Baek Hyun membaringkan Ruri di sofa ruang istirahat.74Please respect copyright.PENANA0AoUB9Klcz
“Tolong panggilkan dokter,” pinta salah satu staf acara.74Please respect copyright.PENANACmnz2KnFDk
Mendengar hal itu, seketika Ruri bangun sembari memegang kepalanya yang sebenarnya tak sakit.74Please respect copyright.PENANAOa6ADfv1iv
“Kau sudah sadar? Apa ada yang sakit?” Tanya Baek Hyun.74Please respect copyright.PENANAueeL1WcS1q
Ruri menggeleng dengan mata yang sengaja dipejamkan seakan-akan sedang menahan sakit.74Please respect copyright.PENANA8tzYrGJSOv
“Aku sudah tidak apa-apa,” jawabnya dengan suara yang lemah. 74Please respect copyright.PENANAqjETEsRcqa
Perempuan itu menatap Baek Hyun yang berlutut sambil memandangnya. Saat itulah Ruri melihat goresan kecil di dahi Baek Hyun.74Please respect copyright.PENANAHaoN5Apd5l
“Kepalamu!” Ruri spontan mengulurkan tangannya ingin menyentuh luka itu. Namun secara tiba-tiba pula Baek Hyun mencegah tangan itu menyentuhnya.74Please respect copyright.PENANAVWNafEa086
“Ini hanya luka kecil. Sebaiknya kau segera pulang dan beristirahat. Aku antar ke mobilmu.” Baek Hyun beranjak bangun.74Please respect copyright.PENANAnT0tVTYRLv
“Kita pulang bersama saja,” pinta Ruri74Please respect copyright.PENANAS2XhXQ2VB9
“Maaf ... Aku harus pulang bersama memberku. Ayo ... aku antar ke mobilmu.”74Please respect copyright.PENANAfDUyrNKIYA
Dengan perasaan kecewa Ruri bangun. Ruri membuntuti Baek Hyun di belakang sambil menatap tangan Baek Hyun. Ingin sekali rasanya ia menggenggam tangan itu, lalu berjalan beriringan bersama. Tapi ia tak punya keberanian sampai sejauh itu. Jangankan menggenggam tangannya, saat dirinya mencoba menyentuh luka itu, Baek Hyun sudah mencegahnya. 74Please respect copyright.PENANAJc82fGRIRG
“Tapi... kenapa pria itu mau saja digosipkan dengannya. Baek Hyun belum memberikan konfirmasi apa pun terkait hubungannya. Apakah Baek Hyun sengaja menggantung perasaannya?”74Please respect copyright.PENANAnnxh1XP0rG
***74Please respect copyright.PENANArTLdLku6DT
“Kenapa wajahmu seperti itu? Sepertinya kau tidak menyukai berita kedekatan Baek Hyun dan Ruri yang beredar belakangan ini,” tegur Kai.74Please respect copyright.PENANAqStK09UQnA
Wajar saja ia menanyakan itu. Setiap kali melihat berita itu di televisi, Suho menunjukkan wajah tak bersemangat, atau memilih menghindar.74Please respect copyright.PENANAEqtJvtygJD
“Apa yang salah jika itu benar-benar terjadi. Aku rasa Ruri lebih baik jika ...”74Please respect copyright.PENANAOgGhkZmqTY
“Apa karena Hana tak sebanding dengan Baek Hyun?” Potong Suho tiba-tiba.74Please respect copyright.PENANAH6oLDphPuo
Kai terheran mendengar pertanyaan Suho. 74Please respect copyright.PENANACSAn3fXkpw
“Bukan ... bukan seperti itu. Aku tahu kenapa Baek Hyun memilih mengakhiri hubungannya. Hana ... mungkin memang tak sebaik itu. Bukankah kau tahu. Chanyoel pernah memergoki keduanya hampir berciuman di lantai atap setelah acara Fansign kita usai. Jika memang tidak ada hubungan apa-apa di antara keduanya. Tidak mungkin Hana mau diajak berduaan di lantai atap yang sepi itu.”74Please respect copyright.PENANAjAQP98KFT9
Suho menundukkan kepalanya sembari memijit keningnya sendiri. Pria itu kebingungan dan pusing dengan sesuatu yang sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Tapi entah kenapa ia terus memikirkan Hana. Apa karena ia sudah mengenal Hana sejak lama? Gadis itu pernah mengisi kisah kehidupannya di masa lalu bersama Baek Hyun. Mereka selalu bersama dalam keadaan suka maupun duka. Tak sedikit pun terbesit dalam pikirannya, Hana akan menjadi seperti yang rekan-rekannya duga sekarang.74Please respect copyright.PENANAFdm5URUASE
