/story/98191/kampus-impian/toc
Kampus Impian | Penana
arrow_back
Kampus Impian
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
搜尋故事、作者及社群
繼續閱讀全部清除
別人在看刷新
X
開啟推送通知以獲得 Penana 上的最新動態!
G
Kampus Impian
melinda
簡介 目錄 留言 (0)


Aku adalah lulusan salah satu Sekolah Madrasah Aliyah Negri di Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar. Di MAN aku mengambil jurusan IPS. 


Awalnya aku tak berminat mencicipi bangku kuliah. Fokusku setelah lulus hanyalah bekerja untuk mendapat uang. Pemikiran kapitalis masih bersarang di otakku kala itu.


Di samping itu, aku punya alasan klise untuk tidak kuliah. Aku malas berpikir, itulah alasannya. Aku malas melewati berbagai persyaratan masuk universitas. Aku lebih malas lagi membuat skripsi. Katanya membuat skripsi itu sulit. Tapi itu hanya 'katanya', aku belum tau pasti.


Ujian Nasional identik sebagai momok para pelajar, tetapi tidak bagiku. Aku justru sangat menantikannya. Aku ingin segera lulus dan bebas. Aku begitu lelah dan bosan dengan pelajaran sekolah.


Aku ingin meraih nilai UN yang tinggi. Bukan apa-apa, aku hanya tidak mau nilai yang menghiasi ijazahku nanti jelek. Sungguh merupakan niat yang kurang tepat. Seharusnya hasil belajar tak hanya dilihat dari nilai, tapi bagaimana proses untuk ke sana.


Pikiranku yang awalnya tak acuh pada pendidikan mulai terbuka. Aku mulai sadar akan pentingnya menuntut ilmu. Menuntut ilmu juga merupakan kewajiban atas diriku sebagai seorang muslim. Namun, aku masih bimbang antara memilih kuliah atau bekerja sebab menuntut ilmu tidak harus dari bangku perkuliahan. Gelisah, bimbang, dan galau. Itulah yang kurasakan.


Banyak hal yang telah terjadi hingga aku punya keinginan kuat untuk kuliah. Ini bukan lagi sekadar ambisi. "Aku ingin kuliah!", begitulah kata hatiku. Aku baru menyadari betapa pentingnya pendidikan. Selagi aku masih mampu, aku akan berusaha.


SNMPTN adalah singkatan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Karena singkatannya yang sulit dilafalkan, kami biasa menyebutnya Senam PTN.


SNMPTN disebut juga jalur undangan. Artinya kita tidak perlu tes tulis. Kita hanya memerlukan nilai rapor. Siapa yang tidak mau masuk PTN tanpa tes tulis? Mataku berbinar saat mendengarnya.


Aku sangat percaya diri mengikuti seleksi

SNMPTN. Tepatnya terlalu percaya diri.

Dengan berbekal nilai raport semester 1 sampai dengan semester 5 yang menurutku cukup baik, aku pun memilih 2 PTN yang ada di Pekanbaru yaitu 

Universitas Riau dengan jurusan : 

1. Sastra jepang 

Universitas islam Sultan Syarif Kasim jurusan :

2.Psikologi


Aku memilih sastra Jepang sebagai pilihan pertama karena aku memang meminati jurusan itu. Aku tau bahwa Sastra Inggris dan Psikologi memiliki lebih banyak peminat sehingga peluangku untuk lulus semakin kecil. Walaupun begitu aku tetap pada keputusanku. Aku tidak peduli dengan persaingan karena aku yakin aku tidak mungkin kalah bersaing. Ya. Itu tidak mungkin, kan? Begitulah pikiranku saat itu.


Ada satu lagi jalur undangan masuk PTN, yakni Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN). Bedanya dengan SNMPTN, jalur ini khusus PTN yang di bawah naungan kementerian agama, seperti Universitas Islam Negeri (UIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN).


Aku mengikuti seleksi ini juga untuk berjaga-jaga kalau nanti tidak lulus SNMPTN.


