please respect copyright.PENANAzoCNdEo9Yr
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
326Please respect copyright.PENANAyTV6AAWOec
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
326Please respect copyright.PENANAOZItmdML0i
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
326Please respect copyright.PENANA5uw9WlNAt1
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
326Please respect copyright.PENANAZ1wfHYgdMp
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
326Please respect copyright.PENANA4KsXuNOVOg
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
326Please respect copyright.PENANAijQU7evjIp
"Pintar!!"
326Please respect copyright.PENANAQYXt3kXvrZ
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
326Please respect copyright.PENANA1R1e1kxlJI
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
326Please respect copyright.PENANAFlQQPJlrgy
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
326Please respect copyright.PENANAxiGaGx0Rpb
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
326Please respect copyright.PENANAueoUtHHDV9
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
326Please respect copyright.PENANADhyDJvDXHg
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
326Please respect copyright.PENANAhYRs5AH4hY
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
326Please respect copyright.PENANAGU8V4VO9p9
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
326Please respect copyright.PENANAckBXZ0wTUC
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
326Please respect copyright.PENANAIBjmo7lhVY
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
326Please respect copyright.PENANAAthL28LF8J
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
326Please respect copyright.PENANACEcyN8FbV3
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
326Please respect copyright.PENANAif0qyYzDBg
326Please respect copyright.PENANAxiLedloL8q
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
326Please respect copyright.PENANA27xgHxlI4l
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
326Please respect copyright.PENANAE36X5hq2Nj
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
326Please respect copyright.PENANAUya2817GoW
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
326Please respect copyright.PENANAfPEt1RGdMd
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
326Please respect copyright.PENANAmU4glDa364
"Gila!! Bedebah sialan!!"
326Please respect copyright.PENANA2Gy4YB5fUZ
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
326Please respect copyright.PENANALkAZi6Gikd
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
326Please respect copyright.PENANA02LQimK1ZG
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
326Please respect copyright.PENANA4QeBDbswSy
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
326Please respect copyright.PENANAq9FBkgIr20
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
326Please respect copyright.PENANArBlm01kz3Q
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
326Please respect copyright.PENANA4vSYBgl8Rg
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
326Please respect copyright.PENANAJySbKtpe5P
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
326Please respect copyright.PENANAAzVCRJSvOb
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
326Please respect copyright.PENANA5wSI8MVr8I
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
326Please respect copyright.PENANAyroQKxCsUD
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
326Please respect copyright.PENANAXw3sXpLrra
-----
326Please respect copyright.PENANAhJlVLDeFZi
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
326Please respect copyright.PENANAuwn2ZljWv2
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
326Please respect copyright.PENANA0TWVVfXX2H
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
326Please respect copyright.PENANAYZur3rO5ZP
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
326Please respect copyright.PENANA96KB4tcSOq
Gali.. Gali.. Gali..
326Please respect copyright.PENANA9Xy1Vq8jCV
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
326Please respect copyright.PENANAVXDtbkAGBE
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
326Please respect copyright.PENANA0HjB4Sxq1M
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
326Please respect copyright.PENANA8rXELFa6Ga
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
326Please respect copyright.PENANA0L3jMW2c7f
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
326Please respect copyright.PENANAbTjBqnGFGH
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
326Please respect copyright.PENANANXwmQKrIe7
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
326Please respect copyright.PENANAkl9cdfxhoN
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
326Please respect copyright.PENANA3eSXrWLdiK
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
326Please respect copyright.PENANANt6ykrtYpU
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
326Please respect copyright.PENANAAKkfQlubfC
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
326Please respect copyright.PENANAPRKORcHpVb
“Mulutku?”
326Please respect copyright.PENANA5DCAQM0KsY
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
326Please respect copyright.PENANAquvzpfT2jp
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
326Please respect copyright.PENANAkNHEIRScIw
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
326Please respect copyright.PENANA61aySfDsPf
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
326Please respect copyright.PENANAcaDQVvTuUJ
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
326Please respect copyright.PENANAvdGnoSONnU
"Bersiaplah kau nyonya!!"
326Please respect copyright.PENANADGvZhytxBC
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
326Please respect copyright.PENANAXxnMF4PKRZ
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
326Please respect copyright.PENANALno6CpfqOk
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns216.73.216.190da2