“Suho, apa kau bisa keluar sebentar. Ada seorang perempuan yang mengaku-ngaku kakakmu ingin bertemu denganmu,” ujar manajer Eight yang datang tiba-tiba.74Please respect copyright.PENANAoTWS1clrus
“Kakak perempuan?”74Please respect copyright.PENANASUVbrfSals
“Iya ... bukannya kau tidak punya saudara kandung? Jika kau merasa demikian aku bisa menyuruh keamanan untuk memintanya pergi.”74Please respect copyright.PENANAOZKG5aCWtV
Suho teringat sesuatu. “Apa itu kakak tirinya? Aku ingin melihatnya dulu.”74Please respect copyright.PENANAIBGpsEM21e
*74Please respect copyright.PENANAw8RWdns2uV
“Aku tidak mengira akan sesusah ini bertemu denganmu. Aku pikir mereka akan benar-benar memaksaku pergi.”74Please respect copyright.PENANAoig5HSBsj9
Suho tersenyum. “Bagaimana kabarmu dan ibu?” Suho bertanya sambil menyungguhkan segelas teh.74Please respect copyright.PENANAAusmjVRIzM
“Ibu baik-baik saja, dan aku seperti yang kau lihat sekarang. Kau masih mau memanggil ibuku dengan sebutan ibu?”74Please respect copyright.PENANAGH1RDbqWoI
“Tentu saja. Biar bagaimana pun ayah dan ibu memang pernah menikah dan hidup bersama.”74Please respect copyright.PENANAEWGmxJlVPe
“Aku minta maaf dengan sikap kami di masa lalu. Seharusnya kami tidak memperlakukanmu seperti itu sampai membuatmu pergi.”74Please respect copyright.PENANAcIftUB6Xvs
“Hal seperti itu jangan diingat lagi.”74Please respect copyright.PENANAmikU1RFqKG
“Tidak ... entah karena dirimu yang sekarang atau bukan, yang jelas ... aku merasa menyesal dan berasalah dengan perlakuan kami di masa lalu. Terutama pada ayah. Ia menitipkanmu pada kami, tapi kami tidak bisa memenuhi keinginannya. Karena itulah aku merasa menyesal, merasa bersalah, dan aku benar-benar ingin meminta maaf. Tolong maafkan kami.” Mara berdiri dan membungkukkan badannya di hadapan Suho.74Please respect copyright.PENANAv1Hy8jj8HD
“Kakak tidak perlu seperti itu.” Suho ikut berdiri. 74Please respect copyright.PENANAObjgGsDlPg
“Duduklah kembali.” pintanya.74Please respect copyright.PENANAikzCAt88ru
“Kau mau memanggilku kakak?” Mara bertanya tak percaya.74Please respect copyright.PENANArSSAZCh2SB
“Bukannya dari dulu memang seperti itu.” Suho meletakkan sebuah amplop tebal di atas meja, lalu mendorongnya ke Mara.74Please respect copyright.PENANAVhefYi4WxH
“Apa maksudmu?! Aku tidak datang untuk ini!”74Please respect copyright.PENANArFlgFCUSiA
“Aku tahu. Aku tidak menganggapnya seperti itu. Maaf jika kakak tersinggung.”74Please respect copyright.PENANAN6dKT8byH4
“Ambillah kembali. Aku tidak membutuhkannya.”74Please respect copyright.PENANA4oOwVHM4ns
“Saat ini aku tidak punya waktu menjenguk ibu dan kakak. Kebetulan kakak ke sini, jadi kakak harus mengambilnya. Kita pernah hidup bersama. Ibu juga kakak bersedia menerima kehadiranku bersama ayah di rumah. Ini tak ada apa-apanya jika dibandingkan semua itu.”74Please respect copyright.PENANACqHs3d62Ik
Mara tak kuasa menahan air matanya. Perempuan tomboi itu segera menghapusnya. Apa yang ia berikan untuk ayahnya juga Suho rasanya tidak ada yang berlebihan.74Please respect copyright.PENANAp1jPkewDkw
“Kakak bilang ingin meminta maaf bukan? Aku akan memaafkan dan melupakan semuanya jika kakak menerima ini.”74Please respect copyright.PENANAdMRR7hwRlD
