Aku tau dia bukan barang yang bisa dititip dimana-mana, tapi aku mau menitipkan dia kepadamu, karena hanya kau yang bisa menjaga dia. Walaupun waktu belum berpihak kepada mu
“Agung”
Aku tau maksud mu apa, tapi ego masih saja menguasai diriku. Mungkin seperti yang kau katakan, jika waktu belum berpihak kepada ku. Kita lihat saja kedepannya bagaimana
“Renan”
Sudah dua hari Agung di rawat di rumah sakit. Sudah dua hari pula Kiran bolak-balik rumah sakit untuk melihat keadaan Agung. Pada hari ketiga Agung di rawat Renan datang mengunjungi sahabatnya tersebut, sedangkan Kiran pergi menemani Nadila membeli sesuatu. Agung sengaja minta tolong kepada Nadila untuk membawa Kiran pergi, agar dia bisa berbicara empat mata dengan Renan.
Setelah Renan duduk di kursi yang berada di samping bangkarnya. Agung menyandarkan dirinya di kepala ranjang rumah sakit dan mulai menjelaskan maksudnya meminta Renan untuk menemuinya hanya berdua saja. Agung menceritakan semuanya tentang kedekatan dirinya dengan Kiran. Renan masih bingung dengan apa yang dilakukan Agung. Ia tidak mengerti sama sekali, kenapa Agung menceritakan tentang dirinya dan Kiran kepada Renan.
Renan hanya menjadi pendengar yang baik. Sampai Agung mangatakan bahwa ia sangat menyukai gadis itu dari lama dan menyatakan perasaannya kepada gadis itu sebelum ia pergi kerumah sakit. Renan yang medengar itu merasakan aneh dengan perasaannya seolah-olah tidak suka mereka akan menjalin hubungan lebih dari sahabat. Renan hanya bungkam mendengar pernyataan Agung dan memasang wajah sedatar mungkin untuk menutupi perasaan nya yang aneh ketika mendengar Agung menyatakan perasaannya kepada Kiran. Agung yang melihat kebungkaman Renan dan tatapan Renan yang seolah menanyakan sesuatu hanya terkekeh pelan.
Kemudian Agung melanjutkan perkatannya bahwa Kiran menolak ia, Kiran hanya ingin hubungan mereka sebatas sahabat dan Agung menerimanya walaupun sedikit berat untuk melepaskan Kiran dengan orang lain. Setelah mendengar kalimat Agung, perlahan wajah datar Renan hilang dan menampilkan senyum walaupun sangat tipis, tapi masih bisa dilihat oleh Agung. Agung hanya terkekeh melihat perubahan raut wajah Renan. Agung tau jika sahabatnya ini penyayang, hanya saja ego lebih menguasai dirinya, terlebih lagi hasutan dari perempuan yang benama Luna itu. Agung percaya Renan dan Kiran akan bersatu nantinya, hanya waktu yang bisa menjawab semua itu. Agung percaya suatu saat nanti Renan akan menyadari kesalahannya. Kita lihat saja nanti.
Agung kembali membuka suaranya karena sedari tadi Renan tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun. “Ren…” kata Agung Lirih. Renan yang mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Agung seolah berkata ada apa. Agung yang mengerti dengan tatapan Renan mulai bicara “Gue boleh minta tolong gak?” Renan hanya menaikan sebelah alisnya dan Agung melanjutkan perkataannya “Gue mau lo… lo jagain Kiran…” kata Agung Lirih.
Renan yang mendengar itu langsung memutar bola matanya malas, karena dia sangat benci jika berurusan denga seorang Kiran, ya sekarang ego itu kembali menguasai dirinya, hanya beberapa menit tadi ia ketakutan akan kehilangan Kiran, tapi sekarang ego kembali yang menguasai dirinya dan berkata “Tap…” belum sempat Renan melanjutkan ucapannya, langsung dipotong oleh Agung “Iya… gue pahan apa yang mau lo bilang. Gue udah tau semua tentang lo sama Kiran” Renan yang mendengar itu, langsung melototkan bola matanya kaget dan berkata “Udah lah Gung… ga usah bawa-bawa nama cewek itu di depan gua dan lo paham kan apa maksud gua?” kata Renan yang terbawa emosi.
Agung tidak mau kalah dan berkata lagi “Iya… gue sangat paham apa maksud lo. Gue juga gak minta lo selalu ada di dekatnya. Tapi awasi dia dari jauh saja dan jangan buat dia nangis lagi. Lo tau ga… di luar dia sangat kuat, tapi di dalamya sangat rapuh” kata Agung dengan penuh penekanan. “Lo.. kenapa” tunjuk Renan di depan muka Agung. “Lo… lo masih suka sama cewek itu, setelah lo ditolak ha?” kata Renan. “Iya… gue masih dan akan tetap suka dan sayang sama cewek itu. Cewek yang selalu lo benci, gue suka sama dia sudah lama dan lo tau itu kan” emosi Agung mulai naik “Lo…” menunjuk Renan “Lo… masih ingat ga waktu SMA gue pernah bilang”
Flashback On
“Lo kenapa ngelamun terus?” kata Renan yang memperhatikan sahabatnya sedari tadi hanya diam saja. “Gue… kangen dia. Apakah gue masih bisa ketemu dia sebelum gue pergi selama-lamanya” kata Agung dengan tatapan kosongnya. Renan yang mendengar itu kaget dan berkata “Lo… gak boleh ngomong kaya gitu. Lo harus yakin suatu hari nanti lo akan bertemu dengannya” ya… Renan sudah tau si dia yang dimaksud sahabatnya itu siapa, karena Agung telah menceritakan semuanya kepada Renan. Agung yang mendengar perkataan Renan seperti itu hanya bisa tersenyum tipis, walaupun pertemuan itu akan sangat mustahil, karena dia tidak tau keberadaan gadis itu sekarang dimana.
Flashback Off
Renan yang mengingat kembali obrolan mereka ketika SMA hanya bisa mengangguk dan dia sekarang sudah bisa meredakan emosinya tadi. Agung yang melihat Renan mengangguk mulai berkata lagi “Sekarang keinginan gue sudah terkabul. Gue sudah ketemu dia. Gue udah ngungkapin perasaan gue ke dia” kata Agung dengan tersenyum. Mendengar itu Renan menjadi diam seribu bahasa, dia kaget mendengarkan penuturan sahabatnya itu.
“Gue tau… gue gak bisa selamanya berada disisinya. Lo tau… saat Vero menceritakan semua tentang Lo dan dia, gue sempat marah ke lo, tapi gue juga tau itu semua gak ada gunanya. Makanya gue sekarang minta tolong ke lo. Gue tau lo ga akan mau” kata Agung. Renan hanya diam mendengarkan itu semua. “Nanti, jika dia tau gue pergi dia akan sangat terpukul dan gue harap lo ada di dekatnya walaupun hanya sebentar.” Kata Agung lagi. “Lo ngomong apa sih? Ga ada yang akan pergi, lo yang harus jaga dia bukan gue, karena gue gak mau” kata Renan dengan datar. Agung yang mendengar itu hanya bisa tersenyum melihat sahabatnya ini, karena ia yakin suatu saat nanti sahabatnya ini akan selalu ada di sisi cewek yang sangat246Please respect copyright.PENANAl12Hl5dloM
dicintainya ini.
Kamis, 25 Juni 2020
ns18.216.219.130da2