Beberapa prajurit berpakaian zirah besi lengkap dengan helm dan senjata, berlutut satu kaki. Mereka menghadap seorang pria berusia tiga puluh delapan tahun. Pria berambut hitam sebahu yang diikat satu dan bermata merah, mengenakan pakaian kebesarannya sebagai raja. Duduk di kursi singgasana emas berhiaskan permata biru.542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWXeYfsWlU
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURHNRT2gty
"Maaf, mengganggu anda, Paduka Raja," kata prajurit yang ada di depan, menundukkan kepala, "kami ingin melaporkan, Pangeran Fernando Zhane III kabur dari istana tadi malam."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUq30MNhJI
Sunyi. Fernando Tellus II, Raja bumi yang memimpin Zamin Kingdom of Hollyland, hanya menunjukkan wajah tanpa emosi. Sorot matanya seolah kosong. Kemudian dia bersuara keras, menggema di ruang yang sangat luas itu.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5zqnXL5fXT
"Biarkan saja," ucap Tellus bernada ketus, "kalian semua tidak usah mencarinya. Tetaplah bertugas seperti biasa."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIMCZRxWEt0
"Tapi ... baiklah, Paduka Raja."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7NzSRSfW0F
Prajurit itu mengembuskan napas, terpaksa mengangguk. Padahal dia ingin menentang Tellus karena tidak setuju dengan keputusan Tellus barusan. Tellus memang tidak mempedulikan soal Zhane, hanya memfokuskan diri untuk memimpin kerajaan yang mencakup seluruh dunia itu.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5j0yw21Fo4
Prajurit-prajurit berdiri. Mereka berjalan dengan perasaan hampa. Mengkhawatirkan Zhane. Meskipun mereka selalu melarang Zhane untuk keluar dari istana, tetapi mereka sudah menjadi teman bagi Zhane. Sebab mereka yang terkadang mengajari Zhane tentang seni berpedang secara bergantian jika ada waktu luang.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsqXj69ZoUf
Zhane tidak ada di istana, suasana menjadi sepi. Semua penghuni istana mencemaskannya kecuali Tellus. Tellus tetap bergeming, duduk seraya memandang ke depan. Dia tidak sendirian melainkan bersama pelayan kepercayaannya.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyUCRLHPT2
"Raja Tellus yang terhormat, mengapa anda tidak menyuruh para prajurit untuk mencari Pangeran Zhane?" tanya Riyo Amora, ayah Sony, berdiri di sisi kanan Tellus.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGg7FSsNUa7
"Karena aku membenci anak itu. Biarkan saja dia berkeliaran di luar sana. Itu lebih baik untuknya," jawab Tellus menukikkan alis. Membayangkan wajah Zhane yang sungguh membuatnya muak.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJPXx0Rr8Tk
"Tapi, dia adalah anakmu."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6y2rYCMhOv
"Dia bukan anakku!"
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pn23vrSC1
Tellus membentak Riyo dengan nada yang sangat tinggi. Matanya melotot. Mukanya garang. Meremas kedua tangan kuat sekali. Jiwanya Memanas karena dipancing oleh Riyo.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBrTDTtdZP
"Maaf, Raja Tellus, aku tidak bermaksud membuat anda marah. Tapi, kasihan Pangeran Zhane. Selama ini, anda tidak memberinya kasih sayang. Karena itu, dia memutuskan kabur dari istana," ungkap Riyo menundukkan kepala.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmYs14xOU0b
"Sampai kapanpun, aku tidak akan menganggapnya anak!" balas Tellus tetap melototi Riyo.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Vijkd8NQd
"Tapi, apa anda tidak tahu tentang penyakit yang diderita Pangeran?"
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC0YoMi9dVv
"Aku tidak mau mengetahui apapun tentang dia!"
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKWUXb08i6P
Tellus langsung berdiri dari kursi singgasana, berjalan cepat meninggalkan Riyo. Riyo terkesiap, melebarkan mata. Tercengang.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5lXcafl5qC
"Raja Tellus, anda mau pergi kemana?" tanya Riyo buru-buru mengejar Tellus.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu4Jyw7JzoK
Tellus diam, tetap berjalan laju keluar dari ruang singgasana. Riyo mengikutinya dengan gerakan lambat. Mereka melewati banyak penjaga yang berdiri di dua sisi koridor.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqOsaki5zDA
Saat itu, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Matahari telah bersinar terang menerpa istana Zamin Kingdom of Hollyland dan sebagian dunia. Cahayanya yang hangat, tidak bisa mengusir perasaan dingin yang hinggap di hati Tellus.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxh4Xy0XSc
Tellus dikenal sebagai Raja bumi yang sangat mementingkan rakyat, tetapi menyembunyikan statusnya sebagai duda beranak satu. Dia pernah mengumumkan kabar pada seluruh warga dunia, bahwa istri dan anaknya meninggal karena diserang pasukan keamanan kerajaan bulan, bertepatan ulang tahun Zhane yang masuk satu tahun. Tellus menganggap Zhane telah mati di mata publik.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhkoBFPMoV
Entah motif apa Tellus memalsukan kematian Zhane. Sebab itu juga, dia menyuruh para penghuni istana untuk tutup mulut dan menjaga Zhane agar tidak keluar dari istana. Memperlakukan Zhane bagai tahanan yang tidak boleh memperoleh kemajuan.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI16xEoB9r3
Di sisi lain, Zhane sedang sarapan bersama Sony di kamar penginapan. Mereka duduk di dekat meja di sebelah jendela yang terbuka lebar. Memakan roti gandum yang berisi sosis, selada, saos, timun, dan tomat --- mirip hotdog. Tidak lupa ditemani dua susu kotak.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvvGtzBvLwm
"Sony, apa Ayahanda akan mencariku?" tanya Zhane berhenti memakan rotinya yang baru digigitnya separuh. Matanya meredup. Teringat wajah Tellus.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06NZnQFLet
"Aaah, aku rasa dia tidak akan mencarimu," jawab Sony mengembuskan napas setelah menelan makanan, "dia membencimu. Mungkin sekarang dia senang kau jauh darinya."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi7wtl5A8oj
"Meskipun Ayahanda selalu bersikap buruk padaku, tetapi aku masih menyayanginya."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRDJcEqY26
Cairan bening perlahan tumpah dari netra merah Zhane. Mata merah warisan dari Tellus itu selalu menampakkan kesedihan. Mata merah yang bukan berarti sakit mata, tetapi ada makna di baliknya.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSwmFMOdKlW
Mata Sony memicing, sayu. Raut wajahnya suram. Berhenti makan, lalu memegang bahu Zhane. Berusaha menghibur Zhane yang dilanda gundah.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnhij3BYFD
"Zhane, janganlah menangis. Karena laki-laki itu tidak keren kalau terus menangis. Laki-laki itu harus kuat dan mampu mengendalikan emosinya," ucap Sony tersenyum.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxP6195WrmE
Zhane mengelap air mata dengan lengan baju kirinya. "Ya, aku tahu itu. Tapi, aku ingin merasakan cinta dari ayahanda. Itu saja yang kumau."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjoKPB4A7Sr
"Selamanya, kau tidak akan mendapatkan cinta dari ayahmu. Karena ayahmu sudah menutup hatinya dengan berbagai hal tentang cinta."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbT3GUkKv7a
"Tapi, aku tidak mengerti, mengapa ayahanda begitu membenciku? Apa salahku yang sebenarnya?"
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvP9UYBhRoK
Zhane mencampakkan makanannya ke lantai. Dia menjambak rambutnya dengan kedua tangannya. Menunduk. Berteriak keras untuk melampiaskan segala beban kesedihan yang dirasakan. Hingga wajah putus asa itu, berubah menjadi datar. Mata sayunya berubah menjadi melebar.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYs6uK3B5iH
"Aku menangis? Apa yang terjadi padaku, Sony?" tanya Zhane mengusap sisa-sisa air mata yang masih mengalir di dua pipinya. Melirik Sony dengan kening mengerut.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ01AkN4fcfk
"Kau teringat ayahmu," jawab Sony bertampang muram. Menepuk bahu kiri Zhane berulang kali.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhhLZjBlPN
"Aku teringat ayahanda. Huh, untuk apa aku mengingatnya."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDrfUhb95hy
Zhane melihat makanan yang dibuangnya tadi. Hendak memungut makanan itu, tetapi ditepis oleh Sony. Zhane mendelik Sony.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvn5QWiQOhv
"Sony, kau memukul tanganku!" seru Zhane berintonasi cukup keras.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1y7fU4HCbH
"Itu sudah kotor. Ini masih ada satu lagi. Makanlah ini, Zhane," tukas Sony mengeluarkan satu roti hangat yang masih dibungkus dengan kertas dari kantong plastik. Menyodorkan roti itu ke muka Zhane.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ef6oEW9iF
"Tidak usah. Aku mau makan ini saja. Lagi pula lantainya bersih."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGw8kTRwuRi
Zhane mendorong tangan Sony yang memegang roti. Dia mengambil roti terjatuh tadi, lalu langsung memakan roti itu. Sony melebarkan mata. Hatinya tersentak.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3kAKc3gbhY
"Zhane, kau tidak boleh mengambil lagi makanan yang telah terjatuh. Itu akan merusak citramu sebagai bangsawan," protes Sony menukikkan alis.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWQK1QMkNE6
"Lupakan peraturan kerajaan itu," tandas Zhane tetap santai memakan roti itu.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQPniV8fBF
"Tapi...."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zoJhVtRdw
"Diamlah!"
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzS7x5hzg35
Zhane menjitak keras kepala Sony. Sony bungkam saat dipelototi Zhane. Dia mengelus kepalanya. Wajahnya memucat.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA2eY1MfrpX
"Maaf, Zhane." Sony tersenyum kaku. "Kalau begitu, kau bebas melakukan apa yang kau suka. Aku tidak akan melarangmu lagi."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hOvudBDWh
"Itu bagus. Kau cepat memahamiku, Sony." Zhane tersenyum, tetapi senyumannya terkesan menakutkan.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwn8GICga0
"Ya, siapa lagi yang mampu memahamimu, selain aku."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwP8Zsr9BK
"Aku memang beruntung memiliki sahabat sepertimu."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd8ObJxJSgv
Zhane menyilangkan kaki. Dia menghabiskan rotinya, lalu mengambil susu kotak milik Sony. Susu kotak miliknya belum terbuka.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGirVJjIu6y
"Itu! Itu minumanku! Zhane!" teriak Sony kelabakan saat Zhane meminum habis susu kotak miliknya.
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI30W1V9HuX
Zhane hanya tertawa, mengerlingkan mata kanannya. "Aku tidak tahu. Maaf, aku salah ambil."
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYzoIX2RLf
"Dasar!"
542Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡihODV5PFes
***
然後按「加至主畫面」