"Slapp" ada suara yang muncul dengan cepat.
"Slapp slap" kembali lagi ada suara timbul.
"Siapa itu?" Aku heran. "Aku dibelakang mu, Aniregbolseroza."
Aku menoleh dibelakang, dan "aaaaaaawwwwhh".
Aku menutup mata, karena merasa takut.
"Kenapa takut, ini Aleugnebadilorf. Kamu heran ya? Kenapa aku bisa begini?"
Aku mengangguk. "Aku mengaktifkan kembali fitur super kedua milik diriku, karena sibuk sekolah jadi lupa mau gunakan," ujar Aleugnebadilorf.
Aleugnebadilorf menambahkan, "syukur, kekuatan Express ini masih ada, soalnya aku hanya punya 2 kekuatan dari gelang ini"
"Kamu punya ke- ke - kekuatan apa?" Tanyaku dengan cedal, karena itu penyakitku semenjak kecil.
"Express dan Laser" jawab Aleugnebadilorf.
"A-a-a-a aku punya kekuatan apa ya dari gelang ini?"
Aleugnebadilorf berhenti sejenak dari memainkan kekuatan Express nya. Dia terdiam.
Kami sama sama punya gelang, karena kami bersaudara. Kami sebenarnya memiliki 5 saudara. Dan 3 saudaraku lainnya telah mengembara untuk melengkapi kekuatannya dari 995 kekuatan ajaib manjur dari alam. 5 kekuatan dari 1000 telah ada dalam diri kami. Dari kekuatan kekuatan itu, beranak sehingga setiap dari kami saling memiliki 2 cabang kekuatan. Entahlah bagaimana kabar saudara saudaraku itu, semoga tidak papa. Mereka sampai sekarang belum pernah kembali.
"Hmm, apa ya kekuatan mu?"
Coba kamu melakukan gerakan basing, menari kek, atau gimana kek!' perintah Aleugnebadilorf.
Aku menggelengkan kepalanya, tidak ada reaksi. Aku menepuk tangan, keluar suara bergemuruh "Brummmmghgghgh.. " seperti adanya gempa.
"Apa jangan jangan kekuatan mu itu, tepuk tangan?"
"Aku coba lagi, deh."
Prok prok, dummm dummm..
"Ya, iya, sepertinya itulah ke-ke--ke- kuatanku.. "
"Bukan seperti lagi, tapi memang."
"Tapi kamu harus kembangkan kekuatan itu." Perintah Aleugnebadilorf.
"Baik, a-a a-a-ku sangat semangat."
***
Aku serius melatih kekuatanku, mulai dari gerakan kuda-kuda, hingga fokus konsentrasi. Aku ingin mengembangkan dulu, bila aku sudah lihai maka aku akan mencari kekuatan kekuatan yang belum ada dalam diriku.
"Brumbgh brumbgh brumbgh.." Suara kembali muncul ketika aku mengaktifkan dan memusatkan konsentrasiku.
"Wihh sedang latihan nih.. "
Aku menghentikan konsentrasiku, "A-a-leugnebadilorffff.. Kenapa kamu ganggu a-a-ku, aku tak g-g-ganggu kamu!"
"Hehe, aku nggak punya teman untuk diajak ngobrol nih.."
"Hmm.. a-a-ku sedang latihan nih, ka-ka-ka-lo kamu ikut ya nggak papa," ajakku.
"Oh benarkah, seriuskah?"
"I-i-ya a-a-a-yok"
Kami mulai melakukan latihan bersama, aku melakukan kuda kuda, memutarkan tanganku dari atas melingkar ke bawah dan seterusnya.
Caraku latihan dengan Aleugbadilorf memang berbeda, namun itu mengarah pada tujuan yang sama, yaitu keharmonisan gerakan dan presisi dinamis.
"Slapp slapp, brumgh brumgh, slap slap, brumgh brumgh, ... "
***
Latihan yang asik, namun hari sudah mau petang, melewati senja yang temaram.
