Pertemuan pertama kami
805Please respect copyright.PENANA8j7c4DbZUv
Surabaya, Juni 2010
Ayah Leena adalah Sersan Dua Angkatan Darat Korps Polisi Militer, saat ayah Leena dipindah-tugaskan mengharuskan Leena meninggalkan segala kehidupannya di Bandung dan pindah ke kota Surabaya. Leena, pindah ke rumah dinas yang dekat dengan markas Ayah, juga sekolah barunya yang berjarak hanya 2KM dari rumah barunya.
805Please respect copyright.PENANA4oVOsltAUF
Semua berjalan Nampak menyenangkan, mempunyai teman baru dan rumah baru. Hingga hari dimana ia bertemu dengan Gilang. Bocah tengil dan rusuh yang selalu mengganggu nya saat di sekolah.
"Hei orang Bandung!" Serunya memanggil Leena.
805Please respect copyright.PENANANi5Ex7FTLM
Leena menoleh kearah sumber suara, melihat bocah itu melambaikan sebuah buku bersampul pink yang ia yakini miliknya. Ia sontak berlari kearah pria itu.
"Kemarikan buku-ku!" ucap Leena sambil menjinjit berusaha meraih buku dari tangan gilang yang rasanya terlalu tinggi.
805Please respect copyright.PENANAtTlG5FaKKH
"Ngomong Bahasa Sunda dulu dong" Ledek Gilang sambil tertawa.
"Hei orang Bandung, coba saja ambil kalau bisa, kau terlalu pendek." Lanjutnya.
805Please respect copyright.PENANAJj9tIwjRHz
Hari-hari berikutnya saat pelajaran sedang berlangsung serius dan hening
"Bu Guru Leena bu ga memperhatikan pelajaran, malah main kertas" Teriak Gilang yang duduk di dua bangku sebelah kiri Leena
805Please respect copyright.PENANASw2rZSyUcO
"Leena, kamu sedang apa nak? Tolong fokus ya.. karena materi ini akan jadi bahan Ujian Tengah Semester kalian nanti."
805Please respect copyright.PENANAXG1iLS65xa
Leena hanya mampu mengangguk tanpa tahu harus mengatakan apa. Bahkan sedari tadi Leena benar-benar memperhatikan Bu Suzana. Beberapa detik setelahnya Ia menatap sinis kearah Gilang seakan dendam yang dimilikinya makin menjadi. Namun saat Gilang membalas tatapan Leena Ia justru menjulurkan lidah seolah meledek. Membuat Leena makin geram.
805Please respect copyright.PENANADt8mCQkLL4
***
805Please respect copyright.PENANAAzVargZDHI
Untuk kelas 4,5 dan 6 jadwal pulang hari ini dua jam lebih cepat karena ada rapat guru, sedangkan Leena yang masih duduk di kelas 4 tidak tahu bagaimana cara menghubungi orang tuanya agar menjemput lebih awal. Kebanyakan dari teman-teman Leena yang lain membawa sepeda, dan ya sepertinya hari ini dia harus menunggu 1 jam disekolah seorang diri.
805Please respect copyright.PENANAX7qsGDFRBl
"Leena ayo pulang bersamaku." Gilang bersama sepeda kayuhnya muncul entah dari mana.
805Please respect copyright.PENANAobPgBoppe7
"bagaimana caranya?" Tanya Leena yang seolah masih tidak percaya rupanya gilang orang yang baik.
"gimana caranya apa? Ya kamu tinggal naik Leena duduk dibelakang." Jawab Gilang meyakinkan.
805Please respect copyright.PENANAJhxYdc9Hl5
"baiklah" ucap Leena, sesaat kemudian ia hampir menaiki sepeda itu namun Gilang langsung melaju cepat meninggalkan Leena yang masih berdiri di samping pohon.
805Please respect copyright.PENANAZi2FNq13fx
"kau kira aku mau memboncengmu? HA HA HA HA HA!" teriak Gilang. Sambil terus mengayuh sepedanya, jauh meninggalkan Leena.
