Rara sudah berada disekolahya,ia berangkat bersama Reza dan pulang nanti juga bersama Reza. Kata Rico, ia diberitahu saat SMA agar mengenal dekat Reza, jadi setelah lulus langsung membuat acara besar- besaran tanpa kenal- kenalan dulu.
Rara segera berlari menuju madding mencari namanya untuk mengetahui kelas mana yang ia singgahi. "gue sekelas sama Luna dan Sarah" gumam Rara. Tiba – tiba sebuah tangan terulur dan merangkulnya. Rara melirik seseorang yang sudah berani merangkulnya. Namun, yag benar saja Reza yang tengah merangkulnya.
"bukannya lo ke kelas?" Tanya Rara sambil melihat punggung Reza mencari tas yang seharusnya sedang Reza bawa.
"cuman naroh tas, terus kesini mastiin calis gue sampai kelas dengan selamat..eh, taunya masih disini" jelas Reza. Rara memutarkan bola mata malas. 'memangnya gue anak kecil' ucap Rara dalam hati.
"ohh gitu" Reza mengajak Rara berjalan menuju kelas baru Rara. Rara menurut, namun ditengah perjalanan ia dan Reza bertemu ketua panitia MOS yang ia kenal dengan nama Alex. Reza dan Rara memberhentikan langkahnya dan berbincang.
"eh, zaa makasih ya kemaren cuman karna ucapan lo anak anak mau nurut.. boro- boro gue.. yang ada dicuekin" ucap Alex yang langsung dismbut kekehan Reza.
" akhirnya lo punya pacar juga zaa. Gue kira lo gay" ejek Alex. Reza langsung menonjok pelan Alex. "sialan lo" celetuk Reza. Rara terdiam mendengarkan perbincangan dua anak laki- laki tersebut, lalu menggerakan tangan Reza pelan. Mengode, dia ingin segera pergi ke kelas.
"udah dulu ya bro, mau nganter Rara ke kelas" pamit Reza lalu melanjutkan langkahnyamenuju kelas Rara.
"ciee.. anter- anteran" goda Alex yang sudah jauh dibelakang.
Rara dan Reza melangkah menyelusuri lorong kelas 10, sesekali Reza melirik wajah cantik Rara yang sudah tidak sabar sampai kekelasnya Reza memberhentikan langkahnya lalu Rara melirik Reza dengan tatapan jengkel.
" tadi udah berhenti gara- gara ada kak Alex, sekarang berhenti lagi.. kapan nyampenya" cerocos Rara tidak sabar. Reza tersenyum tipis melihat tingkah Rara yang mirip sekali dengan masa lalunya.
Reza mengangkat tangannya lalu menunjuk ke salah satu kelas. " itu kelas lo"
Rara mengangguk lalu melangkah menuju kelas yang Reza tunjuk. Namun, langkahnya terhenti karena Reza memanggilnya.
"ada apa?" teriak Rara yang jaraknya belum jauh dari Reza.
" ada yang ketinggalan" Rara menghampiri Reza.
"apa?" Tanya Rara bingung.
Cup!
Reza mengecup pipi rara sekilas sebuah kecupan kasih saying dari Reza untuk Rara. Sebenarnya Rara bigitu terkejut dengan tindakan Reza yang mendadak tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Rara memang mulai menyukai Reza dan kini Rara benar- benar bahagia.
" gue ke kelas dulu ya" gumam Rara seraya menundukan kepala lalu berlari menuju kelasnya. Rara yakin saat ini pipinya tengah memerah.
"istirahat bareng yaa" teriak Reza lalu meanjutkan langkahnya menuju kelasnya.terdengar teriakan- teriakan kaum hawa.
Rara yang sudah sampai dalam kelasnya mendapat tatapan bingung dua sahabatnya karena pipi Rara yang putih tiba- tiba berubah mejadi merah seperti tomat.
"lo kenapa raa? Gak abis ditamparkan?" celetuk luna. Rara tertawa mendengar perkataan sahabatnya, ia membayangkan semerah apa pipinya sampai sahabatnya itu mengira dia baru saja di tampar.
"atau jangan- jangan lo ditampar sama si ketua OSIS itu" tebak sarah. Rara semakin tertawa mendengar perkataan Sarah, lalu ia berjalan mencari bangku yang kosong. Sedangkan dua sahabatnya masih menatap Rara bingung.
"belakang gue aja Rara, kan gue duduk sama sarah. Nah, lo duduk sama Angel.. dia sekarang bagian dari kita. Boleh kan Raa" jelas Luna lalu Rara mengangguk mengerti. Angel mengulurkan tangan memperkenalkan diri, Rara langsung membalas uluran tangan tersebut dan memperkenalkan diri, lalu duduk disebelah Angel.
Angel terkejut," lo keluarga ken!"