Mara terpaksa mengambilnya. “Terima kasih,” ucapnya.74Please respect copyright.PENANAsk2ECfJt9f
“Tetangga kita menitipkan pesan padaku.” Mara mengeluarkan buku dan pulpennya. 74Please respect copyright.PENANAUtof8kJAYr
“Ia menitipkan salam untukmu dan meminta tanda tanganmu. Dia juga berpesan agar kau bisa berkunjung ke rumah jika ada waktu.”74Please respect copyright.PENANAnuLtWhaEWj
Suho tersenyum. Ia mengambil buku dan pulpen itu lalu mengoreskan tanda tangannya di sana.74Please respect copyright.PENANA4kWu9VTlpZ
“Apa itu benar-benar tetangga kita?” Tanyanya tak yakin.74Please respect copyright.PENANA9rUugKsqjz
“Tentu saja.”74Please respect copyright.PENANAens5frPVVH
“Siapa namanya? Aku harus menuliskan namanya.”74Please respect copyright.PENANA9AFqD9vDxt
“Bibi Mey. Kau ingat?”74Please respect copyright.PENANAtpfPA85s3p
“Bibi Mey? yang tinggal di depan rumah kita?”74Please respect copyright.PENANANR0su5g9Qv
“Benar sekali. Ternyata kau masih mengingatnya.”74Please respect copyright.PENANAaDIIkQxpqk
“Baiklah ...” Suho menuliskan pesan singkat di sana 'Bibi Mey, semoga selalu sehat dan bahagia' tulisnya.74Please respect copyright.PENANApcqkqyLkne
Mara membalikkan kertas ke halaman berikutnya. “Buatkan juga untukku.”74Please respect copyright.PENANAnhUL3UkyZy
Suho tertawa.74Please respect copyright.PENANAQwpFBOn81M
'Cepatlah menikah dan beri aku keponakan' tulis Suho di sana. Ia juga menuliskan nomor handphonenya sendiri, diakhiri dengan goresan tanda tangannya.74Please respect copyright.PENANAXqST8WquBB
“Aiiishhh ... Aku masih harus merawat ibu.”74Please respect copyright.PENANA3TV9mckKCC
“Kakak masih bisa menikah dan juga merawat ibu. Katakan saja padaku kapan acaranya. Aku harus memberikan sesuatu juga bukan? dan tentunya menghadiri undangan.”74Please respect copyright.PENANAwKuEh7qImS
“Aku akan menghubungimu nanti. Kalau begitu, boleh kita berfoto bersama sebagai saudara. Kau tenang saja. Aku akan merahasiakan hal ini dari siapa pun.”74Please respect copyright.PENANAn1bpnov8p1
“Tidak masalah kakak membicarakan pada siapa pun. Tidak ada hal yang perlu dirahasiakan dari kehidupanku. Ayo berfoto.”74Please respect copyright.PENANATSX3loPHaE
***74Please respect copyright.PENANAzThzzzaNS3
Di dalam mobilnya Baek Hyun menghentak-hentakkan kepalanya sendiri pada kemudi mobilnya. Kejadian di atas panggung itu menjadi berita yang menghebohkan bahkan sampai ke luar negeri. Jika saja yang menghebohkan itu terkait insiden kecelakaan panggung dan aksi penyelamatannya, itu tak kan jadi masalah. Tapi justru yang disorot adalah hubungannya dengan Ruri artis pendatang baru itu. Sebenarnya Baek Hyun ingin sekali mengklarifikasi masalah itu. Tapi perusahaan mencegahnya. Mereka sengaja membiarkan hal ini mengambang ke permukaan demi mempertahankan popularitas Baek Hyun, juga menaikkan popularitas Ruri sendiri yang memang se-agensi dengannya.74Please respect copyright.PENANAOj4PS25LGy
Bagaimana perasaan Hana saat melihat berita itu? Baek Hyun teringat bagaimana ekspresi Hana saat mendatanginya ke apartemen sebulan yang lalu. Ia juga teringat saat Hana menangis karena Ranu memaksakan kehendaknya. Menyesal, ketakutan, atau mungkin saja trauma, dan ia dengan tega meninggalkan Hana seorang diri saat itu. Ia bahkan memutuskan hubungan di kala Hana mengalami tekanan batin.74Please respect copyright.PENANAN5oqShQqz5
