Kuda hitam yang dinaiki Zhane dan Sony memasuki daerah perkotaan saat matahari mulai terbit. Mereka melewati beberapa orang yang sudah berkeliaran di jalan tanah. Orang-orang berpakaian sederhana menyerupai pakaian medieval, memperhatikan Zhane dan Sony hanya sekilas saja.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRLhob0Vq56
Di dua sisi jalan, ada perumahan warga berdinding kayu oak cokelat dan beratapkan tanah liat. Ada yang bertingkat dua dan bertingkat tiga. Hanya sedikit pepohonan yang menghiasi di setiap sisi jalan.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHHq7pbmO0a
Jalan kuda sangat lambat. Dia berjalan sendiri tanpa dikendalikan karena Zhane dan Sony malah ketiduran di atas punggungnya. Sony memeluk tas ransel seolah itu bantal guling yang biasa didekapnya saat tidur. Mendengkur halus bersama Zhane yang ada di belakangnya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHsXgfoGTBd
Tiba-tiba, kuda berhenti mendadak karena dihadang sekelompok prajurit berpakaian zirah besi lengkap dengan helm dan senjata. Dia meringkik keras dan mengangkat kedua kaki depannya karena terkejut saat salah satu prajurit menghunuskan pedang ke arahnya. Tindakannya ini membuat Zhane dan Sony terjungkal ke belakang.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3axAsZJnE
"Aaah! Aduh!" seru Zhane dan Sony kompak. Bukan Sony yang merasakan sakit, tetapi Zhane yang merasakan sakit pada punggungnya karena terbentur tanah.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSwNNKaju7Z
"Hei, siapa kalian berdua?" tanya salah satu prajurit itu, mengacungkan tombak ke arah Zhane dan Sony. Berekspresi garang, bisa terlihat di helmnya yang terbuka di bagian depan.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZorIGSezR
Zhane dan Sony membulatkan mata sempurna. Menyadari mereka terikat dengan tali di pinggang. Zhane berbisik ke telinga Sony.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcKJkrngXK2
"Sony, kenapa kita terikat begini?" tanya Zhane mengernyitkan dahi.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMohGnJrYlC
"Maaf, aku yang mengikat kita berdua agar kau tidak jatuh saat tidur, Pangeran," jawab Sony tersenyum kaku.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTN9zRJKEMD
"Pangeran?" tanya penjaga yang lainnya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs65539QBYz
"Oh ya, kami ini berasal dari istana Zamin Kingdom of Hollyland. Aku Sony Amora, pelayan, dan ini Pangeran Fernando Zhane III, putra dari Raja Fernando Tellus II."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6tiw9ww060
Sony menunjuk dirinya dan Zhane. Dia tersenyum, sedangkan Zhane menyembunyikan wajahnya ke punggungnya. Zhane sangat takut, menyangka prajurit-prajurit itu akan menyakitinya seperti ayahnya yang menyakitinya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡox8KbDUp7d
Para penjaga yang mengelilingi Zhane dan Sony, bertukar pandang. Mereka bertanya antara satu sama lain. Kemudian mereka menukikkan alis.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPuaEPiGYj
"Setahu kami, Raja Tellus tidak memiliki seorang putra. Karena Raja Tellus pernah memberitahukan pada kami, bahwa istri dan anak-anaknya sudah meninggal karena dibom pasukan kerajaan bulan sejak delapan belas tahun lalu," tutur seorang penjaga pemegang pedang besar, "pasti kalian berbohong agar selamat dari interogasi kami! Ayo, tunjukkan identitas asli kalian!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdRKCOs9FZk
"Dasar, tidak percaya!" umpat Sony mendelik, lalu membuka tali tambang dan membuka jubah yang dipakai Zhane.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡou31aUFE9h