"iyaa, kenapa sih gak lo terus si Sarah.. kaget gue dari keluarga ken" ucap Rara kesal. Sarah yang mendengar percakapan Rara dengan Angel langsung berbalik kini posisinya menghadap Rara bukan lagi papan tulis. "gini loh.. raa perusahaan Caesar itu terkenal dan juga terkaya dan perusahaan ken itu juga sama terkenalnya dan terayanya. Nah, sekolah kita ada murid dari kedua perusahaan terkenal dan terkaya bahkan bisa cetak dua..kenapa gak sekolah lain aja? Karna sekolah kita kan gak ada apa- apanya" cerocos Sarah.
"terus gue diusir? Gak boleh nih sekolah disini? Fine..besok gue pindah" balas Rara. Namun, Rara tidak serius dengan ucapannya. Luna yang sedang asik dengan bukunya tiba- tiba berbalik lalu menoyor kepala Sarah.
"Sarah bego! Biarin Rara disini apa" celetuk Luna sambil menoyor kepala Sarah berkali- kali sedangkan Sarah hanya bisa teriak keaduhan.
"ntar yang buat dimintain contekan siapa" sambung Luna yang langsung mendapat tinjuan kecil Rara. Angel terkekeh melihat candaan para sahabat barunya.
"kan gue bercanda" Ruang kelas seketika hening. Tidak ada candaan. Tidak ada obrolan. Tidak ada kegaduhan. Karna seseorang guru perempuan baru saja masuk.
❄💭❄💭❄💭❄
Teeeett..
Bel istirahat berbunyi. Siswa- siswi SMA Merpati putih berhamburan keluar kelas ddan langsung menyerbu kantin. Sedangkan Rara sibuk mengotak- atik handphonenyadidalah kelas. Luna, Angel, dan Sarah merasa kesal harus menemani Rara yang sedang berpacaran dengan handphonenya.
Luna menghela napas panjang. "lo gak mau ke kantin gitu?" Tanya Luna yang dibalas gelengan kepala Rara. Namun, kesibukan Rara dengan handphonenya itu tidak bertahan lama karena seorang laki- laki menghampirinya dan sekarang tengah memperhatikannya. Tapi Rara tidak menyadari jika ia sedang diperhatikan.
Sarah melebarkan matanya kaget,"Raa lo liat depan lo dulu" bisik Sarah. Rara pun menurut lalu mengangkat kepalanya perlahan. Rara terdiam mematung melihat Reza yang sedari tadi menatapnya tajam. Sarah, Angel dan Luna bergelidik ngeri melihat Reza menatap tajam Rara.
"lupa?" Tanya Reza dingin. Sarah, Angel dan Luna berlari meninggalkan Rara berdua dengan Reza. "sialan, ditinggal" umpat Rara dalam hati.
"eh, iya" Rara memasukan handphonenya dalam saku kemejanya lalu bangkit dan menggandeng tangan Reza, mengajaknya berjalan menuju kantin.
"istirahat ditaman" ucap Reza singkat sesampainya dikantin. Rara terdiam lalu berjalan seorang diri menuju salah satu kios yang menjual hot dog kemudian membeli dua hot dog untuknya dan Reza.
"buat lo, katanya mau ditaman kan.. kita makan bareng ditaman" jelas Rara pada Reza lalu menark Reza menuju taman samping sekolah. Sesampainya di taman Reza mengajak Rara untuk duduk pada salah satu bangku taman yang kosong lalu menikmati hembusanangin yang hilir mudik.
"dulu gue pernah diajak ke taman sama Almarhun nyokap terus dia bawa temen buat gue, dia cowo dan dia lebih tua dri gue, tpi sampai sekarang gue gak tau namanya. Pengen banget ketemu dia lagi. Kata nyokap dia bakal jagain gue sampai umur gue habis.. tapi sekarang aja gue gak tau dia dimana? Dia siapa?" Rara mengingat ingat kejadian ketika ia umur 6 tahun. Reza tersentak kaget mendengar cerita Rara karna yang Rara ceritakan adalah dirinya dan Tante Maura.
"itu gue" sahut Reza setelah Rara bercerita. Rara memandang Reza lalu tertawa lepas.
"gak mungkin" ucap Rara disela- sela tawanya.
"itu gue"
"gak percaya"
"itu gue"
" temen gue gak sedingin es"
"Tanya aja papa"
"tetap gak percaya paling juga lo sekongkolan sama Om Vito"
"itu gue"
Teeeett..
Bel sekolah sudah berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai. Rara bangkit lalu berlari kecil menuju kelasnya.
"gak percaya" ucap Rara pada Reza disela- sela larinya.
Reza memandang punggung Rara yang sudah jauh dari jaraknya sambil tersenyum tipis. 'lo mirip dia, dan ternyata kita juga pernah dipertemukan' batin Reza.
❄💭❄💭❄💭❄
ns18.116.47.33da2