/story/68580/salah/toc
Salah | Penana
arrow_back
Salah
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
G
Salah
Fadjrin
Intro Table of Contents Comments (0)

aku yang terduduk diam menatap ke arah mata angin, sambil berandai andai. di bagian mana yang utara? mungkin disana karena matahari dari arah sini ke sana.aku tidak akan menunjuk dengan jariku, apa kata orang- orang nanti nya di pikir aku gila apa gimana!. 

kegabutan ini seperti menyiksa kreatifitas aku pada hari ini, tapi aku mau bagaimana lagi. yang bisa kulakukan hanyalah menunggu, sudah 20 menit lewat 40 detik. empat arah mata angin kadang mengajak aku untuk menoleh, di sana mungkin, atau disana mungkin. tidak mungkin dari arah sana. permainan tebak menebak dengan diriku sendiri kadang seperti memberi harapan.

sampai kapan lagi aku harus menunggu.  perjanjian itu pukul 16.00 tapi sekarang sudah mau setengah jam tinggal beberapa menit lagi. 

sialnya aku yang selalu ingin merubah pikiran orang- orang di kota ini yang mana aku seperti mau mengatakan "lihatlah aku yang selalu tepati janji". tapi apa aku hanya orang biasa yang di anggap pendiam oleh siapapun di dekatku. 

kutengok lagi ke arah bawah. disitu kenapa tiba tiba ada banyak semut, apakah mereka baru saja membuat jalan baru selagi aku menanti ketidakpastian, kenapa kalian bisa berbaris dengan rapi dan berjabat tangan sembari kalian membawa sesuatu di punggung kalian. semut memang luar biasa. 

suara kendaraan yang melaju kesana kemari melewati jalan di belakang tempat duduk taman ini tak adakah yang mengenalku? aku berharap tidak ada dan jangan sampai menegurku, aku tidak mau. aku tidak suka. 


"WOEE  MAAANN, NGAAAPAAINNN??" teriakan yang tidak diharapkan muncul seketika di belakang ku, ku palingkan badan 120' dan kepala ku 180' dan ingin kulempar siapapun itu yang berteriak dengan kencangnya di belakang ku. sangat mengganggu. 


"ngak ngapa2in teman, cuman lagi menunggu kenalan" senyum manis yang bisa keluar dari ekspresi wajah ini, taukah kamu sialan ini hanya senyum palsu agar kamu segera meninggalkan aku sendiri lagi dalam menunggu ini. pergilah kamu dan jangan mengatakan apapun dengan yang laij ketika berada di kontrakan itu, aku sangat tidak suka di interogasi. 


"CIEE CIEEEE TEMANKU YANG COOL DAN MANIS INI MENGHABISKAN WAKTU UNTUK MENUNGGU, jadi penasaran nih, entar cerita ye,, yah yah bye bye" 


"senyum"  sambil melambai ku katakan dalam hati pergilah dan jangan menanyakan apapun nanti. 


ini sudah mau gelap, sudah terlalu lama, bahkan barisan semut itupun sudah bubar, sepertinya aku juga  salah satu penyebabnya. maafkan aku semut semut yang baik dan rajin. 


"haaa" 


baiklah sebaiknya aku pulang saja. ini sangat menyebalkan waktuku hanya terbuang percuma beberapa jam, jika saja kuhabiskan untuk mendesain foto mungkin sudah jadi 150ribu rupiah. dan kenapa pula aku harus memarkir kendaraan itu jauh disana, taukah kamu jalan ini terasa panjang dan menyebalkan, dan waktuku hanya habis di gerutu dalam batinku. 


dan 

"loh kamu mau kemana?"


suara perempuan ini


***


Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 2 minutes
toc Table of Contents
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.