/story/69503/menggapai-acuh?v=mobile
Menggapai Acuh | Penana
arrow_back
Menggapai Acuh
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Menggapai Acuh
Natshelya
Intro Table of Contents Comments (0)

Orang begitu mudah mengatakan untuk melupakan dan menutup beban yang ada, seakan-akan beban ini hanya bagaikan goresan tinta yang dapat hilang dengan air.

Mereka dengan santai berkata bebanmu hanya segitu kau mungkin terlalu berlarut-larut dalam beban itu, tanpa mereka sadar perkataan mereka menjadikan beban ini semakin tertanam dalam diri.

Banyak dari mereka yang hanya bisanya menatap dan berkicau bagaikan burung lalu berjalan bagai angin yang berlalu.

Banyak dari mereka yang tahu betapa sulitnya beban ini namun mereka memilih sikap acuh.

Banyak dari mereka yang melihat bagaimana sulitnya beban ini namun kembali berjalan seakan-akan pandangan mata tertutup benteng tebal.

Sebagian dari mereka ada yang bersikap seakan peduli ada lagi sebagian lainnya menghampiri hanya untuk berkicau dan menatap rendah lalu sisanya ada yang menghindar.

Namun pada akhirnya tiga bagian dari mereka menunjukan bahwa tidak ada kata peduli tetapi yang ada kalimat berlomba-lomba untuk acuh.

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time:
toc Table of Contents
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.