Mereka tidak sadar bahwa perbincangan mereka sedari tadi tak lepas dari pandangan dr. Alvian yang sedari tadi hanya berdiri di samping Nisa. Alvian bingung kenapa mamanya bisa kenal sama Khaira dan jika dilihat-lihat Khaira dan mamanya sangat akrab, bahkan perlakuan mamanya pada Khaira sama dengan perlakuan mamanya kepadanya.
Nisa baru sadar, jika sedari tadi anaknya dicuekin karena saking asiknya berbicara dengan Khaira. “Oh ya Ay, tante sampai lupa. Kenalin ini anak Tante Alvian” kata Nisa. Khaira kaget dan berkata “Oh, Ay kenal kok tante. Dr. Alvian kan teman bang Rio. Bang Rio ngenalin Ay saat di rumah sakit”.
Alvian yang mendengar itu hanya diam saja. Tatapannya masih tertuju pada perempuan yang ada di depannya ini, walaupun perempuan itu tidak menatapnya sama sekali. Melihat kecanggungan itu Nisa berkata “Oh, jadi kalian sudah kenal toh. Al, Ay ini anaknya tante Kania sama om Rudi loh” Alvian yang mendengar itu hanya mengangguk.
“Kok manggil anak tante pake embel-embel dr sih Ay, sementara Rio kamu panggil abang. Kan sama-sama dokter juga” kata Nisa.100Please respect copyright.PENANAe2GnWKUofi
“Hahaha…. Udah biasa tan. Kan benar dr. Alvian seorang dokter, jadi manggilnya dokter lah tan” kata Khaira. “Jangan panggil dokter Ay, panggil apa kek. Abang biar sama kayak Rio atau kakak kek” kata Nisa sembari tersenyum jahil. Khaira100Please respect copyright.PENANAaBriqLAkrF
hanya tersenyum dan menganggkuk.
Alvian berpikir ternyata dunia ini sangat sempit, perempuan yang tidak bisa dilupakannya ini adalah anak dari sahabat orang100Please respect copyright.PENANAxOp7huJIFM
tuanya yang sudah Alvian kenal dengan baik dan sepupu dari sahabatnya. Pantas saja Rio sangat over protective kepada100Please respect copyright.PENANADbG48jREa3
Khaira, ternyata Khaira adalah sepupu yang paling ia sayang, sedangkan Tasya tidak terganggu sama sekali jika Khaira bermanja-manja kepada Rio. Bahkan Tasya dan Rio selalu kompak dalam menjahili Khaira.
Tak terasa perbincangan mereka terhenti, karena Tasya dan Rio telah selesai. Mereka pamit pulang. Tante Nisa meminta Alvian untuk mengantarkan Khaira pulang, tapi Khaira menolaknya dengan alasan karena Rio telah berjanji akan mentraktir Khaira makan bakso. Memang tadi Rio dan Tasya berjanji akan menraktir bakso kalau ia mau menemani mereka ke butik.
Nisa hanya bisa mengangguk pasrah dengan alasan yang dituturkan Khaira. Ia melihat ke anaknya sebentar yang sedari tadi tidak lepas memandangi Khaira. Ia tersenyum, ia tau kalau anaknya ini masih menyimpan rasa untuk anak sahabatnya ini. Mengenai kejadian beberapa bulan lalu, Tasya sudah menceritakan semuanya, bahkan kejadian kemaren saat mereka bertemu di Mall, Nisa juga tau.
Khaira, Rio, dan Tasya sudah pamit. Nisa kemudian mengusap puncuk kepala anaknya yang sedang duduk di sopa dengan berkata “Kalau masih sayang, perjuangin Al. Emang mau kalau Ay diambil orang. Kalau emang mau, serius Al, jangan buat main-main. Ingat Khaira itu anak dari sahabat mama dan papa”. Alvian yang mendengar itu mengernyitkan dahinya seolah berkata.
Nisa yang melihat itu tersenyum dan berkata “Nanti, setelah pernikahan Tasya mama jelasin. Sekarang mama sibuk” setelah itu Nisa pergi meninggalkan anak semata wayangnya itu. Sementara Alvian bingung dengan perkataan mamanya dan setelah itu pergi meninggalkan butik mamanya itu.
Selasa, 29 Maret 2022
ns3.14.128.23da2