Aku memilih prodi sebagai berikut:

UIN IMAM BONJOL PADANG : 

1. Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah 2. Hukum Bisnis Syariah


UIN SUNAN AMPEL SURABAYA :

3. Bimbingan Konseling Islam 4. Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)


Sejujurnya aku tidak terlalu berminat dengan jurusan yang kupilih. Namun karena keterbatasan pilihan dan keharusan memilih 4 program studi, aku pun terpaksa memilih jurusan di atas. Namun, aku percaya bahwa ilmu apapun suatu saat nanti akan berguna asalkan ilmu tersebut tak bertentangan dengan agama.



Hari H Pengumuman


Aku bangun pagi dan segera membuka ponselku. Aku ingin melihat pengumuman SNMPTN. Jantungku berdegup kencang. Aku sungguh tidak sabar melihat hasilnya.


Aku tidak tau jika hasil SNMPTN akan diumumkan pukul 5 sore. Sedikit kecewa karena pengumuman belum dibuka. Alhasil aku harus menunggu sore tiba. Sungguh itu merupakan penantian yang sangat panjang. Hariku berjalan lamban penuh harapan.


Pukul 5 sore


Aku menunda melihat pengumuman karena suatu hal yang harus kulakukan terlebih dahulu.


Banyak sekali pesan Whatsapp yang menanyakan hasil SNMPTNku. Aku mengabaikan mereka semua.


Pukul 5.30 sore


Aku berdoa sambil membuka website SNMPTN. Aku memasukkan NISN dan tanggal lahirku dengan hati-hati.


Aku terperanjat. Netraku menangkap tulisan berhighlight merah yang menyatakan bahwa aku tidak lolos seleksi SNMPTN.


Awalnya aku tidak percaya. Aku membaca ulang. Ternyata di sana memang tertulis namaku. Aku benar-benar tidak lolos! Bagaimana bisa? Kepalaku dipenuhi tanda tanya.


Apakah nilai raportku kurang bagus? Apa karena nilaiku tidak stabil? Apakah karena aku anak MAN bukan SMA?

Sampai saat ini pun aku tidak menemukan jawabannya.

Aku berusaha menerima kenyataan pahit. Aku percaya Allah memiliki rencana di balik semua ini.

Aku mencoba ikhlas sebab ini merupakan qadla dari Allah. Manusia hanya punya ranah ikhtiar. Kemudian disertai berserah diri kepada-Nya.


meski begitu, aku kehilangan harapanku melalui jalur undangan . aku tidak akan berharap lagi pada jalur undangan aku juga tidak akan berharap pada jalur SPAN-PTKIN. 


Aku wisuda sebelum pengumuman kelulusan. Saat itu pula diumumkan bahwa pengumuman SPAN-PTKIN dimajukan dari yang awalnya 25 Mei menjadi 12 Mei.


Dan finallyy syukur alhamdulillah aku Keterima di UIN IMAM BONJOL PADANG. tapi hatiku tidak terlalu tertarik dengan jurusannya. akhirnya aku ingin mencoba jalur yang lain dengan harapan bisa lulus di Jurusan aku inginkan. 


Setelah mengetahui kegagalanku di SNMPTN, Kakak menyuruhku mengikuti Seleksi Bersama Masuk perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Itu adalah jalur masuk PTN melalui ujian tulis yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. Aku masih punya harapan. Jalur masuk PTN tidak hanya jalur undangan saja, masih ada SBMPTN dan jalur mandiri.


Aku bertanya kepadanya, "Bagaimana kalau aku gagal lagi?" Kakak berkata tidak mengapa. Aku masih bisa ikut lagi tahun depan. Teman kakakku pun harus mencoba ujian 3 kali sampai akhirnya diterima di Universitas Negeri Malang. Betapa gigihnya dia. Jadi aku tidak boleh berputus asa.


Aku daftar SBMPTN dengan prodi:


1. Sastra Jepang (UB)


2. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang (UB)


3. Sosiologi (unri) 


Aku masih gigih dengan jurusan berbau Jepang, jadi aku memilihnya di pilihan satu dan dua.


