Siang itu begitu panas, matahari memancarkan sinarnya sangat terik. Elfina bersama dua sahabatnya Ria dan Yesy asik duduk di pojokan kantin kampus menikmati ice Tea. " sial deh, aku kehabisan cake buatan Adriano" peraturan di Kampus Lefina setiap mahasiswa untuk menjual karyanya di kantin milik kampus
" aku gak ada minat mending makan bakwan sama cakwe aja kenyang, cake adriano kecil mahal lagi" sela Elvina
" aih, meski kecil nikmat coi , bahanya impor semua"
" nah inilah dirimu tidak cinta made in dalam negri"
" ya, Elfina dirimu kok sentimen amat sama Adriano" kata Yesi ala korea.
" terus ngapa apa gak boleh, terserah aku donk"
" aku penggemar Adriano tau"
"aku anti fan nya dia. Mending aja tuh orang jadi artis daripada masak. Merusak citra makanan aja, ku rasa dia jual tampang. Pokoknya aku nggak suka"
" apa yang nggak suka dari aku" tiba tiba seorang laki laki bertopi hitam dan memakai masker duduk di hadapan Elfina menatapnya tajam. Sontak Elfina kaget dan bertanya tanya.
" maaf, siapa anda??" Laki laki itu lalu membuka masker dan topinya
" Adriano Austin" Ria dan Yesi berteriak histeris. Elfina diam membeku jadi orang yg tadinya duduk di meja sebelah adalah Adriano Austin. " mati aku" guman Elfina dalam hati.
" jadi dirimu anti fanku, dan sangat membenci aku apa alasannya??" Tanya Adriano penuh tekanan.
"Nggak ada alasan, apa gak boleh nggak suka sama kamu, apa seluruh dunia harus suka padamu, narsis sekali" kata Lefina asal asalan.
"Kau....."
"Aku tidak terima, kamu harus mèmbayar penghinaan ini dengan berkompetisi melawan aku di pertandingan kuliner kampus tahunan" Lefina terdiam nggak tahu apa yg harus di katakan
" kenapa , takut...jika takut kau harus minta maaf seribu kali padaku sebelum aku bertindak"
" siapa yg takut, oke ku terima tantanganmu" kata lefina penuh emosi
" pegang omonganmu, siapa namamu???"
" Aku Lefina tahun ke 2 jurusan kuliner Nusantara. Akan menghadapimu " dengan gaya ala manga jepang berkacak pinggang dan mengacungkan telunjuknya ke depan muka Adriano. Terlihat gurat kemarahan di wajahnya.
" ok awas kalau menghindar, aku tidak akan melepaskanmu" gantian Adriano mencondongkan wajahnya sangat dekat dengan wajah Lefina hingga ia merasakan hembusan nafas panasnya. Setelah itu adriano meninggalkan Lefina dan teman temannya. Sesaat Lefina terpaku.
" aih, apa yg telah kulakukan" kedua sohib Lefina hanya menutup mulut dan membelalakan mata. Dengan lemas Lefina duduk sambil menempelkan ice tea di dahinya
" haruskah isinya ku tuangkan juga ke kepalaku " kedua sohibnya menganggukan kepalanya. Lefina kepikiran terus dari kejadian kemarin. Ia malas rasanya pergi ke kampus. Lefina tidak sadar telah mengusik harimau pembunuh. Mungkin ia harus meminta maaf seribu kali untuk membatlkan kompetisi itu. Saat itu Lefina berada didepan kampus. Entahlah kakinya terasa berat untuk melangkah. Tiba tiba ia berpapasan dengan Adriano. Mata tajamnya seakan mengiris iris hati Lefina
" jangan lupa kompetisinya, I Will Kill you" Adriano menggerakan tangan di lehernya seakan ia ingin memotong leher Lefina. Jantung Lefina seakan mau copot. Dengan langkah gontai ia memasuki ruang kelasnya. Teman temannya pada berbisik melihatnya.
" Fifin, mati kau ....mati kau apa sudah lihat di papan pengumuman namamu ada di sana. " teriak Ria heboh.