Perasaan yang berkecamuk membuat Baek Hyun akhirnya tiba di depan rumah Hana. Namun, setibanya di sana. Baek Hyun melihat sesosok pria yang baru keluar dari pagar halaman rumah Hana. Pria itu terus berjalan keluar, ke arah di mana Baek Hyun memarkirkan mobilnya. Pria itu sama sekali tidak menyadari Baek Hyun yang mengintai dari dalam mobil. Baek Hyun memukul kemudi mobilnya. Ia sangat menyesal kenapa harus ke sana dan melihat semua ini. Ia lebih menyesal lagi karena sempat mengkhawatirkan perasaan perempuan yang sepertinya tinggal bersama pria lain di rumahnya.74Please respect copyright.PENANArX7S7HqDMv
***74Please respect copyright.PENANAwfUT4c8sJU
Hana berteriak dan meloncat-loncat penuh semangat bersama ribuan penggemar lain yang hadir dalam konser itu. Wajahnya berseri tanpa beban. Ia memang tak sepenuhnya mampu melenyapkan Baek Hyun dari hatinya. Walau kini yang ia bisa lakukan hanya menatap dan mengagumi pria itu dari kejauhan. Hana begitu bahagia. Ia tak peduli dengan peringatan Baek Hyun untuk tidak muncul di hadapannya lagi. 74Please respect copyright.PENANAsA7EBlCsDO
Konser berakhir. Bukannya pulang, Hana malah berlarian di area gedung untuk mencari kamar kecil. Saat menemukannya, ia melihat antrean yang cukup panjang di depan pintu kamar kecil itu. Perempuan itu kembali berlarian di area gedung. Ia menaiki anak tangga menuju ke atas, berharap bisa menemukan kamar kecil lain di gedung itu. Diburu akan perasaan yang hampir-hampir tak mampu ditahan. Hana berjalan cepat mengitari area gedung hingga akhirnya menemukan tempat yang ia cari.74Please respect copyright.PENANAFfMZrx8y6C
Selesai dengan urusannya. Hana keluar dengan perasaan lega. Tapi ekspresinya seketika berubah melihat situasi di sekitarnya saat ini. Ia lupa jalan pulang.74Please respect copyright.PENANA6bf7TLsM1Q
*74Please respect copyright.PENANAjp8you3pGi
Sudah 1 jam lebih Hana mengitari gedung itu. Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya kebingungan. Ia bahkan tak berpapasan dengan siapa pun di sana. Tapi, tak lama kemudian ia mendengar suara yang cukup ramai di area itu. Hana pun melangkah ke arah suara.74Please respect copyright.PENANAWrQznCjOis
“Hana? Kau Hana bukan?” Terdengar suara seseorang memanggilnya di belakang.74Please respect copyright.PENANA7g0KFABUod
“Siapa yang tahu dia di gedung itu?” Gadis itu pun menoleh. 74Please respect copyright.PENANAekHDW8n9l7
Matanya terbelalak sembari menutup mulutnya sendiri saat melihat sosok Sehun di depannya.74Please respect copyright.PENANAbDrCHUunqO
“Ah ... ternyata benar itu kau. Apa yang kau lakukan di sini? Apa itu di kepalamu?” Sehun menunjuk bando bertuliskan EXO di kepala Hana. 74Please respect copyright.PENANAXsaB6gU3JM
Gadis itu merabanya. Sebelum sempat menjelaskan perihal bando yang ia kenakan. Terdengar suara orang lain yang datang ke tempat itu. Sehun segera menarik Hana dan membawanya bersembunyi di balkon gedung itu. 74Please respect copyright.PENANApiVLrjOu6B
“SIAPA ITU?” Teriak orang tersebut yang sempat melihat sekelebat bayangan Hana dan Sehun. Kedua orang yang tak lain petugas keamanan acara itu berlari mengejar ke arah di mana Sehun dan Hana bersembunyi.74Please respect copyright.PENANA9x89ACnO8l
“Kita ketahuan,” ujar Hana panik.74Please respect copyright.PENANAMtpXumGeQh
“Ayo pergi,” Sehun melangkah terlebih dahulu menuruni tangga di balkon itu. Hana masih berdiri di tempatnya kebingungan.74Please respect copyright.PENANAme44Y5DUr9
“SIAPA KALIAN?!” Orang tadi tiba-tiba muncul sekitar sepuluh meter dari tempat Hana berdiri.74Please respect copyright.PENANACzAb7QaXrW