Aku diberi uang untuk beli buku. Keesokan harinya, aku dan temanku yang sama-sama gagal SNMPTN pergi ke toko buku untuk mencari buku. 

Aku membeli buku yang paling tebal dan yang paling mahal di toko itu.


Kupikir, mahal berarti bagus kan? Oke, itu hanya persepsiku sendiri. Buku itu seharga Rp 115.000 dengan diskon 10%. Uangku masih tersisa dan kami memutuskan untuk mampir ke restoran fast food untuk mengisi perut yang keroncongan. (Gaya hidup tidak sehat tidak untuk ditiru)


Aku tidak kursus ke lembaga bimbingan belajar. Bukan karena aku merasa sudah pintar. Tapi tau sendiri kan kalau bimbel di lembaga itu mahal? Menurutku itu mahal sekali. Lebih baik uang kursus ku gunakan untuk membeli HP Android karena layar HP-ku sudah retak.


Aku hanya punya waktu satu bulan untuk belajar. Itu sangat-sangat mepet karena materi SBMPTN itu banyak sekali, terlebih materi soshum. Soshum itu materinya sangat luas. Belajar satu bulan sebenarnya tidaklah cukup.


Aku belajar secara autodidak. Dengan bantuan internet, aku mencari materi pelajaran. Sesekali aku bertanya kepada teman, kakak kelas, bahkan guruku. Banyak sekali materi yang tidak kudapatkan di SMK. Untuk mata pelajaran Geografi dan sejarah, aku hanya mengandalkan materi di internet.

Matematika dasar? Menurutku itu sulit sekali.  Aku belajar trigonometri, integral, logaritma, dan masih banyak lagi. Walaupun namanya Matematika DASAR, mengapa begitu rumit? Aku memang jago matematika di MAN, tapi aku tidak berdaya melawan MatDas.


Aku ikut Try Out SBMPTN online melalui aplikasi Android, bergabung dengan grup SBMPTN Soshum dan grup matematika di Facebook agar bisa sharing. Teknologi harus dimanfaatkan kan?


Hari demi hari berlalu, waktu kian dekat. Aku nyaris putus asa. Ingin rasanya kulempar bukuku. Aku lelah, stres, frustasi. Rambutku bahkan mulai banyak yang berguguran. Parah, kan? Dulu aku tidak percaya kalau terlalu banyak berpikir dapat menyebabkan rambut rontok. Sekarang aku benar-benar percaya karena aku mengalaminya sendiri.


Aku jadi sering sakit gara-gara kurang tidur dan makan tidak teratur. Aku juga sering dimarahi ortu karenanya. belajar aku terlalu keras. Aku sudah mencapai batasku.


H-4, aku mengurangi rutinitasku. Aku lebih memilih menonton pertandingan bulu tangkis di TV daripada belajar. Aku bosan dan butuh refresing. 


Aku melakukan tes SBMPTN di SMK IKASARI PEKANBARU. Tepatnya di gedung L lantai 3. Wow! Itu lumayan jauh dari gerbang utama.


Aku diantar sepupuku dan tiba di sana pukul 8 pagi. Masih ada waktu 2 jam sebelum tes dimulai.


Aku merasa haus karena berkeliling kampus kemudian mengajak sepupuku ke Indomar*t terdekat untuk membeli minunan dan roti. Setelah itu sepupuku pulang.


Aku memutuskan naik ke lantai 3 gedung L untuk standby di depan ruang ujian. Aku tidak punya teman. Aku duduk di kursi dan membuka kembali buku rangkumanku, sekadar memantapkan apa yang sudah kupelajari. Tidak bisa berkonsentrasi, aku pun memasukkan lagi bukuku ke dalam tas dan duduk menunggu waktu berlalu.


Aku merasa mataku berat. Kantuk menyerangku. Menunggu itu menyebalkan. Waktu terasa bergerak lambat sekali.


Akhirnya kami diperbolehkan masuk ruangan. Panitia meminta kami menyimpan alat elektronik termasuk jam tangan. Iya, jam tangan! Keterlaluan. Jam tangan saja tidak boleh dipakai. Padahal aku butuh jam untuk memperhitungkan waktu.