" memang ada apa" dengan cepat Ria menarik tangan Lefina ke depan papan pengumuman . Tertulis duel maut Adriano Austin VS Lefina Citrani.
" Fin, gmna apa sudah siap menghadapinya?" Lefina hanya menggelengkan kepalanya.
" siap siap kamu menggali liang lahat mu" kata Ria cemas. Berita tentang kompetisi itu cepat menyebar. Banyak respon yg Levina dapat ada yang mencibir kalau ia sudah gila menantang Chef Master killer. Ada yg mengasihaninya cos ia akan di bantai habis di kompetisi. Lebih parahnya ada yg menjadikan taruhan bikin hati Lefina semakin ciut. Kegalauan terus membayangi Lefina. Sampai sampai ia tak selera makan. Ibu Lefina sampai heran.
" ada maslah apa Fin??" Lefina hanya terdiam galau
" coba ceritakan mkn bisa ibu bantu" akhirnya Lefina cerita maslahnya.
" walah, gitu aja galau. Coba saja cari makanan yg istimewa buatmu dan buat sebaik mungkin gak usah takut kalah. Yg penting pengalaman. Kalah ya gak apa apa. Ibu terus mendukunmu" kata ibu Lefina Lembut seraya menepuk bahunya. Setelah mendengar ucapan ibunya Lefina seakan mendapat embun segar dari kegalauan hatinya. Akhirnya ia menemukan ide makanan untuk kompetisi.
Hari yang mendebarkan tiba ia harus menghadapi Adriano Austin. Mulailah Adriano mempeelihatkan keahlianya sebagai mahasiswa berbakat. Ia membuat Brooklyn salted Caramel Honeycomb Sponge vanila lembut dan gurihnya cream cheese serta saus salted caramel, ditambah kacang macadamia dan honeycomb renyah sebagai pelengkap hiasan di bagian atas kue. Dengan bahan bahan impor berkwalitas tinggi membuat yg memakanya terasa nikmat.apalagi dengan penataan yang unik dan menggoda selera sehingga memikat hati tim juri Chef Budi seorang chef terkenal di hotel bintang 5 , Mr. Tanaka Chef dari jepang salah seorang dosen ahli di kampus, dan Mr. Benard Chef asal Inggris dia datang atas undangan dekan di kampus Lefina. Sebenarnya kompetisi itu bukan hanya Levina dan Adriano tapi sekitar 25 orang yang maju dan semua senior senior Lefina. Gara gara Adriano yang mendaftarkan namanya Lefina sehingga panitia tidak bisa menolaknya. Lefina mendapatkan urutan terakhir untuk menyajikan karyanya. Semua yang di tampilkan makanan yang unik dan menarik sempat membuat Lefina minder. Namun ia teringat perkataan ibunya dan semangat dari sobat sobatnya. Akhirnya Lefina menampilkan hidanganya yaitu sibulet hijau dengan taburan kelapa muda di alasi dengan daun pisang yang di bentuk cukup unik. Yah hidangan tradisonal yang sering ditemui yaitu Klepon. Melihat itu semua penonton tertawa bahkan terlihat Adriano yang tertawa penuh ejekan.
" apa istimewanya dengan makanan murahanmu itu " bisik Adriano berdiri tepat di sebelah Lefina.
" para dewan juri yang saya hormati dan para penonton sekalian apakah begitu buruknya makan yang saya sajikan, apakah anda orang Indonesia, apakah anda benar benar mencintai budaya indonesia apakah begitu rendahnya sehingga anda anda tertawa dengan hidangan yang saya sajikan." Para penonton terdiam begitupula Adriano.