Zhane sedikit membesarkan mata karena tindakan Sony barusan. Sony tersenyum saat melihat Zhane. Zhane berpakaian tanda bangsawan --- baju kaos putih berkerah v hingga bagian dada, sabuk hitam bersimbol bumi, celana hitam, sepatu bots biru, dan mantel biru dengan armor perak di bahu serta lengan. Semua orang yang melihat mantel biru milik Zhane, langsung berlutut satu kaki. Mereka menundukkan kepala. Memberi hormat pada Zhane.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRiXT2YnBA0
"Maaf, atas kelancangan kami, Pangeran Fernando Zhane III. Ternyata anda masih hidup. Kami sangat bersalah karena memperlakukanmu dengan buruk," ucap salah satu prajurit, berwajah kusut.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59c9a6dm1E
Zhane celangak-celinguk seperti orang bodoh, hanya tersenyum. "Ya, tidak apa-apa."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMYClk1nDk
"Tapi, apa yang terjadi sehingga Raja Tellus menganggapmu mati, Pangeran?" tanya seorang prajurit lagi, mengerutkan kening.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzFE9OGmEG
"Itu ... aku tidak tahu."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAgevXwkno
Zhane yang terduduk bersila di tanah, hanya menunduk. Parasnya muram. Matanya sayu. Sony menggigit jari-jari tangannya, menggigil. Kemudian dia langsung menarik tangan Zhane dan menyambar tasnya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHe3gcL6vXN
"Black, ayo, kita pergi! Maaf, kami sangat terburu-buru!" teriak Sony mengangkat Zhane dan mendudukkan Zhane di atas punggung kuda. Dia duduk di belakang Zhane seraya menggendong tas di punggung.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcpHsYpPhoj
"Ya, hati-hati di jalan!" balas semua orang yang mendadak ramah. Bahkan ada yang melambaikan tangan.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG6WOVNF6f3
Kuda berlari sangat kencang karena Sony mengendalikannya dengan perasaan panik. Sony merasakan sikap Zhane mulai berubah lagi. Zhane masih menunduk. Suaranya terdengar sangat dingin.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfRCJcwtBSY
"Sony, apa kita sudah tiba di kota Gaia itu?" tanya Zhane mengangkat kepalanya. Matanya menyipit.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiSNjjh69vT
"Ya, Pangeran," jawab Sony mengangguk.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5OK4L7etrh
"Baguslah. Dengan begitu, aku ingin membuktikan pada ayahanda, aku bisa menjadi orang yang hebat darinya."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbmjwUZQLtP
Zhane meredupkan mata. Teringat masa kecilnya. Saat dia bertanya tentang keberadaan ibu, ayahnya langsung marah dan memukul pipinya berkali-kali. Ayahnya mengatakan ibu sudah meninggal setelah melahirkannya. Namun, entah mengapa keberaniannya muncul pada dirinya, sehingga melakukan pemberontakan. Zhane telah berani melawan Ayahnya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OV4EqLgWk
"Pangeran, apa yang anda pikirkan sekarang?" tanya Sony mengerutkan kening sebab merasakan kesunyian, padahal orang-orang dilewatinya saling berbicara. Menimbulkan sedikit kegaduhan.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbD4U9kPFpx
"Aku ingin kau merahasiakan siapa aku yang sebenarnya, karena aku tidak ingin dianggap anak seorang raja lagi," jawab Zhane memegang sebagian rambutnya, "aku juga tidak ingin memakai nama bangsawanku. Jadi, kau panggil aku Zhane saja, bukan Pangeran lagi. Namaku Zhane ... Mendez."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEQfsoRlLWm
"Tapi, Pangeran, jika kau merahasiakan siapa dirimu yang sebenarnya, kau akan sulit masuk ke Terraforce Institute of Technologi itu. Karena bangsawan akan masuk dengan mudah tanpa dites terlebih dahulu."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2g5ZuNO5dg
"Aku tidak peduli itu."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmlNTp2radW
"Tapi, Pangeran...."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdFn1QHaCF5
"Sudahlah. Jangan panggil aku Pangeran lagi, aku Zhane, orang biasa!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZdIc6QSmxL