TKPA.(Tes Kemampuan dan Potensi Akademik)


Aku memulai tes TKPA dengan baik. Hampir semua soal TPA bisa kujawab. Aku mulai percaya diri.


Matematika dasar menurutku tidak terlalu sulit. Namun karena malas menghitung, aku hanya menjawab 4 soal kemudian melewatinya.


Soal bahasa Indonesia bacaannya begitu panjang sehingga memakan banyak waktu. Aku harus mengulang-ulang bacaan untuk menjawab soal.


Saat mulai membaca soal bahasa Inggris aku mendengar azan dhuhur. Itu menandakan waktu sekitar pukul setengah 12 siang. Aku mulai was-was dikejar waktu.


Tak lama kemudian pengawas mengumumkan bahwa waktu tersisa 10 menit. What?! Aku belum mengerjakan soal bahasa Inggris sama sekali dan soal matematika hanya terisi 4. Masih kurang banyak! Aku mulai panik dan tak bisa fokus. Bukan hanya aku, sepertinya semua peserta merasakan hal yang sama. Akhirnya kuputuskan untuk mengerjakan soal bahasa Inggris sebisaku. Matdas tak tersentuh lagi.


Bel pun berbunyi. Ada sekitar 15 dari 90 soal yang tidak kujawab. Aku berjalan keluar ruang ujian dengan lunglai.


Setelah ini aku akan menghadapi TKD Soshum (Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora). Aku tidak membuka buku lagi. Malas, lebih baik melihat pemandangan kampus yang asri.


Aku tidak bernafsu untuk makan siang. Roti yang tadi kubeli hanya kucicipi sedikit.


Masuk ruang ujian lagi


Sejarah.


Aku bisa menjawab sebagian. Materi yang kubaca banyak yang keluar. Terima kasih, ya Allah.


geografi


Emm. Aku tidak begitu yakin. Banyak yang tidak kumengerti. 


Sosiologi


Aku bisa menjawab lumayan banyak walaupun sebagian kujawab dengan logika.


Ekonomi


Karena aku dari MAN menyukai, menurutku soal-soal ini bukan masalah. Aku senang sekali tatkala menjumpai soal akuntansi.


Masih banyak waktu, aku mengecek ulang jawabanku. Aku berhasil menjawab 56 dari 60 soal.


Selesai ujian aku janjian bertemu temanku di masjid Sabilillah untuk pulang bersama. Saat itu aku baru menyadari jika penyakit maagku kambuh. Ini akibatnya kalau telat makan.


Aku sampai di rumah pukul 7 malam. Terlalu malam karena angkutan umumnya leley.


Aku lelah, lelah sekali. Malam itu aku tidur lebih awal. Aku tekmlah berusaha semampuku Kuserahkan hasil ujian ini kepada Allah. Apapun hasilnya nanti, saya akan menerimanya.


Butuh waktu sebulan sampai pengumuman SBMPTN. Semakin ditunggu rasanya semakin lama. Aku memutuskan untuk bekerja. Dengan begitu masa penantian ini menjadi tidak terasa.


9 Juli 2021pukul 5 sore Aku baru saja pulang kerja. Aku berlari menuju rumah kost yang letaknya lumayan jauh. Aku ingin segera sampai.


Sesampaiku di kamar. Dengan napas terputus-putus kuaktifkan ponselku. Kubuka browser dan membuka halaman pengumuman.sbmptn.or.id


Memuat...


Halaman tidak bisa dibuka. Berulang kali ku-refresh hasilnya tetap sama. Aku pun memilih untuk mandi dan berbuka puasa terlebih dahulu.


Satu jam berlalu, halaman masih tidak bisa dibuka. Aku menyerah dan meminta bantuan temanku untuk melihatkan hasil pengumuman melalui komputer.


Selepas tarawih, teman-teman satu kost mengajakku berbelanja ke Indomar*t. Kuiyakan saja, toh ada yang ingin kubeli.


