Entah bagaimana caranyaaku bisa berada di tempat ini.
Ruangan gelap dan sunyi.
Aku berjalan ke depan, mengikuti kata hati.
Tiba di tengah ruang, aku berhenti. Seberkas cahaya menerangi.
Anehnya, ada sebatang pohon di ruangan ini. Kuputuskan mendekat.
Ternyata ada 2 orang manusia yang sedang bercengkrama di bawah pohon itu.
‘Hey, aku tidak sendirian!’
Kucoba untuk memanggil mereka,
Sekali, dua kali, tapi tidak ada yang menyahuti.
Kulihat lebih dekat, ini semakin aneh, kenapa perempuan itu mirip sekali denganku.
Dan tunggu…lelaki itu juga mirip dengan kawanku di sekolah!
Sayup-sayup kudengar suara mereka,
“Kalau kau seang terpuruk, apa yang biasanya kau lukai?” Tanya lelaki yang mirip dengan
kawanku itu.
Sang perempuan menunjukkan kedua lengannya.
“Mulai sekarang, kalau kau sedang bersedih, terpuruk atau apa pun itu, kau bisa gunakan lenganku sebagai ganti lenganmu untuk melampiaskan rasa kecewamu itu. Kau bisa menggemnya kuat-kuat. Tak apa.” Ucap lelaki itu seraya mengulurkan kedua lengannya. Kedua matanya menyipit dengan senyuman manis di wajahnya.
Mata perempuan itu berkaca-kaca. Kedua tangannya menggenggam kedua tangan lelaki yang berada di sampingnya, lalu memeluknya.
“Terima kasih” ucap perempuan itu lirih. Sedangkan lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya dan balas memeluk perempuan di dekapannya.
Cahaya itu hilang, ruang ini kembali gelap. Entah kenapa alku seperti dibawa ke suatu pusaran. Mataku mengerjap. Kuedarkan pandanganku di tempat aku berada saat ini. Ternyata di kamarku sendiri. Sial. Berarti yang tadi itu mimpi.
Aku mencoba mengingat wajah lelaki di mimpi itu kembali…
“Renjana…”
389Please respect copyright.PENANAy7bQ8v62Ws
-soraihujan