"rasakan ini !" teriak salah seorang siswa di depan kelas sambil melempar sebuah bola kertas kearah siswa lainnya.
Dengan cekatan, siswa yang menjadi sasaran itu berhasil menghindar dan akhirnya bola kertas itu mengenai seorang siswi yang ada dibelakangnya.
"HA HA HA" tawa siswa-siswi lainnya pecah melihat raut wajah kesal teman sekelas mereka.
"Hei! siapa yang melemparku? Ah! Pasti itu kau!" Siswi tersebut balas melempar ke arah siswi lainnya.
" Akh! hei!, berhentilah menggangguku! Aku ingin belajar!" teriaknya melempar kembali bola kertas itu.
Lempar-melempar bola kertas sudah seperti rutinitas di kelas itu ketika menunggu jam pelajaran dimulai, suasana begitu ricuh ditambah dengan beberapa kelompok siswa-siswi yang berlarian kesana kemari dan beberapa lainnya dengan kesibukan mereka masing-masing.
Diluar, Kaylee Ward terlihat berjalan menuju kelas, langkahnya terhenti di depan kelas melihat kericuhan siswa-siswi lainnya. Helaan nafas kesal keluar dari mulutnya kemudian ia lanjut jalan menuju tempat duduknya.
Sudah seminggu Kaylee pindah ke sekolah itu, sekolah yang sangat jauh dari keramaian kota, tempat yang sebenarnya tidak ia suka namun ia tidak punya pilihan lain setelah kedua orang tuanya memaksanya untuk pindah dengan alasan agar dia tidak selalu bergantung pada kemajuan teknologi media sosial yang selama ini tidak pernah lepas darinya.
" Pagi Kaylee" sapa Joval Shaw ramah.
Kaylee menoleh tanpa membalas sapaan Joval, ia kemudian duduk dan mengeluarkan smartphone dari dalam saku roknya, lalu ia berdecak kesal melihat smartphone mahal tanpa signal yang sedang ia pegang.
"Huh" helanya kemudian memasang handsfree dan mulai memejamkan mata menikmati musik yang ia dengarkan.
"Aku tidak menyukainya. Dia bahkan tidak membalas sapaan Joval" siswi di belakang Kaylee mulai berbisik
"Ya aku juga. Dia sangat angkuh"
"Sok cantik"
"Joval yang tampan itu lebih cocok untukku"
"Huuu"
" TEMAN-TEMAN, PROFESSOR GARRANT PALMER MINTA TUGAS KITA DIKUMPUL SEKARANG!" teriak Robert di depan kelas.
"Kaylee" panggil Joval beranjak dari tempat duduknya.
" Kaylee" ulangnya lagi
"KAYLEE WARD!" panggilnya agak keras sambil menyentuh bahu Kaylee dengan telunjuknya.
Seketika Kaylee membuka mata, menatap Joval dengan tatapan kesal.
"Tugas" ucap Joval menunjuk buku tugas miliknya sembari tersenyum.
Dengan kesal Kaylee mematikan musik yang sedari tadi ia dengar kemudian mengambil tugas dari dalam tasnya. Ia lalu bangkit, berjalan meninggalkan Joval. Joval hanya tersenyum mengikuti langkah Kaylee mengumpulkan tugas kedepan kelas.
Belum sempat Kaylee meletakkan tugasnya, Robert tiba-tiba mengeluh.
"Aww, sepertinya perutku mulas. Ah! Kaylee, tolong bawakan tugas-tugas ini ke ruang Professor Garrant! Tunggu sampai ia mempersilahkan masuk ya. Terimakasih" ucapnya langsung memberikan tumpukan tugas itu pada Kaylee dan langsung berlari keluar kelas.
"HEI!" teriak Kaylee kesal.
"Sini aku bantu" Joval mengambil setengah tumpukan tugas ditangan Kaylee dan mulai berjalan keluar.
Kaylee berdecak kesal dan mulai mengikuti Joval dengan malas. Tidak ada percakapan diantara mereka. Tak lama kemudian mereka tiba di depan ruang Prof Garrant. Joval mengetuk pintu. Tidak ada sahutan.
"Prof Garrant! Kami datang membawa tugas!" teriak Joval kemudian mengetuk lagi. Tetap saja tidak ada jawaban.
Joval memandang Kaylee, Kaylee hanya menatap Joval dengan malas.
"Kami izin masuk Professor" ujar Joval membuka pintu.
"Hei! apa yang kau lakukan?!' bisik Kaylee setengah berteriak.
"Sstt! tidak apa-apa, kita akan kembali setelah meletakkan tugas ini" Joval masuk ke dalam.