Selesai membeli, aku menunggu teman-temanku yang belum selesai membeli, aku menunggu teman-temanku yang belum selesai berurusan dengan kasir di luar. Aku kembali membuka ponselku untuk membunuh kebosanan. Ada satu pesan dari temanku. Pasti hasil pengumuman, kan? Aku sudah mempersiapkan hatiku untuk kemungkinan terburuk.


Kuklik pesan tersebut dan muncullah screenshot halaman yang menyatakan aku lulus SBMPTN 2021 dengan prodi SOSIOLOGI UNRI. Alhamdulillah.


Senyumku mengembang. Biarlah orang-orang mengira aku gila karena senyum sendiri di depan Indomar*t. Aku tidak peduli, yang jelas aku merasa sangat bahagia.


Walaupun tidak diterima di pilihan pertama aku sangat bersyukur. Tidak ada penyesalan sama sekali. Mungkin aku tidak cocok bergelut di bidang bahasa Jepang. Aku percaya bahwa Allah Maha Tahu mana yang terbaik untukku.


Hasil ini merupakan karunia dari Allah. Diri ini hanyalah manusia lemah yang serba terbatas. Tanpa-Nya aku bukanlah apa-apa.


Saya bersyukur bisa lulus SBMPTN di kesempatan pertama dan tidak harus mengulang tahun depan.


Untuk teman-teman yang tidak lulus jangan pernah patah semangat ya! Masih ada ujian mandiri atau ikut SBMPTN tahun depan. PTS juga banyak yang bagus kok. Percayalah, apa yang sudah ditetapkan oleh-Nya ialah yang terbaik untuk kita.


Buat adik-adik yang ingin melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, semoga tulisan ini bisa menjadi motivasi.


Saya punya beberapa tips dan nasihat: - Yang paling utama, jangan lupa niat yang lurus, berdoa dan berserah diri kepada Allah. Sadari bahwa apa yang kita lakukan di dunia semata-mati untuk meraih rida-Nya.


- Jika kalian masih sekolah usahakan nilai rapor bagus dan stabil, kalau bisa meningkat. Nilai rapor penting untuk seleksi jalur undangan (seperti SNMPTN). Namun, perlu diingat bahwa nilai bukanlah segalanya. Ia diperoleh melalui jalan yang jujur sebab rida Allah lah yang menjadi tujuan utama kita hidup di dunia.


- Jangan terlalu mengandalkan jalur undangan. Lebih baik persiapkan untuk ujian tulis. Jangan seperti saya yang belajar ngebut sehingga hasilnya tidak maksimal. 


Jangan malas belajar. Ilmu tidak turun dari langit begitu saja. Harus ada upaya untuk mendapatkannya. Belilah buku atau download soal-soal di internet. Kalau orang tua mampu membiayai, jangan ragu untuk bimbel. Ingat! Seperti semboyan provinsi Jawa Timur, Jer Basuki Mawa Beya (Keberhasilan membutuhkan pengorbanan).


- Untuk soshum, eetiap menjumpai soal, kenalilah itu materi apa dan carilah referensi sebanyak-banyaknya di internet. Buatlah rangkuman bila perlu.


- Pelajari variasi soal matematika. Cari trik-trik cepat yang banyak bertebaran di internet.


- Banyak-banyaklah membaca. Untuk bahasa Inggris, saya belajar melalui cerita fiksi berbahasa Inggris. Dengan banyak membaca, kosa kata kita akan semakin banyak.


- Ikutilah grup-grup di jejaring sosial (Facebook) seperti: SBMPTN Soshum 2015, Matematika Dasar, dll. Kalian bisa sharing di sana jika ada kesulitan.


- Ikuti try out online jika memungkinkan. Saya download aplikasi SBMPTN di Playstore dan berlatih menjawab quiz.


sekian pengalaman yang bisa saya bagikan semoga bermanfaat:) 


pekanbaru, 28 maret 2022


~MELINDA













留言
書籤
預計閱讀時間:
toc 目錄
未有標籤
bookmark_border 書籤 開始閱讀 >
×


還原至預設

X
×
×

在主頁加入 Penana 以更方便離線閱讀:按 然後按「加至主畫面」