"Aku mengerti."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhiY3Gkc2bc
"Kita cari penginapan saja dulu."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1xAU22hH3e
"Baiklah."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeV8fVEl6l7
Sony mengangguk patuh, mengendalikan kuda lebih cepat lagi. Kuda berlari menyusuri jalanan yang mulai ramai. Pergerakannya sangat lincah, mampu menghindari orang-orang yang berjalan dari arah berlawanan darinya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMoSGHQXSR4
Zhane dan Sony tidak sulit menemukan penginapan, karena banyak penginapan yang tersebar di setiap sisi jalanan. Sony memilih penginapan yang berharga murah karena dia yang membayar. Dia kasihan pada Zhane yang tidak memiliki uang.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE0aIihR6n4
Saat Sony memesan satu kamar pada resepsionis di dekat counter, Zhane duduk di kursi kayu panjang. Zhane merenung sembari menatap tungku besar di hadapannya. Seluruh badannya tertutupi jubah biru. Wajahnya tersembunyi di balik tudung jubahnya. Sehingga orang-orang tidak terlalu memperhatikannya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGJkMbQT7eF
Ada seorang laki-laki remaja berambut merah, duduk di samping Zhane, tetapi sedikit berjauhan. Dia berjubah merah yang hampir menutupi semua badannya. Kedua tangannya memegang sebuah kertas putih kecil. Di atas kertas itu, muncul layar persegi yang mengudara. Entah apa yang dibacanya di kertas itu.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPEWyBp6aH0
Zhane tertarik melihat kertas yang dipegang laki-laki berambut merah. Ada perasaan penasaran yang menelusuri ke jiwanya. Hatinya ingin bertanya, lalu dijawab oleh Sony yang duduk di sisi kanannya. Menghalangi pandangannya yang tetap tertuju ke kertas itu.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeuAaO6KRbg
"Itu Paper Computer, Zhane," ungkap Sony tersenyum, "itu adalah teknologi digital virtual yang sudah lama ada sejak raja bumi pertama dilantik. Sebuah komputer tipis menyerupai kertas. Dengan menggunakan teknologi itu, kita bisa menelepon, mengirim pesan, dan mengetik, dan banyak kegunaan lainnya."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzgj8WdxcHz
"Oh, begitu. Tapi, aku tidak pernah memilikinya sampai berumur delapan belas begini. Karena ayahanda tidak pernah mengizinkan aku mengenal dunia luar," balas Zhane melebarkan mata, kemudian meredupkan mata.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcW1lVv0y10
"Ya. Nanti kau akan memilikinya, karena jika bersekolah di TIT, kau harus memiliki Paper Computer untuk mengakses pelajaran."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0E5oNAR7YD
"Hah? Benarkah?"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VEtERrPlt
Zhane membelalakkan mata lagi. Matanya berbinar-binar. Dia sudah kembali pada dirinya yang asli. Sony yang mengetahui penyakitnya itu, hanya tersenyum.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx0OqCOggUj
"Benar. Aku akan membelikannya untukmu," kata Sony memegang pucuk kepala Zhane, mengangguk.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0MMQnuDyS
"Terima kasih, Sony," sahut Zhane merangkul pinggang Sony.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpox4wVwqbl
"Aaah! Tapi, jangan berpelukan begini juga! Banyak orang yang melihat kita, tahu!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN9n6Upx92I
"Maaf!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2zqTrt5jV6
"Dasar, Pa ... Zhane!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZSrNr7yXFB
Sony kelabakan, melepaskan kedua tangan Zhane dari tubuhnya. Dia langsung menyeret Zhane, kabur dari ruang lobi. Menghindari tatapan aneh orang-orang yang menganggap mereka adalah dua pemuda yang tidak normal.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzF6MgmRPcL