"Ke-ke-ke-kuatan lasermu itu bagaimana, Aleugbadilorf?" Tanyaku sambil mengelap keringat dipipiku.
"Panggil saja aku A-lorf, biar mudah gitu, biar cepat dan simple."
"Panggil juh-ju-ju-ga aku A-seroza, te-te-rima kasih."
"Kamu belum tauu? Pikirku sejak aku memberi tahumu kemarin kamu sudah paham."
Aku tersenyum kecil sehingga gigi depanku terlihat putih merona.
"Siap A-seroza, kekuatan Laser itu ketika aku marah, di ujung jariku akan memancarkan laser yang cukup mematikan, laser gamma reaktif dari reaktor nuklir,"
"Namun itu ketika aku marah besar, sangat besar," tambah A-lorf.
***
"Kita harus segera bisa lihai!" Seru A-lorf. Memang benar, kita belum bisa segera bergerak dari situs, kita belum bergerak dari zona nyaman.
"Kita selanjutnya harus mengembara mencari saudara-saudara kita."
"Be-be-betul.. Kita juga tidak mau terperangkap disini selamanya, kita harus bertindak!"
Aku dan A-lorf sudah satu gagasan.
"Ta-ta-ta-pi bagaimana ya?"
A-lorf diam, dia tidak tahu harus berkata apa.
***
Satu jam berlalu, ketika sebelumnya satu pertanyaanku belum ia jawab. Seketika lingkungan menjadi gelap, kemudian menghitam, hitam legam bak malam hari, ditambah lagi dengan semilir angin sepoi-sepoi sepoi yang mengguncang dedaunan.
Langit tidak mendung, dan dingin mulai menusuk kulit kami.
"Ssst,wssst,wuuuuwssshhh" tiba tiba didepan kami ada hologram, atau teknologi yang menayangkan apa yang ingin diucapkan, apa yang ingin digelontorkan, meskipun itu dalam waktu singkat.
" Halo A-lorf dan A-seroza, hahaha.. "
Gambar muka nenek yang sangat sudah tua, dengan gelang kepala yang melingkari dahinya dan cincin emas ditangannya. Walaupun tua, keriputnya tidak menandakan bahwa ia tua, tetapi malah menambahkan kesaktiannya. Giginya seperti gigi wanita umumnya, cantik. Dan kulitnya berwarna sawo gelap dipadukan dengan dress berwarna merah marun.
"Si-si-si-siapa kamu?" Kami cedal bersamaan, yang pada biasanya yang cedal adalah A-Seroza.
" Aku adaalaaaaah nenek moyangmu,"
Kami terlihat sangat takut, aku gemetar.
"Mau apa kamu!" Ucap keras A-lorf. Ia meluapkan ketakutannya.
"Kalian adalah generasi muda, millenial, gunakan kecerdasan kalian! Dunia era sekarang berbeda dengan dunia-ku dulu, berfikirlah positif."
"A-a-pa maksud dia, lorf? Tanyaku.
" Kalian belum paham apa maksudku? "
" Kok dia tau maksudmu ya, Za? "
" Iya ya, padahal jarak kita sama dia sekitar sekilo."
" Ya dengarlah, kan aku punya indra ke 9. "
" Wih canggih juga ya, " A-lorf berkata.
" Se-se-se tauku Indra ada 6, "
148Please respect copyright.PENANAgTq8zD0k14
***
" Maksudku, carilah jalan keluar dengan berusaha, kalian berfikir itu tidak cukup, butuh langkah, butuh kepastian. "
"Betul!" Aku setuju.
"Kalian harus
" Betuuuul"
"Betul betul terus"
...
"Aku ingin menyadarkan kalian, kalian yang pada awalnya guyub rukun, berkerja sama, sekarang malah berebut suatu hal yang itu dapat bermanfaat bagi kalian bersama."
148Please respect copyright.PENANAccjpSpuu4l
148Please respect copyright.PENANA0Vls8mz0f2
148Please respect copyright.PENANAChA6iYHIBo