Gio melangkah sendirian di lorong rumah sakit. Makhluk itu sudah menguasai Nina. Sebenarnya dia ikut kemari karena mencemaskan gadis itu. Dan sekarang kecemasannya benar - benar menjadi kenyataan. Seharusnya dia bertindak lebih cepat dan langsung menolong Nina saat melihat sosok mengerikan di samping gadis itu waktu latihan basket kemarin. Tapi dia malah diam saja. Dasar bodoh, serunya dalam hati, namun sekarang bukan waktunya menyerah, setidaknya dia harus mencoba mengeluarkan arwah jahat itu dari tubuh Nina. Gio memang diam saja saat itu karena dia tidak mau dianggap aneh. Susah payah dia membuat dirinya tampak normal di depan teman - temannya. Dulu dia selalu dijauhi teman - temannya karena mereka takut padanya. Mereka menganggap ada iblis di dalam dirinya. Hal itu membuatnya selalu membatasi diri dalam pergaulan. Kemampuannya melihat dan berkomunikasi dengan alam gaib membuatnya tidak mau terlalu dekat dengan orang lain. Dia tidak ingin ada yang tahu rahasianya itu dan menjalani hidup yang normal, meski tak punya teman dekat. Namun sekarang keegoisannya menyimpan rahasia membuatnya merasa bersalah, karena dia justru membiarkan Nina dikuasai oleh kegelapan tersebut.
Di dalam kamar, Sasha dan Marni masih heran dan bingung dengan sikap Nina,
"Kau ini kenapa, Nin? Kenapa kau usir Gio? Bukannya kau suka cowok itu?" tanya Marni penasaran.
Nina tersenyum sinis dan dingin,
"Aku sudah melupakannya, aku tidak mungkin menyukai cowok seperti Gio," serunya. Dua sahabatnya itu saling bertatapan, sejak kapan Nina tidak menyukai Gio? Bukankah sahabat mereka itu selalu melihat cowok itu setiap kali ada kesempatan?
219Please respect copyright.PENANAB7sFZMkoVD
ns216.73.216.206da2