/story/79767/tak-pasti/toc
Tak Pasti | Penana
arrow_back
Tak Pasti
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Tak Pasti
matrakata
Intro Table of Contents Comments (0)

Dia menunggu tepat di depan aula besar di kampusnya.

matanya sibuk mencari.

menyisir ratusan orang, ralat, ribuan orang disekelilingnya.


sesekali menatap layar ponsel satu-satunya.

entah melihat jam, melihat pesan maasuk, atau hanya pura-pura agar tak terlihat bodoh disana.


raganya lelah, hatinya cemas berharap.

panas yang dihasilkan kebaya wisudanya, tak membuatnya menyerah untuk menunggu yang Ia sebut "Tak Pasti".

"sudah lelah mataku"  keluhnya dalam hati.

banyak orang tak tahau bahwa di hari bahagianya itu, Ia malah menahan tangis karna pesan tak terduga datang dari orang yang paling Ia harapkan kehadirannya.

"aku sibuk, mengurus skripsiku" 

tepat pukul 22.50 malam tadi, pesan itu masuk.

tidak begitu mengejutkan sih, namun tetap sedih.

paasalnya, sudah sejak lama Ia begitu menyukai laki-laki aneh itu.

laki-laki yang suka sekali tersenyum.

laki-laki yang cepat sekali marah tapi juga cepat sekali tertawa.

walau begitu, ia masih menanti.

satu persatu temannya berdatangan, ingin mengucapkan selamat katanya.

tapi, kata yang terucap dibibirnya bukan kata terima kasih, melainkan :


"mana dia?"


temannya menatap sedih, seraya berkata :


"sudahlah, dia tak datang. carilah yang lain sudah cukup kan?"


wanita itu tersenyum getir, diam-diam hatinya menangis teringat penantiannya yang tiada arti.

mengenang gurauan-gurauan dari laki-laki yang paling Ia kagumi.

mengenang jalan-jalan yang Ia berdua lewati.

mengenang percakapan pukul tiga pagi.

lagu-lagu yang mereka putar dan nyanyikan dimalam hari.


Ia sadar, bahwa pada akhirnya, setiap part dalam hidup punya lagunya sendiri-sendiri. entah sedih, entah bahagia, entah bingung, atau rasa apapun yg mewakili.

pada akhirnya,kita punya jalan sendiri-sendiri. saling tapi tak bisa memiliki. 


terakhir, tulisan ini didedikasikan untuk perasaan bingungku selama ini.


terimakasih si bahagia yang membingungkan.

semoga bertemu lagi.

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time:
toc Table of Contents
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.