Dia memaki ku, mencap aku dengan kata-kata yang tak pantas dikatakan. Dia kamu dia memintaku untuk tidak menghubungi hizkia dan memblokir semua akses tentang dia.

Akupun hanya melihat pesan itu dan tak merespon sedikitpun, aku masih nggak percaya apa yang hizkia lakukan terhadap ku. Mungkin sudah saatnya kami berpisah.

Setelah kejadian itu Aku tidak lagi menghubungi hizkia, namun ketika malam hari hizkia menghubungi aku dengan akun teror dari sang kekasihnya.

Dia menuduhku aku mengirimkan foto mereka berdua di kamar ke tantenya dia. Ya memang Aku mengakui aku yang foto itu ke tantenya. 

Namun aku berkilah dengan mengatakan bahwa aku bukan pelakunya. Tapi aku yakin bahwa dia meyakinkan itu adalah aku.

Akhirnya pertengkaran pun tak terelakkan lagi di antara kami berdua. Akhirnya dia memakiku juga untuk meninggalkan hubungan kami.

Dan dia mengatakan bahwa aku tak pantas disebut lagi teman kecil dan cinta kecil, melainkan aku adalah musuh masa kecil dia.

Lalu aku aku pun memutuskan untuk tidak menghubungi dia, dengan caraku mengakui bahwa aku telah memiliki kekasih juga.

Dan dia mengucapkan selamat, dan aku meyakinkan setelah ini kami benar-benar berpisah untuk selamanya.

Tapi setelah perpisahan itu aku tak sedikit pun merasakan kegalauan dan kesedihan di hatiku, Karena bagiku kehilangan satu orang yang tak mencintaiku adalah masalah yang tak seberapa bagiku ketimbang aku harus mengorbankan perasaanku untuk orang tersebut.