Kaylee kembali menghela nafas dan masuk ke dalam dengan perasaan sedikit cemas sambil melihat sekeliling.
Ruangan itu terlihat rapi, banyak buku-buku tersusun disetiap rak-rak disana. Kaylee meletakkan tugas-tugas itu diatas tugas yang sudah lebih dulu di letakkan oleh Joval.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Ayo kembali!" teriak Kaylee namun dengan suara yang berbisik, Joval tidak menjawab, dia terus berjalan ke arah rak buku yang ada di sudut ruangan.
"Joval!" pekik Kaylee.
"Kita lihat-lihat sebentar" ucap Joval tanpa melepaskan pandangan dari buku yang sedari tadi ia bolak-balik.
"Hei, letakkan itu!" Kaylee mengambil buku yang Joval pegang dan meletakkannya kembali ke tempat semula.
"Wow! Indah sekali!" nilai Joval pada lukisan yang ada didepannya.
"Jangan sentuh!" ujar Kaylee. Terlambat, Joval sudah menyentuh lukisan itu hingga bagian yang Joval sentuh bergerak sedikit menjorok ke dalam.
Bersamaan dengan itu, sebuah lubang dengan tangga menuju kedalamnya muncul disudut lantai. Joval memandang Kaylee.
"Sudah-sudah. Sekarang kita lebih baik kembali sebelum Prof. Garrant tiba" Kaylee menarik lengan baju Joval.
"Akh baiklah baiklah"
Belum sempat Kaylee dan Joval melangkah, suara langkah kaki Prof. Garrant Palmer mendekat.
"Bagaimana ini? Sepertinya itu Prof. Garrant!"
Kaylee dan Joval mulai panik. Langkah kaki itu semakin mendekat dan tanpa pikir panjang Joval menarik Kaylee kearah lubang yang ada di lantai.
"Kita bersembunyi disini sebentar!" perintah Joval.
"Apa kau gila? Bagaimana jika kita ketahuan?"
"ssstttt! Dia mendekat!"
Langkah kaki Prof. Garrant berhenti, kini terdengar suara pintu dibuka, dengan cepat Joval menarik Kaylee masuk ke lubang itu lalu menutupnya. Dan tanpa sadar pintu dilantai itu terkunci begitu juga dengan keadaan lukisan yang kembali seperti semula.
"Bagaimana ini? Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Kaylee panik.
Tidak ada jawaban. Kaylee menoleh ke belakang, tidak ada. Joval menghilang.
"Jo" panggilnya.
Tetap tidak ada sahutan dari Joval.
"Jangan main-main, dimana kau?!" teriak Kaylee sambil menyusuri anak tangga dengan hati-hati. Ia mengeluarkan smartphone dan mulai menyalakan cahaya untuk membantunya menuruni anak tangga. Dinding-dinding itu terlihat seperti bangunan tua, ada retakan disana-sini. Begitu juga degan anak tangga yang Kaylee lewati.
"Apa ini? Sekolah ini memang dari awal sudah sangat aneh" pikir Kaylee.
Tak lama Kaylee menuruni anak tangga, kini sepatunya menginjak sesuatu yang hijau.
"Rumput? Apa sebenarnya tempat ini?" otak Kaylee tak henti-hentinya berpikir.
"Lihatlah Kay!" seru Joval yang sudah lebih dulu takjub dengan pemandangan yang ada di depan mereka.
Kaylee memandang kedepan, ia tertegun takjub, seakan ia telah melupakan kekesalannya pada Joval.
Hamparan rumput hijau membentang di hadapan mereka. Dengan pepohonan yang sangat rimbun dan terdapat berbagai macam bunga yang bermekaran diantaranya. Tak sedikit kupu-kupu yang terbang disana. Tak sedikit pula kelinci-kelinci lucu mengintip dari balik lubang-lubang rumah mereka.
"Tempat apa ini?" tanya Kaylee takjub. Joval yang berada tidak jauh di depannya mulai berlari kecil kearah para kelinci sambil berteriak "Ntah la, ini sangat keren!"
"Tidak tidak tidak. Jo kita harus kembali sekarang" ucap Kaylee kembali panik
"haha"
Joval tidak menggubrisnya, ia malah asyik berlarian kesana-kemari mengejar kelinci-kelinci itu. Seakan-akan dia melupakan umurnya yang sudah bukan anak SD lagi.
"Baiklah baik. Jika kau tidak ingin kembali. Aku akan kembali sendiri!" seru Kaylee kemudian berbalik. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti.
"Jo.. Bukankah tangganya ada disini?" tanya Kaylee mulai merasa takut.
"Tangganya hilang! Bagaimana ini?"
bersambung. . .
ns 172.70.179.79da2