“Aku bukan siapa-siapa,” jawab Hana polos.74Please respect copyright.PENANADC5xBxStO3
“Lalu kenapa kau ada di area ini? Kemarilah, kami tahu kau tak sendirian. Jika kalian tidak berbuat sesuatu yang mencurigakan sebaiknya kalian kemari dulu. Di sini bukan tempat yang bisa dimasuki sembarang orang. Kami harus memeriksa identitas kalian dulu.”74Please respect copyright.PENANAbNJd1BuSqo
Sehun terpaksa mundur menghampiri Hana kemudian menariknya berlari dari sana.74Please respect copyright.PENANAKfx7MGjG4C
“HEI!! KALIAN MAU KABUR KEMANA!!!”74Please respect copyright.PENANAa4D0NHvkUb
“BERHENTI DI SANA!” Teriak yang satunya lagi.74Please respect copyright.PENANALrmeZpoNuE
Sehun membawa Hana memasuki ruangan lain di ujung tangga tadi.74Please respect copyright.PENANAyrfmqjHEhQ
“Kenapa kita harus pergi?” Tanya Hana panik.74Please respect copyright.PENANA0VguLcE7SU
“Apa yang mereka pikirkan jika mereka menemukan kita bersama?”74Please respect copyright.PENANAd2fOWiotAT
“Akh benar. Bagaimana kalau ia tertangkap dan Baek Hyun tahu ia di sini?”74Please respect copyright.PENANAZjo5oC01q6
Sehun dan Hana mempercepat larinya. Keduanya berhasil keluar dari gedung itu dan terus berlari hingga ke jalan yang sunyi. Ada 4 persimpangan jalan di sana. Juga ada sebuah taman bermain di salah satu jalan. Pria itu menarik Hana masuk ke taman itu dan bersembunyi di balik tanaman hias yang sangat rimbun. Kedua orang yang mengejar Hana dan Sehun tadi kehilangan jejak Apalagi di sana ada 4 simpangan. Mereka kebingungan harus masuk ke jalan yang mana.74Please respect copyright.PENANAOqctqfkxeL
“Ah ... sudalah ... Aku kelelahan. Ayo kembali. Yang penting mereka sudah pergi dari sana.”74Please respect copyright.PENANA7UdOT9HFps
“Penggemar lain sudah pulang semua. Apa yang mereka lakukan di tempat tadi?”74Please respect copyright.PENANA6YWh7gBzky
“Entahlah ... paling mereka sepasang anak muda yang sedang berkencan. Kau tahu zaman sekarang. Anak-anak muda suka sekali tempat yang sunyi untuk berkencan.”74Please respect copyright.PENANAxxwK4OAgoS
Di balik tempat persembunyiannya, Sehun terkekeh sendiri mendengar obrolan yang samar-samar terdengar. 74Please respect copyright.PENANAjUEYJnqtb9
“Apa mereka pikir kami akan berbuat mesum?”74Please respect copyright.PENANAe8X2lJLKv2
“Ah ... syukurlah sepertinya mereka sudah pergi,” ujar Hana lega.74Please respect copyright.PENANAMX0uSEyOIS
“Kau berubah jadi penggemar kami sekarang?” Tanya Sehun setelah merasa aman.74Please respect copyright.PENANAIkmAvh7L2h
“Ah ... iya,” jawab Hana tertunduk malu.74Please respect copyright.PENANAoDmsWDmc6E
“Apa dia tahu kau di sini?” Tanyanya lagi sembari berjalan menuju ayunan dan duduk di sana. Pria itu asyik mengayunkan tubuhnya sendiri.74Please respect copyright.PENANAtty4H7ZnMC
Hana menggeleng cepat. “Tidak ... tolong jangan beritahu dia.” Hana berjalan cepat menghampiri Sehun dan berdiri dengan wajah memelas.74Please respect copyright.PENANATfdCRXfZBu
“Kenapa wajahmu sampai seperti itu? Apa sampai separah itu?” Sehun yang berpura-pura tak tahu apa-apa, bertanya.74Please respect copyright.PENANAoFhbM6XYwy
Hana menunduk. “Jika ia tahu aku datang, itu hanya akan membuatnya semakin membenciku,” jawab Hana jujur.74Please respect copyright.PENANATijEwp9djv
“Baiklah ... tapi maaf tidak bisa membantumu menyelesaikan masalah ini. Sepertinya emosi masih menguasai hatinya. Apa kau datang untuk melihat kami atau hanya untuk melihat Baek?” Goda Sehun.74Please respect copyright.PENANAwJLGAnh0Qz
