/story/70148/hersi-rido?v=mobile
Hersi Rido | Penana
arrow_back
Hersi Rido
more_vert share bookmark_border
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
coins
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Submission Closed
Hersi Rido
HRP
Judging: Creator's Pick
Prompt Entries Comments (0)

Sepenggal cerita tentang Halte tua :

Berdiri kokoh di waktu dulu, unik, antik dan bersahaja. 

Tak pandang siapa yang menyinggahi, tak bergeming sewaktu ditinggalkan. Senuanya bebas berada disana, sekedar berteduh dari hujan, ngaso saat istirahat pekerjaan, bahkan tempat berkumpul waktu cabut anak sekolahan. 

Yaa.. si Halte menerima semua, walau sering di kencingi, di coret, di kotori. 

Apa kabar dengan Halte zaman sekarang, hanya menerima mereka yang mempunyai kewenangan, tidak menerima semua orang untuk sekedar berteduh saat hujan. 

Membatasi diri karena ingin di hargai, karena tuntutan yang harus di patuhi. 

Tapi setelah terbakar, rusak, mereka akan di ganti, renovasi dengan suatu yang baru, yang mereka sendiri akan di lupakan tanpa di kenang. 

Halte tua tetap berdiri kokoh dan menjadi ingatan kenangan dengan coretan cat semprot tanpa seni, bahkan masih ada bau pesing di dekat tiang yang pernah kita sandari. 

Kita bisa pilih Halte mana untuk kita di suatu saat nanti.

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time:
toc Entries
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.