Aku senang bertemu dengan mu lagi. Akhirnya rindu ini tersampaikan juga
“Kiran”
Aku sangat merindukanmu selama ini. Waktu akhirnya berpihak kepada ku, sehingga bisa mempertemukan kita kembali
“Agung”
Ada rasa sakit ketikaku melihat mu tertawa lepas dengannya sahabat ku sendiri
“Renan”
Kiran dan Agung sedang berjalan ditepi pantai. Walaupun hari sudah mulai gelap, mereka tetap menghabiskan waktu bersama. Agung tidak pernah melepaskan genggamannya dari Kiran, sedangkan Kiran hanya diam saja digenggam oleh Agung. Karena ia sangat nyaman digenggan oleh Agung sahabatnya ini. ia meresa dilindungi. Agung dan Kiran menikmati hari ini dengan sangat bahagia. Hanya tawa yang keluar dari mulut Kiran sedari tadi. Mereka juga mengenang masa-masa kebersamaan mereka ketika itu. Mereka saling melepaskan rindu yang selama ini tertahan.
Tidak jauh dari tempat mereka berada saat ini, ada sepasang mata yang sedari tadi tak lepas memperhatikan mereka. Sepasang mata itu adalah milik Renan. Ya ketika Renan memilih untuk meninggalkan teman-temannya ia tidak sengaja melihat Kiran dan Agung yang sedang berjalan ditepi pantai dengan Agung yang tak pernah melepaskan genggaman tangannya dari tangan Kiran, sedangkan Kiran selalau tertawa lepas menanggapi setiap kata yang keluar dari mulut Agung.
Entah kenapa Renan menatap sendu ke arah Kiran dan Agung. Ia juga bingung dengan perasaannya ini, kenapa ia gak suka lihat Kiran tertawa lepas dengan Agung sahabatnya, sedangkan ia sendiri juga tidak menyukai Kiran. Apalagi setelah mengetahui sebuah fakta bahwa orang yang selama ini dicari dan selalu menjadi tempat curhat sahabatnya itu adalah cewek yang telah masuk ke dalam hidupnya. Cewek yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Cewek yang sangat disayang oleh adeknya sendiri, serta cewek yang telah membuat masalah dengannya.
“Lo tersenyum ketika bersama Agung, sedangkan dihadapan gue lo selalu memasang muka dingin datar. Lo juga menciptakan tembok tinggi diantara kita. Gue juga bingung kenapa gue seperti ini. Sikap gue menunjukkan sangat membenci lo, karena semenjak kehadiran lo hubungan gue dengan Luna sering dalam masalah, tapi kenapa hati gue seolah-olah mengatakan bahwa gue gak benci lo. Melihat lo tertawa lepas dengan orang lain kenapa membuat hati gue sakit ya” batin Renan sembari tersenyum miris melihat pemandangan yang ada di hadapannya ini.
Setelah itu Renan memutuskan untuk pergi. Entah kenapa melihat itu, hatinya menjadi sakit. Renan juga bingung dengan hatinya ini. Ketika ia melihat Kiran entah kenapa ingatannya kepada Luna mulai berkurang. Semenjak ia liburan, ia belum berkomunikasi sekalipun dengan Luna, begitupun Luna, ia juga tidak ada menghubungi Renan, tidak seperti biasanya, apalagi keadaannya sekarang Luna tau kalau Renan dan Kiran sedang berlibur bersama. Entah kenapa Renan juga tidak ada minat sedikitpun untuk menghubungi Luna. Renan hanya berpikir biarlah waktu yang akan menjawab semua ini, sedangkan Renan hanya bisa menunggu sampai jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Renan selama ini ia dapatkan.
Sabtu, 20 Juni 2020
ns18.191.207.122da2