805Please respect copyright.PENANAdWnBfgOKen
Kali ini benar-benar keterlaluan, membuat Leena yang tadinya sedih karena harus menunggu sendirian ditambah kecewa karena ditinggal Gilang yang membohonginya. Selanjutnya Leena menangis sambil menutup wajah dengan kedua tangannya, Ia duduk menundukkan kepalanya diatas dengkul dan menangis. Sendirian dan menangis. Ia hanya sedih karena harus sendirian, dan kenapa Gilang harus meninggalkannya.
805Please respect copyright.PENANAFyrkVvHUnp
"Leena, apa kau menangis?" Suara familiar seorang pria menghampiri Leena.
Leena mendongak melihat siapa yang bertanya sambil mengusap air matanya. Namun pria itu tak lain adalah Gilang, membuat air matanya kembali mengalir.
"Gilang? Kenapa kembali?" Ucap Leena terisak.
"Bukannya kau ingin meninggalkanku?" Lanjut Leena lalu menangis lagi.
Gilang tak percaya Leena sungguh menangis, Ia bahkan tak menyadari apa yang baru saja Ia lakukan keterlaluan.
"Leena maafkan aku. Aku kira kau tahu aku akan kembali. Aku kira kau tahu, aku hanya bercanda." Ucap Gilang, namun Leena tetap menangis.
"Ayo pulang bersama. Jangan menangis, maafkan aku Leena." Ucap Gilang seraya menyentuh tangan Leena.
"Aku tidak mau, tinggalkan saja aku." Seru Leena, menghempaskan tangan Gilang.
"Kamu yakin? Sendirian menunggu disini? Dan ini masih pukul 10.15, kau masih harus menunggu 1 jam 45 menit lagi." Ucap Gilang namun Leena tak menggubris.
"Baiklah Leena, kalau itu mau-mu" Ucap Gilang. Selanjutnya Leena mendongak melihat Gilang.
"Apa kau akan pergi?" Tanya Leena.
Hening sesaat, lalu Gilang duduk disamping Leena, membiarkan sepeda kayuh-nya tersandar didekat pohon.
"Tentu saja tidak." Ucap Gilang.
"Aku akan menunggu bersamamu disini." Lanjut-nya.
805Please respect copyright.PENANA6C4jksqe7a
Beberapa menit kemudian hening, waktu berjalan lama sekali, Gilang bosan hingga bermain kayu dan pasir disekitarnya, sedangkan Leena hanya duduk terdiam.
805Please respect copyright.PENANABPp1Q6k2Cj
"Leena" Panggil Gilang.
"Hm" Jawab Leena tanpa menoleh kearah Gilang.
805Please respect copyright.PENANAmufvAM1kka
"Apa kau tidak bosan?" Tanya Gilang.
"bosan sih-" belum selesai Leena menjawab Gilang langsung memotong perkataan Leena
805Please respect copyright.PENANA6okkg4G9FS
"Baiklah, ayo pulang bersamaku." Sahut Gilang, sembari menarik tangan Leena.
"Kau yakin?" Tanya Leena memastikan.
"Tentu saja. Ayo naiklah." Ucap Gilang, penuh semangat.
805Please respect copyright.PENANAufR6kyHNy6
Leena menaiki sepeda Gilang, Gilang mengayuh-nya penuh semangat. Keduanya melesat jauh meninggalkan sekolah.
"Gilang, kau kan tidak tahu rumahku." Ucap Leena
"Memang tidak tahu, tapi kan ada Leena yang akan memberitahu" Sahut Gilang sambil tertawa.
"Kalau rumahmu dimana?" Tanya Leena
"Di Perumahan Dinas dekat sini. Kalau Leena?" Jawab Gilang.
"sama aku juga." Sahut Leena.
"Benarkah? Kebetulan sekali, berarti kita searah.
805Please respect copyright.PENANAzMQ2JHqAsQ
Banyak sekali cerita sepanjang perjalanan itu, membuat kami mengenal satu sama lain, dan Gilang menunjukkan rumahnya yang ternyata lebih dekat daripada rumah Leena. Namun Gilang tetap mengantar Leena sampai rumah dengan alasan ingin mengetahui rumah Leena.
805Please respect copyright.PENANABSq3noSTIj
Sesampainya dirumah Leena, Gilang dibuat terkejut mendapati seorang wanita paruh baya yang keluar dari rumah Leena.
805Please respect copyright.PENANABeMNB4Bso9
"Mama??!" Seru Gilang.
ns216.73.216.224da2