Please, give your coments and like :) 

-----------------------------------------------------

Pada tengah malam, Colin bangun dengan keringat yang bercucuran di sekujur tubuhnya. 

"Mimpi itu lagi" ucapnya pelan dengan menutup mata. 

Ia tak ingin membangunkan adiknya Roky yang masih tertidur pulas. 

Ia menyandarkan kepalanya di kepala ranjang sambil sesekali memijit kepalanya.

Lalu ia mengambil sebuah buku tulis. Ralat, buku diary kesayangannya di laci. Ia mulai menuliskan mimpi mimpi buruknya di buku diary itu. 

Beberapa menit pun dihabiskan untuk menulis beberapa rangkai kata di buku itu, kemudian ia menutup kembali buku diary itu dan meletakkannya kembali di laci. Setelah menuliskan semua kisah buruknya atau mimpi buruknya yang baru ia mimpikan, ia kembali memejamkan matanya berharap bahwa mimpi itu tidak akan datang lagi.

Mimpi yang membuatnya menderita dan juga mimpi yang membuatnya tak bisa bernafas lega. 

***

Pagi harinya, Colin harus melakukan terapinya kembali.

Wanita yang membantunya untuk terapi pun datang ke Mansion dan mengetuk pintu. Pelayan yang lainnya segera membukakan pintu dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk.

Ketika seluruh keluarga mulai makan sarapan, wanita itu masuk dan tiba-tiba ia melihat sesuatu yang membuatnya terdiam.

Wanita itu terdiam sejenak. Ia menatap tak percaya orang yang dihadapannya saat ini.

Semua keluarga menjadi bingung atas sikap wanita itu. Ia pun sadar dan mengubah ekspresinya kembali seperti semula.

"Ayo.. Sir Kita harus melakukan terapi" kata Emma.

Colin pun mengangguk dan Roky ingin ikut dengan Colin.

"Kakak mau kemana?" tanya Roky yang bingung dengan kedatangan wanita asing ini.

Kakak mau melakukan terapi dulu Roky" jawab Colin.

"Aku ikut kak" Roky meninggalkan meja makan tanpa pamit dan langsung berlari ke arah Colin. 

Colin pun hanya bisa menuruti semua keinginan adiknya dan berjalan menuju kamarnya.

Colin mulai melangkahkan kakinya dengan Emma yang di sampingnya dan di samping kiri nya pun ada Roky. Sedangkan wanita itu, mengikutinya dari belakang sambil menatap seseorang yang berada tak jauh darinya.

Sesampainya di kamar, Colin merebahkan dirinya di atas kasur dan diikuti oleh Roky.

Wanita itupun segera melakukan terapi nya dengan baik agar Colin bisa kembali berjalan seperti semula. Sedangkan Emma berdiri didepan pintu luar kamar Colin. 

"Apa yang dilakukannya di dalam sana?" tanya Ally kepada Emma yang masih setia menunggu Colin di luar kamar.

"Tuan sedang menjalani terapi nya setiap Sabtu dan Minggu, Nyonya" jawab Emma dengan sopan.

"Ohh..." Ally hanya ber 'O' saja.

Emma sedikit penasaran dengan perilaku Ally yang mulai sedikit berubah.

Ia pikir, Ally sangat mencintai Colin hingga ia menyetujui pernikahan ini dengan setulus hatinya.

Emma sudah sangat senang sewaktu Ally menyetujui perjodohan itu. Ia senang karena Colin mendapatkan pasangan dalam hidupnya. Ia senang karena Colin tidak sendiri lagi karena ada istrinya yang menemaninya. 

Tapi ia salah, Ally tidak seperti wanita yang ia pikirkan.

Malahan Ally seperti menyusahkan Colin dan menambah beban Colin dalam hidupnya.

Sebenarnya ia ingin menasehati Ally agar merubah perilaku dan perkataannya kepada Colin.

Ally belum tahu apa-apa dan belum tahu tentang masa lalu Colin yang sangat menyiksa Colin.

Masa lalu yang amat menyiksa.. 

Seharusnya Ally sedikit bisa merubah dirinya. 

Apa ia tak kasihan melihat seluruh keluarga melakukan Colin dengan sangat buruk dan apakah dia termasuk wanita yang seperti itu??

Wanita yang selalu memperlakukan orang lain dengan buruk?

Ia sejujurnya merasa sangat kasihan terhadap tuannya. Padahal Colin adalah tipe pria yang sangat baik, ramah, jujur, dan tampan.

Apakah Ally tidak sadar bahwa dirinya sudah termasuk wanita yang beruntung bisa menjadi istri sang CEO yang tampan dan baik. Baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Ally salah besar jika mengira Collin akan memperlakukannya dengan buruk atau tidak baik atau seperti pria lain yang ada diluar sana. Malahan Colin tidak seperti pria lain yang hanya ingin tubuh atau hal lainnya terhadap perempuan.

Colin orang yang sangat ramah terhadap orang lain. Ia juga menghormati perempuan-perempuan yang selalu dibilangnya adalah..

'Perempuan adalah Dewi penyelamat manusia. Tanpa perempuan, mungkin hidup ini tidak lengkap dan pria diluar sana tidak akan bahagia tanpa hadirnya sosok perempuan'

Itulah yang selalu menjadi kalimat utama dalam hidup Emma. Ia mendengar hal seperti itu dari mulut Colin sendiri.

Tapi apakah Ally bisa mempercayai apa yang ia sampaikan tentang semua kebaikan Colin?

Sepertinya tidak!

Ally tidak akan mendengar apa yang ia sampaikan tentang perilaku baik Colin terhadap semua orang.

Ally pasti akan mengira itu hanya akalan bualan saja agar dirinya bisa jatuh dalam pesona Colin.

Ia tak menyangka Ally mempunyai sifat yang begitu buruk.

Ia pikir Ally yang ia kenal tidak seperti itu. Ally malahan orang yang baik dan sopan. 

Tapi kenapa sekarang ia berubah?

Ally seperti tidak mengenal apapun yang bersangkutan dengan hal positif. Malah kebalikannya, ia menjadi sedikit cuek dan seperti orang yang tidak mempunyai hati sama sekali.

'Apa yang terjadi padanya' itu yang hanya dibenak Emma saat ini.

Emma terus melihat Ally yang sudah jauh dari hadapannya.

.

.

.

Tbc