/story/46262/countless/?v=mobile
COUNTLESS | Penana
arrow_back
COUNTLESS
more_vert share bookmark_border file_download
info_outline
format_color_text
toc
exposure_plus_1
Search stories, writers or societies
Continue ReadingClear All
What Others Are ReadingRefresh
X
Never miss what's happening on Penana!
PG-13
COUNTLESS
AGA
Intro Table of Contents Comments (0)

Begenning

Namaku Alicia Yordania. Aku hanya detektiv perempuan muda biasa di negara besar Amerika. Nggak ada yang spesial dari hidupku sampai, ah.... tunggu. Sepertinya ini terlalu biasa. Maaf, aku tidak terbiasa membuat pembukaan yang sangat menarik.

Ini semua berawal ketika aku di tugaskan menjadi penyelidik di sebuah kasus pembunuhan barantai di pseudo Jakarta, mengantikan seniorku yang bernama William karna harus menghadiri upacara pemakaman di San Fransisco tempat kelahirannya selama 2-3 minggu. Jika oleh mengakui aku cukup seram dengan cara pembunuh yang di juluki 'Sǐshén' itu.

Pada awalnya Sǐshén akan menyiksanya, seperti mencabuti kuku atau gigi, kemudian memangkas rambutnya secara asal (hingga merobek kulit kepala), memukulnya korbannya dengan benda tumpul seperti tongkat bisbol, menyuntikkan Epinephrine dalam jumlah banyak, dan setelah melakukan penyiksaan maka Sǐshén akan memenggal kepalanya dalam sekali tebas dengan senjata yang masih kami duga adalah kapak.

Aku dan rekanku Brandon, Ryan, dan Lisa masuk kedalam TKP yang sudah dilingkari garis kuning polisi. TKP kali ini adalah sebuah rumah potong yang sedang tidak beroperasi. Lantainya penuh dengan darah yang hampir mengering, saking banyaknya darah Lisa bahkan mengira bahwa itu adalah warna asli dari keramik yang sebenarnya berwarna cream.

Di tengah ruangan terdapat kursi yang biasa digunakan oleh dokter gigi untuk memeriksa pasiennya. Tubuh korban yang kepalanya sudah berada di lantai tertidur bersama setelan jas putih yang hampir tidak lagi putih.

"Licia, menurut kamu siapa pelakukanya?" Brandon bertanya saat ia berjongkok di depan kepala si korban yang sudah di edintifikasi sebagai seorang produser bernama Harianto Kurnia berumur 32 tahun.

Aku terdian, mataku meneliti setiap sudut ruangan. Kursi, mayat, barang bukti yang sudah di tandai, serta flash dari kamera. "we can't conclude without proof, Mr. Abraham"







Show Comments
BOOKMARK
Total Reading Time:
toc Table of Contents
No tags yet.
bookmark_border Bookmark Start Reading >
×


Reset to default

X
×
×

Install this webapp for easier offline reading: tap and then Add to home screen.