"Dendam tidak melahirkan sesuatu yang baru melainkan dendam yang lain. Yang membedakan kita adalah bagaimana aku bisa merelakan dan memaafkan sedangkan kau tidak. Thank's it's over now have a nice dream" ucap Agni sembari mencabut senjatanya dari dada pria dalam dekapannya.
Dalam terpaan sakit yang ia dera, matanya berputar mencari keberadaan hal yang sesaat tadi membuatnya hilang kendali. Didapati tubuh gadis yang ia cari terbujur di tengah ruangan itu tak jauh dari tempat ia setengah berdiri. Tubuhnya penuh luka, bajunya sudah terkoyak hingga tak dapat dikatakan menutupi tubuhnya. Warna merah segar menghiasi badan Agni. Dia lalu berjalan tertatih menghampiri gadis yang ia suka, langkah-langkah lunglai itu hampir tak mampu menopang tubuhnya yang penuh luka di setiap sisi. Hingga dua tubuh lemah itu bertemu, Agni menjulurkan kedua tangannya. Anak laki-laki itu mendekap erat gadis dalam pelukannya.
"Anjing!" teriak anak itu memekakkan telinga insan manapun yang mendengarnya.123Please respect copyright.PENANAdOduPlNtRw
Teriakan pilu bagai lolongan serigala kelaparan di pinggir jurang dalam lebatnya hujan salju. Sekilas Nampak olehnya di sudut bangunan itu, bayangan seorang pria tersenyum seraya berlalu. Tak mampu, walau ingin tau siapa gerangan, namun rasa sakit baik raga maupun jiwanya tak mampu menjaga kesadarannya tetap ditempat semestinya. Perlahan dia terlelap dalam ketidaksadaran yang mencekam. Dalam kegelapan mimpinya, bersamaan dengan kehampaan yang makin mencekam, sayup-sayup terdengar suara yang teramat dia kenal.
"Gapapa, makasih Agni. Aku sayang kamu"
ns 172.70.130.239da2