/story/72210/ketidaksengajaan?v=mobile
Ketidaksengajaan | Penana
arrow_back
Ketidaksengajaan
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Ketidaksengajaan
Halim
Intro Table of Contents Comments (0)

Kala itu, aku hanyalah remaja yang bahkan tak pernah berpikir untuk kembali mengenal asmara. Aku sudah lupa kapan kali terakhir aku jatuh hati yang berujung dengan patah hati. Aku pun tak menyangka kita dipertemukan di titik itu. Tatkala "ketidaksengajaan" menjadi salah satu skenario Tuhan dalam mempertemukan dua manusia yang memiliki banyak kesamaan, terutama dalam egoisme.  Percayakah engkau dengan "ketidaksengajaan"?

Seorang kawan pernah berkata "logika luluh lantak di hadapan cinta". Aku selalu skeptis terhadap ungkapan itu hingga tiba pada sebuah titik di mana waktu yang memaksa ku pasrah untuk menjadi pemeran dalam pembuktian ungkapan itu. Tatkala "ketidaksengajaan" membuatku bergabung pada sebuah siaran lansung sepupuku di media sosial bernama instagram. Anehnya lagi, aku adalah pria yang dikenal pemalas untuk bergabung di siaran lansung.

karena menurutku, bergabung pada siaran lansung hanyalah menjadi penonton dari seorang yang bercermin menggunakan kamera depan telepon genggam nya. Saat sepupuku menyapaku, layaknya siaran lansung pada umumnya. Parasmu merebut segenap fokusku. Memaksa dunia ku untuk berhenti berputar karena tertegun oleh parasmu. Paras yang sangat indah dan tak akan mungkin ku dapatkan di tempat lain, sorot mana yang menenangkan, suara yang menyejukkan. Aku masih tenggelam dalam diam. Menerka nerka sebuah perasaan yang muncul entah dari mana.

Entahlah, logika ku luluh lantak kala itu. Aku gagal merasionalisasikan kerangka logika. Mungkin saja ungkapan kawanku ada benarnya, meski aku sempat memandangnya dengan skeptis. Aku sadar, bahwa ada kalanya logika harus dikesampingkan untuk memahami sesuatu yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari logika. Jikalau hati dan logika diadu, tembok pertahanan logika selalu diruntuhkan dengan mudahnya oleh cinta.

"Semakin kita menyelam, semakin kita tenggalam". Sama halnya ketika kita ingin memahami sesuatu.Semakin kita mencari tahu, semakin kita merasa tidak tahu. Maknanya, kita harus tahu bahwa tidak semua hal dapat kita tahu dan kita pun harus mengerti bahwa tidak semua hal dapat benar benar kita mengerti. 

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 1 minute
toc Table of Contents
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.