/story/46909/iro-no-gunjin-prolog/toc
Iro no Gunjin, prolog. | Penana
arrow_back
Iro no Gunjin, prolog.
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
PG
Iro no Gunjin, prolog.
Kuro357
Intro Table of Contents Comments (0)

Prolog.

cahaya yang sangat terang juga panas yang membara.

Itulah yang kurasakan, si jago merah itu melahap rumahku dengan sangat semangat, membuatku terduduk kaku diatas tanah dingin. meskipun baranya sangatlah panas tetapi aku justru merasakan kedinginan, bukan karena suhu dimalam hari, tetapi kedinginan karena ketakutan. ketakutan atas apa yang akan terjadi berikutnya.

Aku memeluk diriku sendiri, air mataku mengalir. aku menangis dan berteriak sangat kencang, namun tidak berhasil mengalahkan suara gemeretak dari rumahku yang mulai ambruk. aku memaksa tubuhku untuk berdiri, dengan menangis tersedu sedu aku mulai berjalan mendekati rumahku yang terbakar.

'Aku harus menyelamatkan keluargaku!!' ucapku dalam hati.

Demi melihat aku yang berjalan dan jadi berlari, ibu tetanggaku berteriak hendak mencegahku masuk. namun terlambat, aku berlari sangat kencang membelah angin, menuju rumah yang sedang dilahap si jago merah.

"JAANGGGAANN!!!!" teriak ibu itu yang tidak kuharaukan.

Aku berhasil masuk kedalam rumahku, mencari cari keberadaan orangtuaku dan adik kembarku. "DIMANA KALIAN?" teriakku. aku berhasil menemukan adik kembarku dibawah tangga, dia sedang terduduk ketakutan sambil menutup wajahnya.

Aku meraih tangannya, dia tersentak. "Apa yang kau lakukan disini? bahaya tahu! cepat lari dari sini!" ucapku setengah membentak. dia terlihat ketakutan, aku segera menariknya menuju pintu belakang. begitu sampai aku tersentak kaget, pintu itu sudah ambruk.

kami pun berlari menuju pintu depan. udara yang panas juga nafas yang memburu menjadi satu disini. kami hampir sampai di pintu depan, dan seketika ada puing bangunan yang mau menimpa kami.

Dengan sigap aku mendorong adikku kedepan dan aku termundur. 

"KAKAKKKK!!!" teriak adikku.

Aku menatap kearahnya, kami terpisah puing bangunan yang terbakar itu. "LARI! AKU AKAN MENYUSULMU!" teriakku.

"Tapi..."

"CEPAT!!!" teriakku lebih membentak lagi.

Dia tersentak, lalu berlari menuju pintu keluar. sementara aku sedang mencari jendela yang masih bisa kugunakan. aku berlari menuju ruang tamu, jendelanya sudah terbakar seperti pintu belakang. aku terbatuk dengan sangat keras, pandanganku mulai kabur, sepertinya aku terlalu banyak menghirup asap.

'Tidak... jangan sekarang..." ucapku dalam hati.

Aku berjalan menuju kamar orangtuaku, keadaan jendelanya juga tidak bisa kugunakan. aku tidak menyerah, aku mencari jalan lain. namun tak lama, terdengar suara gemeretak yang sangat keras dan menyeramkan berasal dari atasku. refleks aku mendongak keatas, aku sangat terkejut, atap atap rumah ini retak retak dan pasti sebentar lagi akan runtuh.

'Ah....' ucapku pasrah didalam hati saat aku melihat atap atap itu mulai runtuh dan akan menimpaku.

                                                                     ***

Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time: 2 minutes
toc Table of Contents
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.