/story/84240/example-story/?l=zh
Example Story | Penana
arrow_back
Example Story
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
搜尋故事、作者及社群
繼續閱讀全部清除
別人在看刷新
X
開啟推送通知以獲得 Penana 上的最新動態!
G
Example Story
Lidia Novita
簡介 目錄 留言 (0)

Part 1. Nasib yang buruk

Jogjakarta adalah kota dengan pemandangan terindah dan memiliki salah satu keajaiban dunia. Setiap pagi buta, hiruk-pikuk sudah terdengar mengelilingi setiap rumah. Namun, seorang wanita masih tertidur pulas dengan posisi terbalik. Bantal selimut sudah pergi entah ke mana. Cinta Liana Jansen, itulah nama panjangnya.

Kringgg, kringgg, kringgggg!!

Bahkan suara jam beker tak mampu membuatnya bangun.

"Bangun, Cin. Udah siang, nih! Ntar, kamu telat lagi lo," teriak Amel Claudia teman satu indekosnya yang juga tinggal di kamar sebelah.

Cinta menguap, kemudian merayap lalu mematikan benda berisik tadi. Seketika mata wanita itu terbelalak.

"Apaaa! Sudah jam tujuh, mampus aku!" umpat wanita itu, kemudian berlarian tunggang-langgang masuk ke kamar mandi. Ia harus bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerja.

"Eh, Cin. Kamu nggak sarapan?" tanya Amel yang sedang menata roti Sandwich dua lapis di tangan dan siap memakannya.

Tanpa pikir panjang, Cinta langsung menyabet roti milik Amel dan langsung menyantapnya. "Makasih Amel, Sayang. Nanti aku ganti, ya," ujar Cinta cengengesan tanpa berdosa sama sekali.

"Yaelah, Cin! Kebiasaan kamu!" Amel cemberut karena rotinya menjadi santapan orang lain.

Cinta segera keluar rumah dan bergegas naik bus. Sesampainya di tempat kerja, ia sudah menjadi bulan-bulanan bosnya.

"Sudah berapa kali kamu seperti ini, kamu kira klinik ini mengobati orang mati. Lihat antrian yang begitu panjang. Gara-gara kamu, sebagian dari mereka pulang. Apa kamu mau mengganti kerugianku, ha!" bentak wanita pemilik klinik tersebut.

留言
書籤
預計閱讀時間:
toc 目錄
未有標籤
bookmark_border 書籤 開始閱讀 >
×


還原至預設

X
×
×

在主頁加入 Penana 以更方便離線閱讀:按 然後按「加至主畫面」