Irony - Konflik internal dan perasaan yang bertentangan

gua di sini,

bercakap dengan diri sendiri di tengah sunyi,

nggak ngerti mana yang bener

inilah yang gua mau,

atau inilah yang gua takutkan.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi80EPVUOJK

di satu sisi, gua pengen teriak,

“gue capek pura-pura baik-baik aja!”

tapi di sisi lain, gua takut suara itu malah bikin semuanya runtuh.

ketika gua nyaris buka kata,

mulut gua tiba-tiba kaku,

dan gua kembali nahan.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWtoRnAYhBw

gua pengen dekat,

tapi gua juga pengen mundur.

gua pengen dia ngerti gua sepenuhnya,

tapi gua juga takut dia kabur kalau tahu semua sisi gelap gua.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡznOkOetxop

ini persis kayak ironis

hati gua penuh gairah buat jujur,

tapi pikiran gua penuh alasan buat tetap diam.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJCke0rKtQ

kalau gua bilang apa yang gua rasain,

apakah gua akan lebih bebas?

atau justru makin terjerat?

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16ywDqK0FF

setiap detik gua dipaksa milih

antara rasa lega atau rasa menyesal.

gue berdansa di antara keduanya,

tanpa tahu mana langkah yang benar.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4v67G9O60R

tapi mungkin…

konflik ini juga bagian dari proses.

gua belajar bahwa jujur kadang berarti menanggung resiko,

dan diam kadang berarti melindungi luka.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiEiPhoGGnH

di ujungnya, gua harus temuin jawaban sendiri

apakah gua siap menghadapi apa pun setelah kata-kata itu terucap,

atau gua rela terus hidup dengan semua “mungkin” yang menggantung.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QAcGoKJng

gue belum tahu jawabannya,

tapi gua di sini berani nulisnya, walau masih bingung.

106Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeiwetubTv7

ns216.73.217.1da2

介面主題:

字體大小:

行距:

段距:

自動加載下一章