“Aku datang untuk melihat semuanya.”74Please respect copyright.PENANA8zheFCnF9i
Sehun tertawa. “Kau membawa handphonemu bukan?”74Please respect copyright.PENANAiHysQuY1dZ
Hana mengeluarkan handphonenya dan memberikannya pada Sehun. Pria itu mengetik nomornya sendiri di sana, lalu menghubungi nomor itu.74Please respect copyright.PENANACTHi0a9tHx
“Hubungi aku bila kau ingin menonton konser kami lagi. Kau bisa menontonnya dengan gratis.”74Please respect copyright.PENANA1DiNifr0Gi
“Benarkah?” Hana melonjak kegirangan. 74Please respect copyright.PENANA1CYBMcbaee
“Tapi ... bisakah kau berjanji untuk tidak memberitahunya?”74Please respect copyright.PENANAgTPC42K1kj
“Baiklah ... asal kau bisa menjadi penggemar yang baik dan berteriak paling keras saat kami tampil nanti. Teriakkan namaku juga.”74Please respect copyright.PENANADYHF5fMyNl
Hana tertawa. “Aku berjanji akan melakukannya.”74Please respect copyright.PENANAOYBWlBiRSK
“Sebaiknya kau kembali. Sudah larut malam.”74Please respect copyright.PENANAoZPfb8uTb6
Perempuan itu mengangguk.74Please respect copyright.PENANAkYT3HIMmj6
“Tapi ...” Hana ragu melanjutkan kata-katanya.74Please respect copyright.PENANAgL9wc26K0M
“Tapi apa?” Tanya Sehun seraya melipat kedua tangannya di dadanya.74Please respect copyright.PENANA2WHF7lGBeS
“Bisakah kita berfoto bersama?” Pinta Hana malu.74Please respect copyright.PENANA3KziypAjZw
Sehun menghampiri Hana, dan berdiri rapat di samping perempuan itu. Ia mengangkat handphonenya sendiri dan berpose manis bersama Hana yang terlihat sedikit kaku. Pria itu memotretnya berkali-kali.74Please respect copyright.PENANAeGdFzj5gop
“Bisakah ita menggunakan handphoneku lagi?” Hana menunjukkan handphonenya yang semenjak tadi ia siapkan untuk berfoto.74Please respect copyright.PENANApgjjl8Xasb
“Maaf Aku harus pergi. Pasti mereka sedang mencariku sekarang. Sampai jumpa di konser berikutnya. Pastikan kau datang.”74Please respect copyright.PENANAuFTCIGKLyh
Hana hanya mengangguk dengan perasaan malu juga sedikit kecewa.74Please respect copyright.PENANAocEDdRher7
“Hana ...” Sehun tiba-tiba berbalik menatap gadis itu.74Please respect copyright.PENANAv3kAnnl4Xo
“Meski cinta itu dipatahkan, jangan biarkan ia mati. Tetaplah bertahan dan terus hidup. Aku pergi dulu,” pamit Sehun sembari melambaikan tangannya.74Please respect copyright.PENANABDyIQbIK0n
Hana hanya tertegun mendengar perkataan Sehun. Handphonenya tiba-tiba bergetar. Pikirannya yang sedang berusaha mencerna makna perkataan Sehun seketika buyar. Hana membuka handphonenya. Nomor tak dikenal itu mengirim foto-fotonya bersama Sehun tadi. Hana tersenyum sembari melonjak-lonjak senang.
arrow_back
Patah Tumbuh dan Tak Mati
more_vert
-
info_outline Info
-
toc Table of Contents
-
share Share
-
format_color_text Display Settings
-
exposure_plus_1 Recommend
-
report_problem Report
-
account_circle Login
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
Patah Tumbuh dan Tak Mati
Author:
Rindi Kamala Sary
ISSUE #8
8. Cinta Yang Tak Mati Meski Dipatahkan
LIKES 0
READS 70
BOOKMARKS 0
Suggest Edits
Login with Facebook
or Sign up/Login to comment or bookmark!
Click to load the next chapter
×
Patah Tumbuh dan Tak Mati
Fanfiction
Romance
Friendship
Last updated: Nov 6, 2021
Total word count: 43,986
Total reading time: 204 Minutes
Writer:
exo
baekhyun_exo
×
Write down what you like about the story
×
Reading Theme:
Font Size:
Line Spacing:
Paragraph Spacing:
Load the next issue automatically
Reset to default
×
People Who Like This