" seorang Chef seorang pencinta kuliner sejatinya tidak boleh menertawakan apapun jenis makan. Karena di juluki seorang Chef ketika ia selalu menghormati setiap makan apalagi ini adalah jenis makan trasisional yang mulai di lupakan. Saya heran dengan bangsa ini mengapa tidak seperti orang jepang atau orang korea yg selalu membanggakan makanan makanan tradisional mereka dan menjaganya. Mengapa bangsa ini malu akan makanan kampung, makanan ndeso yang saya rasa lebih sehat." Perkataan pedas Lefina membuat para penonton terdiam termasuk Adriano yang merasa bersalah akan ucapannya. Lalu slide vidio tentang pembuatan Klepon di tayangkan. Mulai Lefina mencari beras ketan organik yang baru di panen dan dia susah susah mencari di pedesaan . Lalu ia menumbuk dengan alu untuk di jadikan tepung beras. Lalu ia mencari gula aren pilihan yang paling bagus kwalitasnya langsung ke pembuatnya menampilkan betapa rumitnya pembuatan gula aren mulai penyadapan hingga pengolahan. Lalu ia mencari kelapa segar dan daun pandan suji. Lalu ia memprosesnya seperti neneknya ketika membuat mulai cara pengolahan sampai penyajian. Namun semua didasari dengan ketulusan dan rasa sayang untuk penikmatnya yaitu cucunya tersayang sepertihalnya Lefina membuatnya untuk orang orang yang di kasihinya. Mulailah satu persatu tim juri mencicipi hidangan yg di sajikan Lefina. Ketika Chef Budi mencobanya tiba tiba matanya beekaca kaca ia terbayang akan sosok ibunya yang pernah membelikan Klepon Mbok Tumirah penjual kue kue tradisional di ujung kampung semasa kecilnya dulu. Sosok tua dengan senyum ramahnya. Selalu menyapa budi kecil dengan hangat. Ia menjual kue kue tradisional yang lezat dan saat ini sudah tidak pernah di jumpainya. Lalu Mr. Tanaka mencicipnya " mirip Mochi jepang namun lebih legit dan unik rasanya" Mr. Bernad tidak berkomentar ia hanya mengangguk anggukan kepalanya. Para penonton akhirnya memberikan aplous untuk Lefina. Membuat hatinya gembira setidaknya usahanya tidak sia sia. Akhirnya pemenangnya di umumkan tetaplah pemenangnya Adriano Austin. Sedang Lefina mendapatkan peringkat 10 dari 25 peserta. Itu sudah bagus untuk pemula sepertinya. Setidaknya ia merasa lega dan bangga akan hasil karyanya.
" em...aku minta maaf atas omonganku yang kasar" kata Adriano setelah kompetisi
" gak apa apa yang penting anda sudah tersadar, jangan sombong sombong jangan narsis tetap hormati setiap makanan"
" hey, aku tidak sombong aku juga tidak narsis jangan sebarangan ngomong ya:
"Ya..ya.."
" dasar, apa semua orang yg sombong dan narsis apa nggak ngerasa ya" batin Lefina.
" selamat anda memang nomber uno, kemampuan anda luar biasa aku ingin belajar dengan anda" kata Lefina
" tentu saja silahkan, aku juga untuk masakan nusantara kurang menguasai mungkin kedepannya aku akan mempelajarinya" mendengar perkataan Adriano itu Lefina tersenyum.
Setahun kemudian di sebuah dapur Cafe milik Adriano . Lefina memasak di temani Adriano. Saat itu sedang sepi karena hari sudah malam. Dengan cerewet ia mengomentari Lefina yang sedang memasak " iya ..iya aku tahu master chef " tapi terus saja Adriano berkomentar yang ini lah yang itu lah. Bikin telinga Lefina risih..
" beib.... sini sebentar "
" cup...." tiba tiba Lefiana mengcup bibir Adriano hingga ia tersentak kaget
" berhenti bicaranya aku sudah tau."
" awas kamu ya setelah ini aku balas berkali kali lipat" kata adriano memeluk Lefina dari belakang
" woi aku bawa pisau jangan aneh aneh di sini"
" biar, salah siapa yang memulai duluan" Lefina tertawa manis. tak disangka sejak kejadian kompetisi itu hubungannya dengan Adriano semakin dekat dan sekarang mereka jadian. 🥰🥰🥰
Anggiesta, 12Maret2021
🥰 love cooking....love cooking🥰
421Please respect copyright.PENANAjMHxbyLv7J
421Please respect copyright.PENANAjwOvyW37vf
421Please respect copyright.PENANAoVHWMWn9oa