Sony membawa Zhane ke lantai dua. Mereka masuk ke kamar yang sudah disewakan Sony. Sony meletakkan tas ranselnya ke dekat nakas, di antara dua ranjang. Kemudian menyingkap gorden dan membuka jendela. Menemukan pemandangan kota yang indah di bawah sana.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7JzKbFC36H
"Aaah, segarnya pagi ini!" seru Sony meregangkan badannya, berdiri di dekat jendela. Melihat banyak orang yang telah memenuhi jalanan. "Zhane, apa kau mau sarapan? Aku akan membelimu makanan dan minuman sekarang."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgFUJzPQ9ZK
Zhane malah memasukkan kepalanya ke tungku yang berlubang besar, searah dengan Sony. Sony membulatkan mata sempurna, berteriak keras. Kalang kabut, langsung berlari menarik tangan Zhane.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvAuJVQyjv
"Zhane, apa yang kau lakukan?" tanya Sony memegang kedua bahu Zhane.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmOFDPGlMpt
"Aku hanya memeriksa tempat itu," jawab Zhane menunjuk tungku perapian yang kosong, "itu lubang apa, Sony?"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYXDXys6qHI
"Itu tungku perapian. Gunanya untuk menghangatkan badan. Tapi, sekarang sedang musim semi, tentu kita tidak menyalakan perapian."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hJWRdfNDL
"Oh begitu. Aku baru melihatnya. Sungguh hebat!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfGxMT8SLpS
Zhane bertingkah polos, hanya mengangguk. Sony hanya tersenyum, dan membiarkan Zhane memeriksa setiap barang yang ada di kamar itu. Zhane berpikir semua perabotan itu sangat berbeda dibanding perabotan di istana.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiInSC8r8ru
Zhane memang tidak pernah melihat tungku perapian dan apapun yang berhubungan dengan dunia luar. Karena dia hanya diizinkan berkeliaran di sekitar dalam istana, sembari melakukan apa yang disukainya. Hanya ruang singgasana dan kamar raja, yang tidak boleh dimasukinya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOKW7cfNoki
"Aaah, aku lapar." Zhane memegang perutnya yang sudah capek bernyanyi. Berwajah kusut. Duduk di pinggir ranjang.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbs4iNo3Ydr
"Kalau begitu, aku keluar dulu, mau membeli sarapan. Zhane, tunggu di sini. Jangan pergi kemana-mana." Sony berjalan menuju pintu.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmMgab6KuRv
"Ya, tapi, mengapa kau terus memanggilku Zhane? Biasanya kau memanggilku Pangeran, 'kan?"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTozHv6HC4w
"Mulai hari ini, kau bilang tidak mau dipanggil Pangeran lagi, karena kau tidak mau dianggap anak raja. Kau ingin menjadi warga biasa yang bernama Zhane Mendez."
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMJcnfQUUup
"Hah? Aku bilang begitu? Apa benar?"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaywDIMHFpP
"Benar. Oh ya, aku pergi dulu!"
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzLFumJqZj
Sony mengangguk, membuka pintu. Dia menutup pintu, berlari melewati koridor yang dilalui beberapa orang. Menemukan tangga di ujung koridor.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcRh0HONGH8
Zhane yang tertinggal sendiri, hanya menggaruk-garuk kepalanya. Perasaan bingung menguasai pikirannya. Terkadang dia lupa dengan apa yang direncanakannya karena kepribadiannya yang lain yang mengetahui rencana itu.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbGR4pSsBO
Sony berjalan melewati ruang lobi. Dia menutupi kepalanya dengan tudung jubah kuningnya. Menghindari orang-orang yang tetap berkumpul di ruang lobi. Keluar dari penginapan, bercampur baur dengan para penduduk lokal. Membiarkan kudanya tetap terikat di tiang penopang teras penginapan. Ada penjaga yang mengawasi kuda itu karena dibayar olehnya.
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCn9zogRLB
***
158Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv39vkE2s77
然後按「加至主畫面」